YenaPOV
"Buka mulutmu." Ujar seokjin dengan tangan yang menyodorkan sendok berisi makanan padaku. Aku tetap menutup mulutku dan menatap tajam kearahnya.
Menyadari aku yang hanya diam saja, Seokjin berdecak kencang lalu meletakkan piring di meja sisiku. "Badanmu itu sudah sangat kurus, kau akan menjadi tulang dan kulit saja jika tidak juga makan." Sekarang ia malah mengambil bangku dan duduk tepat di depanku. "Sampai kapan kau tidak mau makan hah?"
Aku memutar kedua bola mataku, "Tidak sampai kau melepaskanku!"
"Lalu jika aku tidak melepaskanmu kau tidak akan makan sampai kau mati? Begitu?"
Aku mengangguk, kepalaku mendangak berusaha terlihat berani. "Ya, tentu saja. Kau pikir aku takut mati?"
Seokjin tiba-tiba tertawa kencang, "Wahh Kang Yena kau benar-benar berbeda," kepalanya menggeleng-geleng. "Aku tidak terkejut sekarang mengetahui Jimin sangat tergila-gila padamu."
Aku kembali menggeram saat Seokjin membicarakan Jimin. Sial, aku jadi merindukan Jimin lagi sekarang. Aku tidak tahu sekarang pukul berapa, mungkin sudah 20 jam sejak laki-laki ini menculikku.
Dan aku tetap yakin jika Jimin akan menjemputku dan membunuh laki-laki berengsek yang berada di depanku ini.
"Ah ya ngomong-ngomong," Seokjin memberhentikan tawanya. "dimana Jimin menyembunyikan ayahmu?"
Aku mengerutkan keningku tak mengerti, apa yang dia bicarakan sekarang? "Aku tidak mengerti apa yang kau katakan." Jawabku jujur, tapi dia malah tertawa terbahak lagi.
Baiklah sekarang aku yakin jika dia sinting dan aneh. Dimana letak kelucuannya?
"Tidak usah berpura-pura, aku tahu Jimin menyuruhmu untuk tidak memberitahu siapapun tentang ini kan?" aku semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraan ini.
Baru saja aku ingin menjawabnya, pintu ruangan terbuka. Perhatian kami teralih pada sosok dua laki-laki yang masuk.
Aku kenal salah satu dari mereka, Namjoon. Tapi aku tidak mengetahui laki-laki yang berada di sebelahnya.
"Woah Hyung, rencanamu berhasil." Ujar laki-laki yang berada di samping Namjoon, ia tidak melepaskan tatapannya dariku. Senyum cerahnya terus mengembang, mungkin jika di kehidupan asli, aku tidak akan percaya ia adalah sejenis mafia. Sepertinya kepribadiannya sangat ceria.
"Jika bukan karenamu, aku tidak akan berhasil, Hoseok-ah." Jawab Seokjin dengan bangga, ia seolah-olah mengatakan jika ia bangga dengan dirinya sendiri. Hah, dia terlalu mencintai dirinya sendiri.
Laki-laki bernama Hoseok itu menatapku terus, pandangannya tak sekalipun lepas dariku seolah-olah aku adalah mainan baru yang menarik.
"Hai, kau Kang Yena kan?" dia duduk di tempat Seokjin tadi lalu tersenyum lebar. "Salam kenal, aku Jung Hoseok." Sial dia lucu sekali, berbeda dengan Seokjin dan Namjoon yang terlihat mengerikan.
Aku tidak menjawab dan tetap diam, tanganku masih berusaha untuk melepaskan lilitan yang mengikat tanganku di belakang.
Sekarang Hoseok memutar kepalanya untuk menatap Seokjin yang berada di belakangnya. "Tidak kah terlalu berlebihan mengingkatnya di kursi, Hyung? Dia terlihat tidak nyaman." Ujarnya yang malah membuat Seokjin memutar kedua bola matanya.
"Dia akan kabur jika aku melepas ikatannya."
Seketika aku berdecak kencang membuat perhatian tiga laki-laki itu beralih padaku, mataku menatap Seokjin tajam."Tidak kah kau mendengar ucapan Hoseok tadi? Atau memang telingamu yang tidak terpasang dengan benar hah?! aku tidak nyaman!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Preplexity
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI SHOPEE] Park Jimin, laki-laki yang kukenal dengan ketampanan nya dan sifatnya yang hangat. namun dia mempunyai sisi gelap yang tidak kuketahui.