Part 7

2.5K 310 11
                                    

Langkah kaki pelan dengan napas tak beraturan gadis imut tersebut kini menjadi pusat perhatian. Bajunya basah kuyup, air matanya terus mengalir. Dia bermasalah dengan kakak kelasnya, dia tak sengaja menabrak kakak kelasnya yang terkenal sebagai ketua geng paling di segani di sekolah Bina Bakti.


Jus jambu yang Bella bawa kini terlihat membasahi dada milik Azzizah, perempuan tak terlalu cantik namun memiliki gaya yang cukup modis dan kekinian. Rok berwarna hitam dengan garis berwarna biru muda melingkar di bagian bawahnya.

Jas hitam dengan kemeja putih dan dasi berwarna biru juga, senada dengan garis yang ada di rok dan jas sekolahnya. Seragam khas SMA Bina Bakti.

"Ada masalah apa?" tanya guru BK yang sedang duduk di atas kursi kerjanya.

Bella meramas ujung roknya dengan keringat membanjiri wajahnya. Sebelumnya dia tak pernah memiliki masalah seperti ini, tapi karena ketidak sengajaannya. Dia sekarang bermasalah dengan kakak kelasnya.

"Dia nyiram saya pakai jus jambu, Bu. Lihat jas sekolah saya jadi basah!" tukasnya dengan nada ketus.

Tatapan matanya melirik Bella sinis, Bella merasakan ketidak sukaan dari sorot mata Azzizah. Dia manusia normal yang dapat melihat reaksi suka, benci, cinta dan yang lainnya dari orang lain.

Saat ini, dia melihat dan merasakan kebencian mendalam dari Azzizah.

"Saya minta maaf, saya benar-benar gak sengaja, Bu." Jawab Bella dengan bibir bergetar.

Guru BK yang memang mengetahui siapa Bella menggeleng dengan lemah, dia menulis di atas kertas dengan cepat. Bella sudah was-was jika sampai panggilan orang tua.

Jika sampai itu terjadi, dia akan melayangkan ketidak setujuan. Masalahnya dengan Azzizah tak terlalu pelik dan berat. Kenapa sampai panggilan orang tua, itu yang ada di pemikiran Bella.

"Bella, apakah kamu keberatan bila saya kasih sanksi?"

Bella mendongak dengan cepat, binaran mata Bella membuat guru BK terkekeh. Dia tahu apa yang di takutkan Bella.

"Tidak, Bu. Saya siap di hukum karena saya tahu saya salah, tapi mohon jangan sampai panggilan orang tua."

Amalia tersenyum manis dan mengangguk, dia menyerahkan selembar kertas ke arah Bella sedangkan Azzizah tersenyum puas melihat Bella mendapatkan hukuman.

"Kamu sudah puas dengan hukuman untuk Bella? Lagi pula Bella tak sengaja." Jelasnya menatap murid perempuan yang sudah sering keluar masuk ruang BK.

"Sudah, setidaknya dia di hukum karena kesalahannya." Jawab Azzizah sembari berdiri dari duduknya.

Azzizah pamit pada Amalia untuk kembali ke kelas, saat menatap Bella senyum miring dengan alis terangkat sebelah di balas senyum manis oleh Bella.

Melihat reaksi Bella yang berbeda dengan ekspetasinya, Azzizah berdecih pelan. Dengan cepat dia segera meninggalkan ruang BK.

"Tante tahu itu bukan kesalahan kamu, tapi kamu tetap di hukum. Maafkan Tante ya, Bel." Sesal Amalia dengan kernyitan dahi sangat jelas.

Bella mengangguk dan tersenyum. Dia memegang punggung tangan istri dari kakak mamanya. Bella cukup dekat dengan Amalia, apalagi sosok perempuan tersebut sangat baik dan lemah lembut.

"Aku tahu, lagi pula itu memang kesalahan ku yang gak fokus saat berjalan."

"Kamu terlalu baik, Nak." Puji Amalia dengan senyum lembut.

Bella hanya terkekeh pelan, dia pamit untuk membersihkan ruangan yang ada di lantai dua seperti apa yang di tulis Amalia.

"Aku ke ruang OSIS dulu, Tan."

T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang