Part 29

1.5K 204 25
                                    


Pada pagi hari, anak sekolah SMA Bina Bakti tengah berkumpul di lapangan. Ada ujian membuat SIM gratis di sana. Namun, Bella tak ikut berkumpul di lapangan. Hari pertama haid membuat perutnya sangat nyeri. Dia juga merasa sangat lemas, jadi dia lebih memilih duduk di dalam kelas.

Bella menundukkan kepalanya di atas meja, dia mencoba untuk memejamkan mata. Siapa tahu saat matanya terpejam perutnya tak terlalu melilit.

Sampai, seorang lelaki jangkung dengan kemeja putih serta celana hitam dan dasi hitam berdiri di ambang pintu. Tatapan matanya mengarah pada Bella.

"Kenapa?" tanya Haidar pelan, dia sudah berdiri di samping Bella.

Bella yang mendengar suara Haidar memiringkan kepalanya, Haidar dengan segera memegang kening Bella. Siapa tahu gadis tersebut sedang demam.

"Pertama haid, sakit banget, Kak." Jawab Bella lemah.

Haidar membungkukkan badannya dan menatap wajah pucat Bella, "Mau aku belikan minum? Biasanya orang yang sedang sakit karena haid minumnya apa?"

Bella melongo, apakah benar tawaran Haidar? Tapi, jika Bella berkata ingin minuman pereda nyeri haid. Apa Haidar tak malu membelinya?

"Kiranti, tapi gak usah nanti aja kalau aku pulang, Kak."

"Gak apa-apa, setelah ini aku belikan minuman itu. Sabar, ya. Aku ke lapangan dulu." Ujar Haidar pelan. Tangannya mengusap rambut pendek Bella lembut.

"Terima kasih,"

~~~

Di lapangan Haidar berdiri di belakang murid Bina Bakti, semua anggota OSIS berdiri. Sedangkan murid yang lain duduk di atas lapangan.

"Bella mana? Gue gak lihat dia." Ujar Tyo wakil ketua OSIS.

"Di kelas,"

"Pantes muka lo asem banget," Haidar melirik Tyo tajam. Memang Tyo tahu hubungan Haidar dan Bella seperti apa.

Dua jam berlalu, semua rentetan acara sudah selesai. Haidar menatap sekeliling, semua sudah beres dan dia bisa pergi dari sekolah.

Haidar berjalan keluar gerbang tanpa di tanya oleh satpam, memang Haidar sudah biasa keluar masuk sekolah. Saat sampai di mini market, dia berjalan berkeliling mini market.

Haidar mengambil tiga botol Kiranti, dia tak tahu Bella butuh berapa. Jadi dia mengambil tiga saja.

"Hanya ini, Mas?" tanya penjaga kasir.

Haidar mengangguk sembari mengeluarkan dompet dari dalam saku celana sekolahnya. Haidar mengeluarkan satu lembar uang berwarna biru.

Saat matanya menatap beberapa snack, dia segera mengambil snack dan cokelat batang. Dan menambahkan jajanan tersebut ke kasir.

"Mas gak malu?"

"Saya membeli bukan mencuri, untuk apa malu?"

Penjaga kasir meringis pelan dan mengangguk, setelah membayar Haidar berjalan keluar mini market dengan wajah datar seperti biasa.

Dia berniat kembali ke sekolah, tapi saat melihat seorang anak kecil tengah menangis di samping ibunya yang tengah duduk di bawah pohon. Haidar terdiam.

Haidar menghela napasnya pelan, dia berjalan pelan ke arah ibu dan anak tersebut. Mereka berdua terkejut melihat Haidar jongkok di depannya.

"Kenapa, Dek?" tanya Haidar pelan.

"Mau jajan sama susu," gumamnya pelan, isakan pelan anak lelaki tersebut membuat Haidar menatap plastik kresek besar di tangannya.

"Ini jajan buat kamu, tapi gak ada susunya."

T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang