part 2

3.7K 366 5
                                    

Di kamar yang hanya ada penerangan dari lampu tidur, keringat membasahi wajah dan leher lelaki yang tengah tertidur. Saat tersadar dari alam mimpinya, Haidar membuka matanya pelan dengan iringan embusan napas kasar.

Rintik hujan di luar sana seakan tak membuat kulit Haidar merasakan sejuk maupun dingin. Tubuhnya terasa panas karena keringat, hampir setiap malam dia bermimpi buruk. Tubuh jangkungnya bangkit dari atas kasur, melepaskan lilitan selimut yang membalut tubuhnya. Dengan cekatan tangan besarnya melepas kaus lalu melemparnya secara asal.

"Jam dua," gumam Haidar pelan.

Langkah kaki lebar membawanya keluar kamar menuju pintu balkon, dia berdiri di ambang pintu dengan tatapan mata kosong. Banyak prasangka buruk yang menghantui fikirannya.

"Sampai kapan gue kayak gini?!"

~~~

Genangan air di pinggiran jalan raya yang bergelombang menjadi hiburan tersendiri bagi Bella. Air yang semula tenang kini kembali bergelombang, entah karena angin atau getaran dari kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya.

Lama Bella memperhatikan genangan air tersebut, tiba-tiba motor trail Kawasaki KLX berhenti di depannya. Dengan helm silang atau sering di sebut helm cross. Helm yang punya bentuk yang sangat khas dengan penutup di bagian atas seperti topi dan pelindung dagu yang lebih panjang. Helm yang biasanya di pakai anak cross.


Bella tahu siapa lelaki itu, hanya ada satu lelaki yang mempunyai motor cross di sekolahnya, Haidar. Jika lelaki lain memilih motor besar agar terlihat lebih gagah, berbeda dengan Haidar. Dia lebih suka motor trail seperti itu.

Langkah kaki Haidar membawanya mendekat pada Bella, tanpa sepatah katapun dia duduk satu bangku dengan Bella. Namun jaraknya lumayan jauh, Haidar tahu batasan dengan Bella.

"Belum pulang?" Tanya Haidar setelah lama terdiam.

Bella menoleh dan menatap kakak kelasnya, dia menggeleng lalu di susul dengan senyuman manis.

"Nunggu angkot, Kak." Jawab Bella pelan.

"Kak Haidar nunggu temen?" Tanya Bella, Haidar menatap Bella sebelum menganggukan kepalanya.

Bella cukup segan dengan sosok Haidar, bukan karena dia sangar atau bad boy, tapi karena karakteristik Haidar yang sangat menonjol. Dingin, datar banyak diam tapi mematikan.

"Bentar lagi dateng," tutur Haidar santai. Dia melepaskan tasnya dan memangkunya.

Tas hitam, jaket hitam, sepatu hitam juga membuat Bella bergidik ngeri. Bagaimana bisa Haidar menyukai warna gelap, padahal lebih bagus warna terang seperti pink contohnya.

Tangan Haidar sibuk mencari sesuatu di dalam tas, senyum tipisnya terbit saat menemukan barang yang dia cari. Bella masih terus menatap gerak-gerik kakak kelasnya, dia takut Haidar khilaf dan melakukan kejahatan.

Semua orang memiliki sisi jahat masing-masing, kita juga tak tahu isi hati dan pikiran orang lain. Bukannya suudzon, tapi lebih ke waspada.

Haidar mengeluarkan kain hitam yang di pinggirannya ada motif seperti tanaman merambat. Kalau Ava melihat bentuk tersebut dia akan menyebut itu songgo langit. Bunga yang tumbuhnya merambat.

T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang