Jambu biji yang ada di dalam tas Bella membuatnya tersenyum sumringah. Dia akan membuat jus jambu nanti saat sampai di rumah. Bayangan segarnya jus jambu dengan es batu membuat Bella tersenyum semakin sumringah.
"Bel, aku antar sampai mana?" tanya Haidar pelan.
"Depan komplek saja, Kak. Aku takut kalau Papa atau Mama lihat." Haidar hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
Dia menghentikan laju motornya di bahu jalan, Bella segera turun dari motor dengan senyum tak pernah luntur dari bibirnya.
"Terima kasih, buat ketenangan dan jambu nya. Lain kali ajak lagi, ya Kak." Ujar Bella dengan senyum manis.
"Kapan-kapan, salam sama Papa Mama." Bella mengangguk dan berjalan memasuki gerbang komplek.
Saat bertemu satpam, Bella tersenyum manis dan menunduk pelan. Hal yang sering Bella lakukan saat bertemu orang yang lebih tua darinya.
Suasana komplek yang lumayan sepi karena waktu menunjukan pukul setengah enam. Memang Bella dan Haidar berlama-lama di pondok tadi, suasana sejuk dan senyap membuat kedua remaja tersebut betah.
"Bel?" panggil Keisya saat melihat Bella berjalan cepat ke arah rumahnya.
"Ada apa, Tan?"
"Kamu tadi di cari Mama mu, gak pamit, ya? Waktu mau pergi?"
"Pamit kok, ya udah aku masuk dulu, Tante. Selamat malam." Pamit Bella menatap Keisya.
Keisya yang berdiri di depan gerbang mengernyitkan dahinya heran, dia menatap langit yang masih lumayan terang.
"Emangnya setengah enam sudah di sebut malam? Anak Ava emang sableng kayak Mamanya. Untung anak gue enggak." Gumam Keisya pelan.
~~~~
Suasana rumah Melvi sangatlah sepi, biasanya sore hari seperti ini Melvi dan Ava duduk di depan Tv menunggu acara televisi kegemarannya mulai. Namun kali ini terasa sedikit berbeda.
Bella sudah was-was jika tiba-tiba Melvi ataupun Ava akan datang. Dia belum menyiapkan alasan yang tepat untuk kepulangannya yang telat.
"Bel, darimana?" tanya Reno dengan jas kantor masih melekat di tubuhnya.
Lelaki dua puluh tiga Tahun tersebut terlihat sangat lelah, air muka Reno yang sayu dan pucat membuat Bella gampang menebaknya.
"Rumah teman, Kak Reno baru pulang?"
Bella menarik tangan Reno untuk salim, kakak keduanya mengangguk dengan senyum lembut. Wajah ayu Bella yang terlihat sangat polos membuat Reno tersenyum.
Adiknya sangatlah berbeda jauh dengan yang dulu. Jika masa kecil Bella teramat bandel karena mengikuti kemanapun langkah kaki Marcel. Bella yang besar sangat menjunjung sopan santun, bahkan Bella tak pernah terlihat cemberut. Saat di tanya kenapa dia terlihat selalu bahagia jawabannya sangat di luar dugaan.
"Kalau aku cemberut, sama saja aku gak terima sama takdir hidup ku. Dan itu gak baik. Tuhan saja sudah membuat hidup ku teramat indah dan membahagiakan dengan terlahir di tengah keluarga Januarta."
Reno merangkul bahu adiknya dan membimbingnya menuju lantai dua, dimana kamar tiga anak Ava berada. Sampai di tengah tangga, Bella melihat orang tuanya hendak turun dari lantai atas.
"Darimana kamu?" tanya Ava menatap Bella.
"Rumah teman,"
KAMU SEDANG MEMBACA
T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻
Teen Fiction~ Zona baper!!! Arbella Atania Januarta, atau yang sering di panggil Bella. Gadis muda dengan tingkat kesopanan dan kelembutan luar biasa. Gadis yang di juluki Miss Perfect oleh anak SMA Bina Bakti. Alister Haidar Mahikam, ketua osis SMA Bina Bakti...