AuthorPOV
"Jimin! kau mendengarku?" Taehyung menepuk-nepuk pipi Jimin beberapa kali yang tidak sadarkan itu. Sahabatnya itu terbaring dengan luka sayatan pendek di lehernya, meskipun begitu Taehyung tahu jika sayatan itu sangat dalam dan Taehyung benar-benar takut jika terjadi sesuatu pada Jimin.
"Jim! Bangunlah!" serunya setelah dapat mendengar embusan napas yang sangat pendek dari hidung Jimin. Taehyung begitu lega karena sedari tadi Jimin tidak juga bernapas dan itu membuat sangat takut.
Sekali lagi Taehyung menepuk pipi Jimin dan laki-laki itu langsung terbatuk dengan kencang dan memegang lehernya yang terasa sangat perih. Melihat itu Taehyung benar-benar bernapas dengan lega, ia lalu menahan punggung Jimin yang ingin beranjak duduk. Taehyung menepuk punggung Jimin untuk mengurangi rasa batuknya.
"Kau tak apa? Ada apa denganmu? Apa yang Yoongi lakukan padamu?" tanyanya bertubi-tubi.
Jimin menepuk dadanya dan menahan lehernya yang terus mengeluarkan darah itu. "Pergerakanku telat saat Yuri memenuhi ruangan ini dengan asap, sangat beruntung bagiku karena sempat menghindar dari Yoongi yang ingin menghabisi leherku." jawab Jimin dengan napas yang sangat berat, ia masih bisa merasakan asap tadi yang memenuhi rongga paru-parunya dan hal itu membuatnya sangat sesak. "Dimana yang lainnya?" tanya Jimin dengan suara yang sangat khawatir dan cemas.
"Yena sudah bersama Yuri."
Jimin benar-benar bersyukur akan hal itu. "Jungkook?"
Taehyung menggigit bibirnya. "Ia sedang mencoba untuk menjinakkan bom, aku tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang, tapi seharusnya ia bisa menjinakkan bom yang berada di markas ini karena ia sudah menjinakkan bom yang berada di markas Yoongi beberapa jam lalu saat kau tidak sadarkan diri."
Jimin mengangguk paham, ia lalu berusaha beranjak berdiri dengan sisa tenaga yang ia punya. Luka sayatan yang berada di lehernya benar-benar membuat ia kesakitan bukan main.
Taehyung membantunya untuk berdiri, laki-laki itu merasa sangat kasihan dengan Jimin karena ia selalu mendapatkan banyak luka di tubuhnya. Taehyung tahu jika Jimin sangat kesakitan sekarang, tapi Taehyung juga tahu jika sahabatnya itu mempunyai kekuatan yang sangat besar yang mampu membuatnya bertahan dalam keadaan apapun.
"Bagaimana dengan kelompok Hoseok?" tanya Jimin lagi, pasalnya Jimin tahu jika Taehyung dan Jungkook sebelumnya bertarung dengan Seokjin dan Hoseok dan hal itu membuatnya khawatir.
"Aku juga tidak tahu, sepertinya mereka mempunyai pintu rahasia di markas ini. Mereka dan Yoongi tiba-tiba saja menghilang." Balas Taehyung dengan cepat. Mendengar itu membuat Taehyung berdecak dengan kencang.
Tangannya berkacak pinggang lalu tatapannya tiba-tiba mengarah ke arah lain, "Yuri benar-benar sudah membawa Yena pergi?" tanya Jimin pada Taehyung dengan raut wajah serius, hal itu langsung membuat Taehyung mengangguk. "Kemana mereka pergi?" tanyanya lagi.
"Aku tidak tahu, mungkin ke markas yang berada di Kota atau bersembunyi di sekitar sini. Jika kau takut terjadi sesuatu, Yuri membawa pistol dan pisaunya." Jawabnya yang tahu jika Jimin sedang sangat khawatir.
Jimin lega dengan hal itu, tapi ia juga tetap tidak bisa menyembunyikan perasaan khawatirnya akan hal buruk yang jika saja terjadi pada kedua gadis itu. "Sekarang apa rencanamu?" tanya Jimin lagi yang sekarang sudah menghadap Taehyung.
