Part 50

1.5K 199 8
                                    


Napas memburu dari gadis yang tengah memakai piyama pendek dengan rambut di ikat secara asal tersebut membuat beberapa orang yang tengah menonton televisi sedikit terganggu. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, dan gadis cantik tersebut berlari tergopoh-gopoh menghampiri keluarganya.

"Ada apa?" tanya Reno menatap adiknya dengan alis bertautan.

Bella mengatur napasnya sembari mengurut dadanya pelan. Reno, Marcel dan Sagara yang melihat hal tersebut semakin heran.

"Kenapa?" tanya Sagara semakin penasaran.

"Ibu Ewyn, Mamanya Kak Haidar. Dia meninggal karena kecelakaan, Kak."

Marcel, Reno dan Sagara yang semula duduk di atas kursi seketika bangkit dan menatap Bella dengan gelengan tak percaya. Mereka baru beberapa hari yang lalu mengunjungi wanita tersebut untuk mengantar Haidar meminta maaf atas kesalahan ibunya di masa lalu.

"Kamu tahu dari siapa?" tanya Marcel dengan wajah shock.

"Kak Haidar, dia tadi telepon aku dan bilang mau ke desa karena ibunya meninggal." Tanpa sadar, saat Bella berucap air matanya ikut menetes.

Dia sangat tahu posisi Haidar saat ini, walaupun Ewyn bukan ibu kandungnya tapi Ewyn sudah lama hidup bersama Haidar. Ewyn juga yang membesarkan Haidar walaupun dengan didikan keras dan di tambah sebuah kebencian.

"Besok pagi kita kesana, sekarang kamu tidur ya, Dek. Nanti kepala kamu pusing loh kalau gak tidur." Tutur Reno, tangannya mengusap rambut pendek Bella dengan penuh kasih sayang.

"Iya, Kak." Jawab Bella dengan wajah sendu. Reno hanya tersenyum dan menggeleng, pasti Bella berfikir saat mendapat berita kematian tersebut meraka akan segera ke desa untuk melayat.

"Tapi besok pagi kita beneran kesana, 'kan?" tanya Bella di anak tangga paling bawah.

Reno dan yang lain sudah duduk kembali di atas sofa hanya mampu terkekeh pelan. Wajah khawatir Bella sungguh menggemaskan bagi mereka.

"Bel, Haidar itu adikku. Bagaimana bisa seorang Kakak tak mengunjungi adiknya saat adiknya itu sedang berduka." Bella tersenyum sumringah dan mengangguk dengan cepat.

Benar, Sagara sekarang kakaknya Haidar. Tak mungkin seorang kakak meninggalkan dan tak menemani adiknya di saat sang adik dalam kesulitan. Itu sangat tidak mungkin.

"Bagaimana bisa Ewyn meninggal?" tanya Marcel menatap kedua saudaranya.

Reno menggeleng pelan, sedangkan Sagara termenung dan memikirkan sesuatu.

"Apa mungkin Ewyn bunuh diri? Dia sudah pernah berkata jika dia akan meninggal lebih dulu daripada yang lain. Kemungkinan besar dia bunuh diri." Jelas Sagara, Marcel menaikan sebelah alisnya.

Kenapa sepupunya senang sekali menebak hal yang belum pasti. Apalagi itu tentang kematian seseorang.

"Suudzon itu gak baik, Gar. Kita doakan saja yang terbaik untuknya." Jawab Reno pelan, dia bukannya memikirkan kematian Ewyn saat ini.

Tapi nasib Haidar di kemudian hari, ayahnya adalah seorang penjahat yang sampai kapanpun jiwa itu tak akan hilang. Jika Ewyn sudah tak ada, otomatis Argi lebih merasa berkuasa atas Haidar. Dari hal apapun.

"Kak, kalau semisal Haidar butuh pertolongan dalam hidupnya. Apakah kita akan membantu?" tanya Reno menatap Marcel yang tengah menghembuskan asap rokoknya.

"Tentu, dia calon adik ipar kita, bodoh!"

"Tapi aku mendengar jika Haidar akan di jodohkan dengan keponakan istri Argi yang baru, mau tak mau Haidar harus menerima jika dia ingin menjadi penerus perusahaan milik Argi." Jelas Reno, Marcel berdeham pelan dan memperbaiki posisi kakinya yang mulai kesemutan.

"Darimana kamu tahu?"

Sagara dan Marcel menatap Reno yang tengah duduk di sofa sebrang mereka. Reno tersenyum tipis dan mencondongkan tubuhnya ke arah kedua lelaki tersebut.

"Karena gadis itu mantan kekasihku,"

Wajah shock dari Sagara dan Marcel tak dapat di sembunyikan lagi. Sejak kapan Reno mengenal cinta apalagi mengencani seorang gadis?

