\2\

31K 2.4K 208
                                    

Jimin keluar mobil, menutup pintu mobil itu kencang.

ia segera masuk kedalam rumah nya dengan banyak pengaman itu. Yena pasti masih berada didalam rumahnya.

tidak mungkin dia bisa menembus besi-besi yang hampir seluruhnya menyelimuti rumah besar nya ini.

Jungkook berlari menuruni tangga "hyung! aku sudah mencarinya dimana pun, tapi dia tidak ada, gadis itu juga membawa pistolku."

Jimin mengacak rambutnya "dia pasti masih berada disini, cari sampai ketemu Kook. ini benar-benr fatal." balasnya sedikit kesal namun dia menahannya.

Taehyung memasuki rumah dengan koper yang berada ditangannya "tutup ruangan bawah tanah, jangan sampai dia masuk."

Jungkook mengangguk lalu berlari meninggalkan mereka yang masih ruang tengah.

"Taehyung, bantu aku mencarinya. aku akan mencarinya dihalaman belakang kolam renang. dia membawa pistol, hati-hati dengan itu." ujarnya lalu berjalan kearah taman belakang.

dia membuka pintu berlapisi kaca itu.

Matanya mengitari seluruh sudut-sudut halaman dengan kolam renang ditengahnya.

Pandangannya berhenti pada kunciran rambut berwarna merah yang berada didepan pintu gudang.

Jimin menyeringai, gadis bodoh.

Ia mulai berjalan kearah pintu itu sambil dengan mengambil pistol dari sakunya lalu mengeluarkan pelurunya dan membuangnya di dalam kolam renang.

"Kang Yena, lebih baik kau keluar dari situ sekarang atau aku yang akan menghabisimu didalam sana."

Jimin kembali memasuki pistol itu disakunya.

Saat Jimin sudah berada 5 meter didepan pintu gudang, pintu itu tiba-tiba saja terbuka.

Yena keluar sambil dengan tangan nya yang menodong, ada pistol ditangannya yang ia arahkan pada Jimin.

Nafasnya memburu, rambutnya tergerai. Dress putih yang dipakainya terlihat lusuh dan sedikit kotor.

"Park Jimin sialan." Cicitnya pelan namun masih bisa laki-laki itu dengar.

Jimin balas menatapnya meremehkan "Kuperingati kau untuk tidak mengatakan apapun. Setelah kau kembali pada kurunganku, mungkin aku akan benar-benar menghabisimu, Yena"

"Aduh astaga aku benar-benar takut.." balasnya dengan nada yang ia buat-buat, gadis itu tertawa keras lalu berdecak "Jangan kau pikir aku takut pada bualanmu itu, Jimin-ssi"

Jimin menyeringai, gadis didepannya ini benar-benar berani.

"Sekarang buka pintu besimu itu."
"Jika aku tidak mau?"
"Aku akan menembakmu."
"Kau berani menembakku?"

Yena tertawa keras "Kau pikir hanya karena kita sering keluar bersama selama 3 bulan, aku tidak berani menembakmu?"

Jimin maju selangkah, gadis itu semakin mengeratkan genggamannya pada pistol.

"Aku akan benar-benar menembakmu jika kau mendekatiku, Jim!"

Jimin menyipitkan matanya, ia bisa melihat peluru yang berada di dalam pistol Jungkook.

Ia berfikir sebentar, matanya melirik sedikit kolam renang yang berjarak 2 meter dibelakangnya.

Kedua tangannya beranjak terangkat disisi kepalanya "baiklah, apa yang kau mau?" Ucapnya tenang.

"Wow, seorang Park Jimin sedang kalah sekarang?" Ejeknya tertawa.

Jimin membalasnya dengan senyum yang manis. Menghiraukan ejekan gadis itu.

Preplexity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang