~~~~
Mobil berwarna putih milik Melvi berhenti di depan rumah kuno yang terlihat sangat unik, bagi Bella. Seumur hidupnya dia tak pernah melihat rumah yang masih terbuat dari anyaman bambu.
Dia tahu memang ada rumah seperti itu, tapi dia tak pernah melihatnya langsung. Dan ini adalah pengalaman pertama Bella melihatnya secara langsung.
"Nyonya?" panggil Mbok Sri dengan senyum lembut seperti biasa.
Ava turun dari mobil dengan senyum manis, dia menghampiri pembantu yang sudah menemaninya sejak lama. Ava memeluk tubuh Mbok Sri dengan erat.
"Yang kuat, ya Mbok." Bisik Ava pelan.
Mbok Sri tersenyum dan mengangguk, dengan ramah wanita yang sudah berusia lebih dari lima puluh Tahun tersebut mempersilahkan keluarga Melvi memasuki rumahnya. Walaupun dia tahu, pasti anak bossnya tak akan nyaman berada di rumah yang masih berlantai tanah.
"Rumah Mbok Sri enak, ya. Dinginnya masih karena pohon di sekitar, bukan dari AC." Celetuk Bella saat sudah duduk di atas tikar.
Biasanya orang desa kalau ada yang habis berduka, semua kursi di taruh di luar rumah sampai tahlil ke tujuh hari.
"Suka, Bel?" tanya Melvi dengan senyum tipis.
"Suka, enak nyaman banget, Pa." Jawab Bella dan mengangguk dengan semangat.
"Non Bella gak mungkin betah tinggal di gubuk Mbok Sri," celetuk Mbok Sri dengan tawa ringan.
"Aku betah, Mbok. Apalagi kata Kak Marcel kalau di sini sayur saat masih di luar rumah itu milik umum." Marcel yang tengah memangku anaknya tertawa mendengar ucapan Bella.
Mbok Sri tersenyum manis dan mengangguk, tangan keriputnya menyentuh punggung tangan Bella.
"Iya, Non. Kalau masih di sawah masih milik umum. Bisa di ambil orang lain, tapi di ambilnya untuk di masak bukan untuk di jual." Bella mengangguk paham.
Dia tak tahu ada hal semacam itu, dia kira yang milik kita juga anak menjadi milik kita. Dan milik orang lain tak boleh kita ambil, dalam hal sayuran.
"Apa gak rugi, Mbok?" tanya Bella penasaran.
"Kalau cuma di masak mengambilnya sedikit, Non. Jadi gak mungkin rugi, terhitung sedekah juga." Jelas Mbok Sri di iringi senyum manis.
Matanya yang masih bengkak membuat Bella menatapnya tanpa berkedip, pasti Mbok Sri menangis karena di tinggal suaminya.
Di tinggal sandaran yang sudah lama bersama, pasti akan meninggalkan luka yang dalam. Meskipun di luar dia terlihat sangat kuat dan tegar, tapi di dalam hati pasti ada luka yang orang lain tak pernah tahu.
Keluarga Mbok Sri banyak bercerita tentang kondisi di sana. Banyak yang mereka ceritakan, keluarga Melvi mendengar dengan seksama. Apalagi katanya setiap malam harus ada yang berjaga di makam suami Mbok Sri.
KAMU SEDANG MEMBACA
T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻
Teen Fiction~ Zona baper!!! Arbella Atania Januarta, atau yang sering di panggil Bella. Gadis muda dengan tingkat kesopanan dan kelembutan luar biasa. Gadis yang di juluki Miss Perfect oleh anak SMA Bina Bakti. Alister Haidar Mahikam, ketua osis SMA Bina Bakti...