"Kita susul Jungkook, ayo." Balasnya cepat lalu langsung beranjak keluar ruangan dengan diikuti Jimin di sebelahnya. Mereka berlari dengan cepat menuruni tangga yang berada di markas itu.
Saat sampai di lantai dasar, Taehyung langsung berbelok ke arah ruangan bawah tanah. Ia sudah begitu hapal dengan ruangan-ruangan yang berada di markas ini sampai ia membuka pintu ruangan itu dan seketika langsung terbujur kaku melihat tubuh Jungkook tergeletak dengan luka tusukan yang berada di perutnya dan mengeluarkan darah dengan begitu banyak.
Melihat itu Jimin langsung berlari ke arah Jungkook sambil dengan membuka bajunya sendiri dan merobeknya hingga menjadi kain yang terulur panjang. Jimin segera berjongkok dan mengikatkan kain bajunya yang sudah di sobek itu pada perut Jungkook agar ia tidak kehabisan darah akibat tusukan itu.
"Jungkook! ini aku, buka matamu!" seru Jimin menepuk pipi Jungkook dengan kencang, ia tahu jika Jungkook masih sadar, meskipun kesadarkannya benar-benar di ambang batas.
Perlahan Jungkook membuka matanya, raut wajahnya langsung mengerut merasakan perih dan nyeri yang berada di perutnya. Jimin mengangguk mengerti, "Taehyung, bantu aku mengangkatnya." Ujarnya pada Taehyung yang masih berdiri dengan kaku di ambang pintu.
Taehyung yang tersadar dari lamunannya itu seketika langsung menghampiri Jimin dan membantunya untuk mengangkat lengan Jungkook untuk melilitkan pada bahu mereka. Ia begitu terkejut tadi saat melihat Jungkook terbujur dengan kaku, Taehyung benar-benar tidak bisa mempercayai jika Jungkook mendapatkan luka tusukan yang sangat parah. Kemana baju anti pelurunya yang ia pakai sebelumnya?
Sebelum melangkah, Jimin sempat menatap tas yang berisikan bom itu. "Kita hanya mempunyai waktu 30 detik untuk keluar, ayo Taehyung, cepat!" serunya melangkah keluar ruangan dengan langkah yang terseret karena menahan tubuh besar Jungkook dengan lengannya yang berada di kedua bahu mereka.
Jungkook tidak berhasil untuk menjinakkan bom itu, tapi ia mengulur waktunya.
Jimin menghitung 30 detik itu di dalam hatinya, langkahnya dan Taehyung semakin memelan saat mendekati detik ke 10. Jimin tidak bisa berbohong jika lehernya benar-benar sakit sekarang, ia merasakan nyeri yang sangat amat di luka sayatan lehernya. Tapi ia juga tidak bisa berhenti, ia harus bertahan hidup dan menemui Yena setidaknya untuk memeluknya terakhir kali.
5 detik
Jimin dan Taehyung semakin mendekati pintu, langkah mereka semakin memelan karena rasa lelah dan Jungkook yang semakin tidak sadarkan diri menumpukan seluruh berat badannya pada tubuh mereka.
3 detik
Taehyung berhasil memegang knop pintu rumah dan ingin mendorongnya tapi matanya langsung membelak saat pintu itu tertahan sesuatu dari luar. Jimin benar-benar sudah tidak bisa menahan rasa sakit di lehernya dan tatapannya begitu gelap menyadari jika mereka sudah terperangkap di markas ini.
1 detik
Seketika mereka langsung menjongkokkan tubuh mereka dan meletakkan tubuh Jungkook yang sudah hilang kesadaran di antara tubuh Jimin dan juga Taehyung sebelum hal yang akan mereka hadapi setelah ini meledak.
tbc,
duarrr!
KAMU SEDANG MEMBACA
Preplexity
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI SHOPEE] Park Jimin, laki-laki yang kukenal dengan ketampanan nya dan sifatnya yang hangat. namun dia mempunyai sisi gelap yang tidak kuketahui.