Jimin dan Taehyung terus memejamkan mata mereka dan melindungi tubuh Jungkook yang berada di antara mereka, menunggu sesuatu yang sangat besar meledak seperti apa yang mereka pikirkan sebelumnya. Tapi, setelah 30 detik berlalu, mereka belum juga mendengar ledakan dasyat yang sebelumnya sudah mereka prediksi akan terjadi beberapa detik lalu.
Jimin sangat yakin jika ia melihat angka 30 yang berhitung mundur di layar bom yang berada di dalam tas tadi. Ia sangat yakin hal itu dan ia juga menghitungnya dengan akurat saat berjalan keluar.
Namun, tiba-tiba saja terdengar suara tawa yang sangat kencang dari arah belakang tubuh mereka. Seketika Jimin dan Taehyung langsung berbalik dan beranjak berdiri dengan perasaan terkejut mereka.
Keterkejutan mereka semakin membesar saat melihat Seokjin, Hoseok dan Yoongi yang berada di hadapan mereka dengan dua perempuan yang mampu membuat hati Jimin dan juga Taehyung mencelos bukan main akibat ketertakutan besar mereka.
"Kalian begitu bodoh," ujar Seokjin dengan wajah yang membuat Jimin sangat ingin memukul wajahnya itu. "bagaimana bisa kalian mengira bom itu dapat di jinakkan tanpa penghubung seperti ini?" ia menunjukkan layar HP-nya dan terdapat rangkaian-rangkaian tulisan yang berhubungan dengan peledak itu.
Tangan Jimin dan Taehyung terkepal sangat kuat, apalagi saat melihat Yuri dan Yena yang berada di kuasaan Yoongi. Tangan mereka terikat di belakang dan kepala mereka tertunduk dalam di hadapannya. Jimin benar-benar akan membunuh ketiga laki-laki itu jika saja menyakiti wanitanya.
"Astaga...," Seokjin kembali mengeluarkan kebawelannya. "kalian sangat percaya diri untuk datang ke markas ini." tatapannya tiba-tiba saja teralih pada Taehyung. Ia seperti sangat dendam dengan laki-laki itu, dan Taehyung sendiri juga tahu arti tatapan itu dari Seokjin.
Seokjin pasti sangat dendam karena ia menguburkan mayatnya di dalam peti dan di letakkan di luar markas. Saat itu, Taehyung memang membiarkan Seokjin masih bernapas dan tidak menghabisinya sampai mati karena Jimin memang menyuruhnya untuk merasakan kesakitannya sendiri lebih dulu setelah mereka menyiksanya.
Dan mereka tidak menyangka jika Seokjin mempunyai sinyal dengan Hoseok di tubuhnya yang membuat laki-laki itu tercatat keberadaannya dan membuat teman-temannya itu menggali kembali tanah yang sudah dikubur oleh Yuri, Jungkook dan juga Taehyung. dan tentu saja mereka berhasil untuk membawa kabur Seokjin dari peti itu.
"Jatuhkan pistol kalian." Ujar Yoongi dengan suara yang dingin dan tajam. Taehyung dan Jimin menghiraukannya dan tetap menatap tajam mereka sampai tiba-tiba saja Yoongi mendorong punggung Yena hingga gadis itu terjatuh di lantai dan berlutut.
Seketika Jimin langsung bisa merasakan kemarahannya yang memuncak dan rasa cemasnya yang semakin meningkat pada Yena. Ia langsung menghambil pistolnya dan menjatuhkannya di lantai, diikuti dengan Taehyung yang juga menjatuhkan pistol dan pisaunya.
"Apa yang kalian inginkan?" ujar Jimin berusaha menahan emosinya yang memuncak agar tidak melakukan hal yang dapat membuat Yena semakin dalam posisi yang berbahaya.
Yoongi menunjukkan senyum miringnya. "Serahkan tuan Kang padaku."
Tangan Jimin semakin mengepal, ia tidak bisa menahan seluruh gejolak hatinya yang campur aduk. Ia mempunyai waktu yang sangat minim untuk menyelamatkan Jungkook yang semakin kehabisan darah, tapi disisi lain ia juga sangat ingin untuk menyelamatkan Yena yang berada di hadapannya.
"Aku akan menyerahkannya setelah kau melepaskan kedua gadis itu." balasnya yang sukses membuat Yoongi tertawa dengan sangat kencang.
"Kau pikir aku bodoh untuk menyerahkan kedua gadis cantik ini tanpa imbalan apapun?" Jimin benar-benar bersumpah akan menghabisinya, Min Yoongi layak untuk mendapatkan kematiannya, dan Jimin ingin membunuhnya dengan tangannya sendiri setelah ini. "Aku akan melepaskan kedua gadis ini setelah kau menyerahkan laki-laki tua itu padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Preplexity
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI SHOPEE] Park Jimin, laki-laki yang kukenal dengan ketampanan nya dan sifatnya yang hangat. namun dia mempunyai sisi gelap yang tidak kuketahui.