Part 36

1.5K 221 21
                                    

Hari senin adalah hari dimana semua warga sekolah harus mengikuti upacara bendera. Bella dan teman-temannya sudah siap akan turun ke lapangan bersama anak SMA yang lain.

Di tengah anak tangga, Bella bertemu dengan Anggi. Gadis dengan rambut tergerai tersebut menatap Bella dengan senyum manis, padahal sebelumnya dia sangat sinis saat menatap Bella.

"Kamu udah gak marah sama aku?" tanya Bella menatap Anggi.

"Kalau ponsel gue belum kembali, mungkin iya gue akan marah. Tapi, ponsel gue udah kembali. Sorry kalau gue nuduh lo, lagian lo di kelas sendirian."

Bella menaikan sebelah alisnya dan menoleh ke arah belakang untuk menatap kedua temannya. Namun Lila dan Ririn mengangkat bahunya pelan.

"Siapa yang ngambil?"

"Gue gak kenal, dia anak kelas sepuluh cuma ruangannya di bawah. Jadi gue gak tahu namanya, tanya Kak Haidar deh." Ujar Anggi saat mereka sudah sampai di tengah lapangan.

Bella menatapnya dengan alis bertautan, kenapa harus bertanya dengan Haidar?

"Tanya aja sama pacar lo, Bel." Cetus salah satu teman Anggi.

Bella hanya dapat mengangguk dengan pelan, bahkan dia tak sadar jika teman sekelasnya berkata jika Haidar pacarnya.

Bella masih duduk di tengah lapangan karena menunggu anak murid yang lain. Sampai, tatapan matanya mengarah pada Haidar yang sedang membawa bendera merah putih.

Memang mulai saat ini, petugas upacara tak selamanya anggota OSIS. Petugasnya akan di gilir dari kelas 10 sampai kelas 12.

"Lo gak mau nanya ke Kak Haidar, Bel?" bisik Ririn pelan, Bella yang awalnya fokus pada Haidar kini menatap Ririn dan menggeleng pelan.

"Nanti aja. Eh, waktu di desa Kak Haidar bener-bener beda dari yang di sini."

Lila dan Ririn menatap Bella serius, sebelum melanjutkan ucapannya Bella berdeham pelan dan menatap sekeliling.

"Beda gimana?" tanya Lila dan Ririn bersamaan.

"Aku cerita kalau suka kucing, tapi sama Mama gak di bolehin pelihara katanya bikin susah hamil. Terus kalian tahu gak jawaban Kak Haidar gimana?"

"Gimana?" tanya Lila penasaran.

"Kamu kalau suka pelihara saja, masalah menghamili itu biar jadi urusanku. Gitu masa."

"What?!" teriak Lila dan Ririn kencang, murid lain menatap mereka heran.

Sedangkan di barisan depan bawah pohon, Haidar menatap Bella dengan senyum tipis. Bella yang merasakan aura di sekitarnya sedikit berbeda, dia menatap ke arah depan. Dan dia melihat Haidar berdiri dengan gagah dan menatap ke arahnya.

"Mati aku," gumam Bella pelan.

Ririn dan Lila mengikuti arah pandangan Bella, dan menemukan Haidar yang berdiri dengan gagah. Tatapan mata mengarah pada Bella.

"Lo yang di tatap tapi gue yang panas dingin, apa ini yang di namakan cinta?" Bella dengan cepat menatap Ririn tajam.

Dia tahu jika itu hanya candaan, tapi tetap saja kesal. Entah mengapa, dia terasa tak rela saat ada orang lain yang menyukai Haidar. Padahal  dia juga bukan kekasihnya.

Bayangan Bella saat Haidar memiliki kekasih ataupun istri dan itu bukan dirinya. Terasa sedikit menyakitkan.

~~~

Bell tanda istirahat sudah terdengar sejak lima menit yang lalu. Tapi Bella dan kedua temannya masih sibuk menyalin tulisan dari papan tulis, seharusnya mereka sudah menyelesaikannya dari tadi.

T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang