Part 42

1.1K 154 0
                                    

Ujian Akhir Semester atau sering di sebut UAS dan juga akhir perjuangan untuk naik kelas saat ini tengah di rasakan oleh Bella dan anak Bina Bakti yang lain. Perjuangan mereka selama satu Tahun akan di uji dalam beberapa hari.

Bella dan kedua temannya tengah duduk di kursi samping lapangan basket. Mereka tengah menunggu bell berbunyi. Memang di pagi hari sekolah Bina Bakti akan ramai dengan anak yang masih mondar-mandir di sekitar lapangan.

Berbeda saat sudah jam istirahat, mereka semua akan berkumpul di kantin ataupun taman belakang sekolah. Memang hal itu bukan hal yang tak wajar.

"Bel, lo sebangku sama Kak Haidar?" tanya Ririn saat dia sudah menutup buku pelajarannya.

Bella menarik napasnya dalam dan mengangguk, entah motivasi apa yang membuat guru mereka menyatukan kelas Bella dan Haidar. Apalagi Haidar akan satu bangku dengan Bella.

"Kayaknya Tante lo emang niat bikin kalian bersatu, Bel." Imbuh Lila dengan semangat.

Bella menoleh dengan senyum tipis, jika apa yang di katakan Ririn dan Lila benar. Sepertinya ujiannya kali ini akan menyenangkan. Atau bisa juga menegangkan karena Bella akan senam jantung setiap menitnya.

Jantung Bella akan berdetak secara tak wajar saat di dekat Haidar. Dan menurut penuturan Riko maupun Marcel itu semua getaran cinta. Tapi, Bella selalu menolaknya.

"Itu Kak Haidar, 'kan?" tanya Ririn saat melihat Haidar berjalan dengan gadis cantik yang di balut hujan putih dengan seragam putih abu-abu.

"Dia siapa? Gue gak pernah lihat dia sebelumnya. Seragamnya juga dari SMA negeri."

Bella sama sekali tak mendengarkan ucapan kedua sahabatnya, dia lebih memilih menatap Haidar yang tengah tersenyum tipis sembari mengobrol dengan gadis tersebut.

"Bel?" panggil Lila pelan. Bella menoleh dan tersenyum manis.

"Lo gak apa-apa?"

Bella menggeleng dengan senyum manis masih terpatri di bibirnya. Apalagi yang bisa dia lakukan jika bukan tersenyum manis.

"Memangnya aku kenapa? Aku baik-baik saja kok." Lila

T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang