Part 37

1.6K 228 12
                                    


Motor cross milik Haidar berhenti di lampu merah, tujuannya saat ini adalah rumah tua milik orang yang pernah di tolong Haidar.

Haidar tak sendiri, karena ada Bella di boncengannya. Gadis tersebut senantiasa menatap lampu lalu lintas yang berwarna merah.

Haidar yang melihat wajah lucu Bella dari arah spion tersenyum tipis, kedua tangannya memegang betis Bella dan mengusapnya pelan.

"Ada apa, Kak?" tanya Bella sembari memajukan badannya, kepala Bella berada tepat di sebelah kepala Haidar.

"Kamu jangan seperti orang-orang yang ber lampu lalu lintas, 'ya." Bella menaikkan sebelah alisnya, tangannya yang semula memegang bahu Haidar kini sudah masuk ke dalam saku jaket yang Haidar pakai.

"Memangnya kenapa?"

"Bayangkan lampu berwarna merah itu seseorang yang bersikap dingin padamu. Lalu kamu tunggu dan menyukainya, saat lampu berubah menjadi hijau anggap itu lelaki yang kamu suka sifatnya sudah mencair. Kenapa kamu tinggal? Bukannya kamu temani?"

Bella terdiam mendengar ucapan Haidar, apakah itu bentuk sindiran untuknya? Atau Bella saja yang merasa besar rasa.

Remaja yang juga naik motor di sekitar Haidar dan Bella mendengar ucapan Haidar melongo. Mereka kini terfokus pada lelaki tampan dan gadis imut yang ada di boncengannya.

Helm cross yang Haidar pakai hanya memperlihatkan matanya membuat banyak gadis terpesona. Bella yang merasa menjadi perhatian menoleh ke kanan dan kiri, ternyata banyak gadis yang memperhatikan mereka.

Dengan sengaja, Bella semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Haidar. Dagunya dia tumpukan ke atas pundak Haidar, posisi terbaik untuk pasangan yang naik motor. Sedangkan Haidar masih memegang kedua betis Bella dan mengusapnya pelan.

"Nanti mampir beli jajan sama makanan pokok, 'ya. Kamu akan aku ajak ke suatu tempat." Ujar Haidar pelan, Bella mengangguk dengan senyum manis.

Saat lampu sudah berubah warna menjadi hijau, dengan cepat Haidar menarik gasnya. Di perjalanan Bella tak henti-hentinya tersenyum, kenapa dunia percintaan seindah itu.

~~~

Haidar dan Bella saat ini duduk di atas kursi rumah orang yang pernah di tolong Haidar. Bella yang masih sibuk dengan jambu bijinya membuat Haidar meremas tangannya, sembari menunggu Bella memulai obrolan.

"Kak, katanya mau cerita masalah yang mencuri hp Anggi."

Haidar tersenyum tipis dan mengangguk, dia menyandarkan punggungnya ke badan kursi. Embusan napas panjangnya membuat Bella menoleh, dia menatap Haidar tanpa berkedip.

"Waktu aku beliin kamu minuman untuk haid, aku ketemu ibu-ibu dan anak kecil. Perempuan itu pemulung, dia janda anak dua. Anak pertamanya sekolah SMA di Bina Bakti, namanya Bagas. Orang yang mencuri hp Anggi." Bella melotot dan melongo.

"Bagas anak pemulung kok bisa masuk Bina Bakti?" tanya Bella heran.

"Beasiswa, dia pintar dan dapat beasiswa. Sebenarnya dia setelah lulus SMP mau kerja saja, tapi sama guru sekolahnya di SMP Bagas di daftarkan beasiswa di Bina Bakti. Alhamdulillah lolos, dia tak membayar sepeserpun uang ke sekolah. Tapi, melihat ibu dan adiknya sengsara membuat Bagas gelap mata. Dia mencuri hp Anggi untuk membeli beras dan kebutuhan rumah."

Bella terdiam mendengar ucapan Haidar, jadi Bagas anak orang kurang mampu. Bahkan rela mencuri hp untuk makan keluarganya.

T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang