Bella dan keluarganya sudah bersiap pulang ke kota, mereka menginap satu malam di rumah Sari. Biar pun Sari dan suaminya sangat ramah, namun tetap saja mereka punya rasa tak enak.
Apalagi Bella sedari tadi malam panas dingin, tubuhnya menggigil kedinginan namun badannya sangat panas.
"Kami pamit, ya Bu." Pamit Ava pada Sari.
Sari mengangguk dan tersenyum, dia baru tahu tadi malam saat Vano bercerita jika Haidar adalah anak dari mantan istrinya. Maka dari itu mereka semua hadir melayat. Dan karena kabar tersebut Sari meminta maaf untuk mantan menantunya, karena Argi sudah merebut Dewi dari Vano.
"Terima kasih untuk semuanya, Nak. Maaf juga kalau gak nyaman tidur di gubuk Ibu." Ujar Sari sembari mengusap punggung tangan Ava yang tengah menggenggam tangannya.
"Waduh, seharusnya kita yang minta maaf. Sudah merepotkan, Ibu."
"Tidak apa-apa, saya senang kalau ada yang berkunjung. Jangan bosan main ke sini, ya Nak." Bella yang di tatap Sari hanya dapat tersenyum tipis dan mengangguk.
Badannya sangat lemas dengan kepala pusing, pandangannya pun berkunang-kunang.
Bella bersalaman dengan Sari, suami dan yang terakhir dia hendak bersalaman dengan Haidar. Namun, Haidar menarik tangannya. Bella mendongak menatap Haidar yang tingginya jauh di atas Bella.
"Aku pulang sama kamu," ujar Haidar sembari merangkul bahu Bella.
"Ma?" panggil Bella, Ava yang tengah berbincang dengan Amalia menoleh.
"Apa?"
"Aku mau satu mobil sama Kak Ardin aja," Ava menatap wajah Bella dengan alis bertautan.
"Kenapa?"
"Males satu mobil sama calon suami orang." Sahut Bella sembari berjalan menuju mobil baru Ardin.
Semua orang yang berada di sana melongo melihat tindakan Bella. Tak biasanya Bella sangat tak sopan dengan orang lain, sebenci apapun Bella dengan orang tersebut. Pasti Bella akan tetap menghargainya.
"Bel, jangan gitu gak sopan, Nak." Tegur Melvi pelan.
"Dimana letak gak sopannya aku, Pa? Aku cuma mau satu mobil sama Om Arkan," bantah Bella.
"Udah Om gak apa-apa." Lerai Haidar dengan senyum tipis.
Bella menatap Haidar dengan wajah datar, sedangkan Haidar menatap Bella lama.
"Ya sudah, biarkan saja, Mel." Sahut Amalia lembut. Walaupun dia tak tahu apa yang terjadi antara Haidar dan Bella, tapi lebih baik dia menengahi perdebatan mereka sebelum menjadi lebih panjang.
~~~
Di perjalanan, Samuel yang tengah mengemudi bercerita panjang lebar tentang mitos yang ada di jembatan yang tengah mereka lewati.
Bella ikut menyimak cerita tersebut, walaupun dia tahu mitos tak selamanya benar. Yang penting dia memiliki hal lain untuk di fikirkan.
"Kalau menurut warga sini sih, penunggunya cewek gitu." Imbuh Samuel.
Virgo yang duduk di samping Samuel hanya menatap sepupunya dengan sinis. Virgo adalah tipe lelaki yang tak terlalu mempercayai mitos, berbeda dengan Samuel.
"Semua tempat ada penunggunya kali, Kak." Ujar Dikyi.
"Iya sih, cuma kadang ada yang gak ganggu. Ada juga yang ganggu, Dik."
KAMU SEDANG MEMBACA
T̶h̶e̶ S̶e̶c̶r̶e̶t̶ 𝓗𝓪𝓲𝓭𝓪𝓻
Teen Fiction~ Zona baper!!! Arbella Atania Januarta, atau yang sering di panggil Bella. Gadis muda dengan tingkat kesopanan dan kelembutan luar biasa. Gadis yang di juluki Miss Perfect oleh anak SMA Bina Bakti. Alister Haidar Mahikam, ketua osis SMA Bina Bakti...