"Ini gak bisa di terima akal pikiran normal kita, ya kan Kak. Bagaimana bisa bongkahan es batu sepertimu memiliki mantan kekasih?" tanya Sagara tak percaya.

"Hanya coba-coba, kata Kak Marcel hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga. Akhirnya aku mencoba untuk mencari gadis, dia gadis SMA masih seumuran dengan Haidar. Karena menurutku gadis seumuran itu masih gampang di rayu dengan coklat dan bunga, apalagi saat di belikan barang dia akan sangat suka."

Sagara menoleh dan menatap Marcel, "cubit aku, Kak. Kalau perlu tonjok." Sagara menggoyangkan lengan Marcel beberapa kali.

Sedangkan Marcel yang masih shock hanya bisa melongo, apakah itu benar-benar adiknya? Keturunan Melvi yang tak membuang sifat dan sikap dingin sang empu? Atau hanya jelmaan?

"Apakah kamu pernah membelikannya barang?" tanya Marcel saat sudah sadar.

"Jaket, sepatu untuk sekolah, sendal pergi, bahkan aku memberinya uang jajan satu minggu sejuta."

Keterkejutan Marcel dan Sagara semakin menjadi. Apakah Reno kesambet setan di depan rumah?

"Kenapa kamu begitu loyal dengannya?" tanya Sagara.

Reno menyandarkan tubuhnya pada badan sofa, kepalanya mendongak dengan mata terpejam.

"Aku kerja sudah bertahun-tahun, dan uangku selalu bertambah setiap bulannya. Pengeluaranku juga sedikit, bahkan gaji pokok dari kantor selalu utuh dari awal aku kerja karena aku setiap membeli apapun memakai uang hasil usaha di cafe dan toko. Jadi untuk mengurangi uangku dengan cara itu."

"Jika kau butuh rekening untuk menyimpan uangmu yang sangat tak terpakai itu, rekeningku sangat amat sanggup menerimanya, Ren." Jawab Sagara dengan cepat.

"Ren, Kakakmu ini bekerja siang malam, nyanyi dari pagi sampai petang cuma untuk mencari uang. Tapi kenapa kamu yang kerja 8 jam, sangat amat tak butuh uang? Bahkan kamu bingung uangmu itu untuk apa." Reno tertawa pelan, tawa yang sudah lama sekali tak di dengar keluarganya.

"Kakak sudah memiliki anak yang butuh susu dan popok, apalagi sekarang Kakak juga sudah menikah lagi. Jadi Kakak memiliki kebutuhan, berbeda denganku." Jawab Reno enteng, Marcel mengangguk pelan mendengar ucapan adiknya.

"Btw, kenapa kamu putus sama dia?" tanya Sagara penasaran.

"Ya karena dia akan di jodohkan dengan Haidar. Awalnya dia menolakku dan berkata jika dia sudah akan di jodohkan, tapi aku memaksanya. Aku berkata kita bisa pisah saat perjodohan itu tiba, dan tiga hari yang lalu kami pisah. Awalnya ku kira sangat gampang pisah dengannya, ternyata sangat sulit. Semua tingkah lakunya terekam jelas di ingatanku, bagaimana dia menghiburku, bagaimana cara dia tertawa dan menangis. Semua tak bisa ku lupakan,"

"Sekarang aku sadar, hal yang paling menyakitkan dari sebuah pertemuan itu adalah perpisahan dan rela meninggalkan maupun di tinggalkan." Reno berkata dengan sangat lirih.

"Darimana kamu tahu kalau yang di jodohkan dengan mantan kekasihmu itu adikku?"

"Saat kita pergi untuk membeli sepatu yang dia mau, kita tak sengaja melihat Haidar duduk di emperan Cafe dengan Bella. Saat itu juga dia berkata jika lelaki itu yang akan di jodohkan dengannya, sepupunya sendiri."

"Apakah dia menerima begitu saja?" tanya Marcel heran.

"Dia sebenernya tak mau, tapi dia di paksa oleh Argi. Keluarganya juga berkata bisnis keluarga tak boleh keluar jalur, keluarga mereka harus tetap berhubungan demi sebuah kekayaan."

Marcel yang tadinya terkejut kini sedikit prihatin dengan nasib adiknya, kenapa dia cepat sekali patah hati.

"Berapa lama kalian bersama?"

"Satu Tahun,"

Wajah shock Sagara dan Marcel membuat Reno terkekeh, "orang yang kalian anggap cupu sebenarnya dia suhu," ejek Reno sebelum menaiki anak tangga menuju kamarnya.

~~~

Yok, jangan lupa vote dan komen.😘
Salam hangat dari author gigi kelinci.🐰

28 Juni 2021.

T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang