Part 23

1.7K 223 7
                                    

Lama gak up Haidar dan Bella, ada yang kangen sama mereka? Kalau masih banyak yang menunggu saya usahakan lebih cepat up'nya.😘

~~~~

Di depan rumah yang sudah lumayan tua, tiga gadis yang berada di sana sedang berdebat. Perdebatan mereka bukan tanpa sebab. Ke-empat lelaki yang membawa mereka berkata akan pergi sebentar, namun sampai saat ini mereka belum menampakkan batang hidungnya.

Bella yang sudah kesal menendang buah jambu yang sudah busuk dan tergeletak di atas tanah berumput. Ririn dan Lila yang melihat wajah murung Bella saling pandang dengan alis terangkat sebelah.

“Bel, kita pulang aja gimana? Bonceng tiga gak apa-apa deh. Serius ngeri gue lama-lama di sini.” Ujar Ririn sembari berjalan ke arah Bella.

Gadis muda dengan rambut panjang tersebut menoleh dan menatap sahabatnya, ada benarnya juga apa yang di katakan Ririn. Semakin lama mereka berada di sana, hawa di sekitar hutan semakin tak mengenakan.

“Bukannya gak sopan meninggalkan sebuah janji, kita sudah janji sama Kak Haidar dan yang lain,” ujar Bella tenang.

Di luar mungkin tenang, tapi di dalam benak Bella pikiran kacau, kalut dan kesal bercampur menjadi satu. Masalahnya, Bella yang mengajak kedua temannya kemari. Tapi saat sudah di sana bukannya menikmati alam yang menenangkan. Justru mereka merasa takut karena tak ada lelaki yang akan menjaga mereka.

Dengan bujuk rayu Ririn dan Lila, akhirnya Bella menyetujui keinginan teman-temannya, yaitu meninggalkan tempat tersebut.

“Kalian mau kemana?” tanya Haidar dengan wajah heran.

Bella, Ririn dan Lila menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengambil tas sekolah mereka. Wajah tampan Haidar membuat Bella tersenyum tipis.

“Niatnya mau pulang, kalian sih gak dateng-dateng.” Omel Lila kesal, Haidar dan teman-temannya saling pandang sebelum terkekeh pelan.

“Kalian takut di sini sendiri?” tanya Iyan mencemooh. Ririn yang merasa kesal dengan ejekan Iyan menatapnya tajam.
Tiga gadis berada di sebuah rumah di tepi hutan, apalagi hari semakin sore. Siapa yang tak takut berada di posisi tiga gadis tersebut?

“Bel, Rin, apa mereka bukan kakak kelas kita? Kan, tadi mereka pergi naik motor. Sekarang kok jalan kaki? Jangan-jangan ini jelmaan?” ujar Lila menatap kedua temannya khawatir.

Ririn dan Bella yang awalnya senang temannya sudah datang, kini merubah ekspresinya menjadi melongo dengan alis bertautan. Ririn mengangguk pelan, hal yang di sampaikan Lila bisa saja benar.

“Kita baca ayat kursi, kalau mereka gak pergi berarti bukan setan. Tapi kalau mereka tiba-tiba ilang, kita harus cepet cabut dari sini.” Usul Ririn dengan suara berbisik seperti Lila.

Ke-lima lelaki yang berada tak jauh darinya mengernyitkan dahi heran, kenapa dengan adik kelasnya? Kenapa mereka berbicara dengan cara bisik-bisik.

“Bismillah,” gumam mereka bertiga secara bersamaan.

Ke-lima lelaki yang tengah berdiri di depan Bella sontak tertawa, bibir komat-kamit adik kelasnya membuat mereka tertawa. Bahkan Haidar juga sudah terkekeh pelan.

“Kita bukan setan kok, tenang aja.” Ujar Iyan di tengah tawanya. Bella, Lila dan Ririn saling pandang dengan alis terangkat sebelah.

Mata ke-tiga gadis muda tersebut melotot saat Haidar membaca ayat kursi seperti apa yang di lakukan Bella dan kawan-kawan. Di ikuti teman-temannya yang lain.

“Ehem, maaf. Lagian tadi kalian perginya pakai motor, tapi kenapa sekarang balik-balik malah jalan kaki?” tanya Lila.

Rey yang melihat wajah kesal Lila terkekeh pelan, sangat lucu menurut Rey. Tatapan mata Rey pada Lila tak luput dari penglihatan Haidar. Lelaki jangkung tersebut hanya tersenyum tipis. Dia tahu jika Rey ada rasa tertarik dengan sosok Lila.

T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang