\7\

22.9K 2.1K 172
                                    

Sekarang aku dan Taehyung sedang berada diperjalan pulang. Seperti biasa, langkahnya sangat lebar sehingga aku terus berada dibelakangnya.

Padahal aku sudah sedikit berlari untuk menyeimbangi langkahnya tapi tetap saja kakinya jauh lebih panjang dari ku.

Matahari sudah mulai terbenam membuat hutan ini sedikit menggelap. Mungkin sekarang sudah pukul 5 sore.

Taehyung benar-benar lama saat tidur dan sangat susah dibangunkan

Tiba-tiba Taehyung berhenti dan membalikkan tubuhnya, jika saja aku tidak mengerem mungkin kepalaku sudah terbentur pada dadanya yang bidang. Kaki ku jadi terbeset oleh ranting yang berada disisi jalan setapak ini karena berhenti dengan tiba-tiba

"Tidak bisa kah kau tidak berjalan dibelakangku? Bagaimana jika tiba-tiba saja ada beruang yang menculikmu tanpa sepengetahuanku huh?!" Omelnya yang membuatku mendengus kesal.

"Aku yang seharusnya protes padamu untuk tidak berjalan dengan cepat tuan Kim! Lagi pula mana ada Beruang yang ingin menculikku!"

Taehyung memutar kedua bola matanya lalu menarik lenganku untuk berada disisinya. "Kapan kau akan tumbuh tinggi? Menyusahkan saja." Ujarnya lalu kembali berjalan.

Mataku melotot, kenapa laki-laki itu sangat suka menghinaku?

Aku membungkuk melihat betis ku yang terdapat luka goresan disana. Aku memakai celana pendek setengah paha yang membuat ranting-ranting tajam itu langsung bergesekan dengan kulitku. Taehyung sialan.

Ada sedikit darah yang keluar, aku langsung mengambil daun dan membersihkannya. Namun saat aku sibuk membersihkan darah yang berada pada kakiku. Tiba-tiba saja aku mendengar suara ranting yang diinjak dibelakangku.

Refleks aku berbalik menatap jalan setapak yang baru saja aku lewati dengan Taehyung. Tidak ada siapapun, aku mengitari pandanganku.

"Siapa disana?" Ujarku sedikit berteriak, pasti ada seseorang disana. Dan seseorang itu sedang mengawasiku sekarang.

"Yena!" Aku terlonjak lalu berbalik dan melihat Taehyung yang sudah beberapa langkah didepanku.

Taehyung menatapku dengan kesal, namun seketika mataku membulat melihat laki-laki dengan baju serba hitam berada dibelakangnya dengan pisau yang berada ditangannya.

"Taehyung! Awas!"

Taehyung berbalik, dia langsung bergerak cepat menghindari pisau itu yang sudah ingin menusuk perutnya. Gerakannya kalah cepat dari laki-laki itu, meskipun tidak sampai tertusuk, tapi Taehyung mendapat luka sayakan di perutnya hingga darahnya menembus kaosnya yang ia pakai.

"Yena! Belakangmu!"

Aku berbalik dan langsung membungkuk hingga laki-laki yang berada dibelakangku tidak bisa menangkapku.

Langsung saja aku berlari kearah Taehyung. Namun terlambat, laki-laki dengan baju serba hitam itu sudah mencekal tanganku.

Aku merintih, berusaha melepaskan tanganku yang ia cengkram dengan erat.

Kakiku terangkat dengan cepat dan langsung menendang bagian 'privasinya membuat laki-laki itu langsung berteriak lalu melepaskanku dan membungkuk memegangi kemaluannya.

Aku menatapnya iba. "Maafkan aku." Ujarku lalu segera berlari kearah Taehyung yang sedang menghindari serangan dari laki-laki itu.

Bodoh, biasanya dia slalu membawa pistolnya tapi kenapa disaat-saat seperti ini dia tidak membawanya?

Aku mengitari pandanganku, dan langsung menemukan bongkahan kayu yang berada dibawah pohon-pohon.

Langsung saja aku mengambilnya dan memegangnya erat.

Preplexity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang