~~~
Bella selesai berwudhu dan melihat punggung seseorang yang tengah membungkuk di depan keran tempat wudhu. Bella tersenyum tipis, dia masih berdiri untuk menunggu kedatangan mamanya. Ava memang tadi sudah ke mushola, tapi dia kembali ke rumah untuk mengambil mukena yang baru.
Saat Haidar sudah selesai berwudhu dan membalikkan badannya, dia melihat Bella yang tengah menatapnya juga. Ingatan Haidar berputar saat Bella dengan telaten dan penuh perhatian ketika mengobati lukanya.
Haidar mengangguk pelan dan tersenyum manis, Bella yang melihat senyum manis Haidar menelan ludanya susah payah.
"Salat, bukannya saling tatap." Tegur Marcel menggoda.
Bella segera berjalan memasuki mushola, dia sudah lupa jika saat ini tengah menunggu Ava. Yang terpenting jantungnya bisa di kondisikan.
"Dar, lo jomblo?" tanya Marcel sembari menurunkan gulungan kemeja panjangnya.
"Iya, kenapa?"
"Gak apa-apa, cari istri, ya. Jangan cari pacar."
Haidar terkekeh pelan mendengar ucapan Marcel, dia tahu maksud lelaki tersebut adalah, dia di suruh langsung mencari istri bukan kekasih. Itu yang dia tangkap dari ucapan Marcel.
__
Haidar duduk di sofa ruang keluarga rumah Bella, Ava dan Bella tengah memasak di dapur. Saat kepalanya menoleh ke kanan dan kiri. Rasa tak enak kembali menghinggapi benak Haidar.
Sampai, tepukan pelan di bahunya membuat Haidar menoleh. Dia melihat Marcel membawa dua cangkir cokelat hangat. Marcel menyerahkan satu cangkir ke arah Haidar. Ava dan Melvi berpesan pada ke-tiga anaknya agar sering mengajak Haidar mengobrol ataupun duduk menemani lelaki tersebut.
Ava tahu betul, pasti Haidar merasa sungkan saat pemilik rumah tak menemaninya. Atau bahkan tak mengajaknya mengobrol.
"Mau jalan-jalan?" tanya Marcel saat mereka terdiam cukup lama.
"Boleh, biasa jalan-jalan, Kak?" tanya Haidar balik.
Marcel tersenyum dan mengangguk dengan semangat, memang Reno dan dirinya terbiasa berlari keliling komplek saat weekend seperti saat ini.
"Nanti gue kenalin sama janda samping rumah, beuh. Bodynya bagus banget, Hai."
Haidar menoleh dan terkekeh pelan, di lihat dari wajahnya memang terlihat sangat jelas kalau Marcel dan Reno adalah dua lelaki dengan kepribadian yang berbeda. Reno yang sangat kalem dan pendiam, sedangkan Marcel pecicilan dan banyak berbicara.
"Cel, anak kamu bangun. Jangan ngomongin janda terus!" Teriak Ava dari arah dapur.
Marcel segera berlari menuju lantai dua, tempat dia tidur dengan buah hatinya. Haidar masih diam dan melihat Marcel yang kelabakan saat mendengar jika anaknya sudah terbangun.
Tapi perhatian Haidar teralih saat melihat gadis imut dengan baju terusan berwarna pink muda berjalan ke arahnya. Apa lagi senyum manis yang terpatri di bibirnya, sangat menenangkan menatap wajah Bella.
"Di minum, bukan cuma di pegang." Tegur Bella dengan kekehan kecil. Haidar mengangguk dan mulai meniup pinggiran cangkirnya.
Bella duduk di samping Haidar setelah menaruh sepiring pisang goreng di meja ruang jeluarga. Haidar menatap wajah ayu Bella dari samping. Pipi Bella semakin tembam, apa lagi rambutnya sekarang di potong pendek. Wajah Bella terlihat semakin imut.
"Di makan, Kak. Sambil nunggu sarapan," tukas Bella sembari menoleh.
Tatapan matanya dan Haidar bertemu, Bella yang terpaku dengan sorot teduh mata Haidar terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻
Fiksi Remaja~ Zona baper!!! Arbella Atania Januarta, atau yang sering di panggil Bella. Gadis muda dengan tingkat kesopanan dan kelembutan luar biasa. Gadis yang di juluki Miss Perfect oleh anak SMA Bina Bakti. Alister Haidar Mahikam, ketua osis SMA Bina Bakti...