Part 24

1.6K 208 16
                                    


Motor cross milik Haidar berhenti di bahu jalan, alasan Haidar menghentikan laju motornya karena ponsel yang ada di dalam saku jaketnya terus berdering. Dengan embusan napas panjang Haidar mengangkat panggilan dari tantenya.

"Ya?" ujar Haidar dingin seperti biasa.

Bella yang ada di boncengan motor Haidar tak dapat mendengar dengan jelas apa yang di ucapkan sang penelpon. Tapi yang Bella tahu, pasti ada hal pelik yang membuat Haidar terlihat sangat khawatir.

"Bel, kamu turun di sini gak apa-apa? Aku ada urusan yang tak bisa ku tunda. Aku janji akan menjelaskan semuanya besok sama Papa dan Mama kamu." Bella yang melihat raut wajah khawatir Haidar hanya bisa mengangguk. Memangnya apa lagi yang bisa dia lakukan.

Bella segera turun dari atas motor Haidar, saat Bella menatap wajah kakak kelasnya, Bella tahu ada rasa tak tega hinggap di hati Haidar. Mungkin lelaki tersebut terpaksa meninggalkan Bella di pinggir jalan.

"Udah sana, Kak. Aku gak apa-apa kok." Ujar Bella dengan senyum manis.

Haidar melajukan kecepatan motornya dengan kencang, Bella tersenyum tipis saat melihat motor Haidar sudah membelah jalan raya.

"Bella?" panggil seseorang dari dalam mobil yang berhenti tepat di depan Bella.

Gadis muda tersebut tersenyum melihat siapa yang ada di dalam mobil, anak dari Keisya sekaligus sahabat kakak tertuanya.

"Bareng yuk," ujar Nufa dengan senyum mengembang.

Bella mengangguk dan segera memasuki mobil Nufa, perempuan yang saat ini bekerja di perusahaan milik keluarga Tyaga tersebut pasti sedang kabur dari kantor. Biasanya Nufa akan pulang sampai larut malam, tapi kali ini masih sore sudah pulang.

"Kamu kok di sini sendiri ngapain, Bel?" tanya Nufa sembari menjalankan mobilnya.

"Tadi pulang sama Kak Haidar, tapi dia ada urusan mendadak. Jadi aku turun di sana."

Nufa mengangguk pelan, dia sudah tak heran dengan alasan ada urusan mendadak. Dulu mantan tunangannya juga berperilaku seperti itu, jika mengingat sosoknya Nufa jadi rindu dengan mantan tunangannya.

"Kak Nufa kok sudah pulang?" tanya Bella setelah mereka lama terdiam.

"Ada tugas dari ibu negara," jawab Nufa dengan kekehan kecil.

Perintah dari Keisya adalah hal yang wajib di laksanakan oleh Nufa maupun Alviano. Bahkan adiknya Nufa yang bandel saja mematuhi perintah dari Keisya.

"Bel, kamu sama Haidar pacaran?" tanya Nufa, raut wajah dan nada suara yang sangat santai membuat Bella menoleh.

Apa lagi kaca mata hitam yang bertengger manis di hidung mancung Nufa, membuat Bella yakin jika di luar sana Nufa adalah incaran lelaki sukses. Pribadi Nufa yang santai dan ramah membuat gadis tersebut memiliki banyak teman, namun saat bersama kakak tertuanya. Sifat Nufa akan berubah seratus persen. Entah ada apa dengan Nufa dan Marcel di masa lalu.

"Bukan, dia cuma teman. Aku mau kerja dulu baru mikir cinta," jawab Bella dengan senyum manis.

Pikiran indah saat dia dewasa sudah hinggap di otaknya, Bella ingin sekali membahagiakan orang tuanya dengan uang hasil kerjanya sendiri. Maka dari itu Bella tak mau mencampurkan urusan cinta dengan masa mudanya.

"Awas loh, kalau terlalu lama sendiri biasanya malah males cinta-cintaan. Kayak Kakakmu contohnya, seharusnya dia sudah menikah. Kasihan anaknya butuh sosok Ibu." Jelas Nufa dengan wajah sangat serius, Bella terkekeh pelan dan menggeleng.

"Kak Marcel nunggu Kak Nufa, masa iya Kakak gak peka?" goda Bella.

"Dih, ogah ah kalau sama Kakakmu." Tolak Nufa kesal.

T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang