Part 15

1.9K 231 9
                                    

~~~

Senyum manis Bella nampak sangat mempesona di hadapan teman-teman Haidar. Memang Bella belum boleh pulang dari tempat Haidar berkumpul dengan temannya, hujan deras lah yang menjadi alasan Bella masih berada disana.

Marcel berkata akan menjemput Bella sepulang mengisi acara ulang Tahun perusahaan. Tapi sampai kini duda satu anak tersebut belum menampakkan batang hidungnya.

Ngomong-ngomong masalah Marcel, Bella ingin sekali kakak pertamanya segera menikah lagi. Pasca di tinggal Angel kurang lebih satu Tahun yang lalu, Marcel masih betah sendiri. Bahkan saat mamanya menjodohkannya dengan gadis pilihan Ava, Marcel menolak mentah-mentah.

Jika masalah fisiknya, Marcel yakin banyak gadis yang mau dengannya. Apalagi umurnya juga masih dua puluh enam Tahun. Tapi masalahnya, apakah perempuan tersebut mau menerima anaknya juga? Sangat sulit mencari wanita yang menerima bapak dengan buntutnya.

"Bel?" panggil David pelan.

Bella menoleh ke arah David dan menaikan sebelah alisnya, mendapat respon tersebut David terkekeh. Dia kira hanya lelaki yang dapat membuat ekspresi seperti itu. Ternyata seorang gadis juga bisa.

"Haidar udah beneran sembuh kayaknya," bisik Rey.

Bella menatap Haidar yang ada di sebelahnya, lelaki jangkung tersebut tengah bersandar di badan sofa dengan lengan menutup kedua matanya.

"Emang kenapa, Kak?"

"Perawatan lo sip berarti, biasanya dia kalau sakit lama." Balas David dengan bisikan. Bella hanya terkekeh dan menggeleng, ucapan teman Haidar tak ada yang benar sama sekali.

"Btw, kalian geng motor?" tanya Bella menatap lelaki di depannya bergantian.

"Geng motor? Enggak juga, kita cuma remaja biasa yang suka naik motor karena kalau naik mobil macet. Mana bayar parkir lima ribu, kalau motor cuma dua ribu." Jawab Iyan dengan tawa di akhir kalimatnya.

Bella mengangguk pelan, dia kira Haidar dan kawan-kawannya anggota geng motor seperti bacaan ceritanya. Ternyata tidak sama sekali.

"Kalaupun geng motor, pasti motornya rata-rata sama. Lah kita beda, Ninja ada, klx ada, Vario ada, semua jenis motor ada. Jadi bukan geng motor, kan? Lebih ke perkumpulan remaja dengan ciri khas kendaraan masing-masing." Imbuh Rudi.

Bella menatap motor yang terparkir di halaman rumah yang di tempati, benar juga. Motornya berbeda-beda, ada yang motor besar, matic, cross bahkan motor bebek juga ada. Bagaimana bisa itu di hitung sebagai geng motor.

"Kamu pengen punya pacar ketua geng motor?" tanya Haidar pelan.

"Enggak, cuma nanya aja. Soalnya Kak Haidar jatuh karena balapan liar, aku kira kalian anak geng."

"Oh kalau masalah itu, Haidar lagi gabut dan pengen melepas beban masalahnya. Biasanya naik motor kenceng bisa melepas beban. Kita bukan anak geng kok, kita bisa di sebut geng saat ngumpulin bantuan buat bencana atau ada yang membutuhkan karena waktu kek gitu doang kita kompak. Kalau seperti sekarang. Lebih ke temen nongkrong, temen berbagi cerita." Jelas Rey dengan senyum manis.

Bella semakin nyaman berada di antara teman-teman Haidar, ternyata seru juga berteman dengan lelaki. Dia sebelumnya tak pernah dekat dengan lelaki, bahkan kontak di ponselnya saja yang lelaki hanya saudara dan keluarga.

Pergaulan Bella sangat di batasi oleh Ava, perempuan cantik di usia tuanya tersebut sering melihat berita aneh-aneh di zaman sekarang. Ada yang di bunuh karena tak bisa mendapatkan gadis pujaannya, ada yang rela bunuh diri karena di tolak.

T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang