Taehyung dan Jungkook sama-sama melangkahkan kaki mereka dengan hati-hati. Jungkook mengambil posisi di depan sementara Taehyung berada di belakangnya. Mereka sama-sama saling melindungi dengan posisi seperti ini.
Saat mereka sudah berada di pintu bagian belakang rumah kuno itu, Jungkook langsung mendorong pintu berbentuk kayu itu dengan telunjuknya. Sebelah tangannya menggenggam pistol dengan sangat erat, mengantisipasi jika ada sesuatu yang ingin menghantam mereka.
Pintu itu langsung terbuka saat Jungkook mendorongnya, decitan pintu itu terdengar sangat nyaring dan keras. Seketika Jungkook dan Taehyung sama-sama langsung menodongkan pistol ke arah depan.
Bahkan Taehyung yang sebelumnya berjaga di belakang ikut menodongkan pistolnya ke arah yang sama dengan Jungkook.
Saat keduanya menatap ke depan tepat di dalam rumah kuno itu. Jungkook dan Taehyung langsung terpengarah, raut wajah keduanya terlihat sangat syok dan terkejut bukan main. Bahkan tanpa sadar mereka menurunkan pistol mereka dan berjalan masuk ke dalam dengan refleks mereka sendiri.
"Aku meragukan jika manusia seseram dan semenakutkan Yoongi tinggal disini." Ujar Jungkook dengan tatapan yang ia arahkan untuk menyapu seluruh isi rumah. Perasaan terkejut dan syok nya masih tertahan di wajahnya. Begitu pula Taehyung, mulutnya bahkan sedari tadi terus terbuka dan membiarkan lalat masuk kedalam mulutnya sebelum ia terbatuk dan menepuk dadanya dengan kencang.
"Lalat sialan," umpat Taehyung masih dengan terbatuk-batuk. Ia lalu kembali menatap ke sekitar ruangan dengan dirinya yang sekarang sedang menahan tawanya. "Min Yoongi itu punya sisi yang lain rupanya." Ujarnya yang sekarang sudah tidak bisa lagi menahan tawanya,
Bagaimana tidak? Seluruh ruangan ini di penuhi dengan gambar dan perabotan Hello Kitty, bahkan karpet, sofa, lukisan dan kertas tembok saja berwarna pink dengan motif gambar Hello Kity.
Yang benar saja, Min Yoongi yang di takuti oleh hampir seluruh mafia di Korea itu mempunyai dekorasi yang seperti ini?
"Hyung jangan membuat suara," ujar Jungkook pada Taehyung sambil dengan menyikut lengannya, "kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini." lanjutnya lalu berjalan menuju meja nakas yang berada di sudut ruangan.
Ada beberapa foto dan juga boneka-boneka Hello Kitty yang mengitari bingkai-bingkai foto itu. Jungkook mengerutkan keningnya saat ia menyadari sesuatu yang sangat familiar baginya. Perlahan tangannya terulur untuk mengambil bingkai kecil dengan sisi putih bersih itu dari meja nakas.
Jungkook meneliti bingkai itu, di dalamnya terdapat foto yang terlihat masih sangat baru, padahal di bawahnya tertulis jika foto ini diambil sejak 20 tahun lalu. Foto itu menampilkan kedua balita kembar sekitar berumur lima tahun yang memakai baju hello kitty kebesaran dan sedang duduk di kursi taman panjang. Keduanya saling berpegangan tangan dengan tangan satunya memegang eskrim. Senyum bahagia terpampang jelas di wajah balita itu.
Itu dia, senyum itulah yang mengganjal di pikiran Jungkook. Senyum kedua balita kembar itu sangat familiar baginya, ini hanya perasaannya saja atau bagaimana tapi Jungkook seperti sangat sering melihat senyum ini di kesehariannya.
"Hyung, apa kau—" omongan Jungkook terputus karena saat ia berbalik, ia tidak dapat menemukan Taehyung lagi yang sebelumnya berada di belakangnya. "Hyung?" panggilnya dengan melangkahkan kakinya untuk masuk semakin dalam ke dalam rumah.
Langkahnya semakin cepat saat ia tidak juga menemukan Taehyung dimana pun, ia mulai panik. "Taehyung Hyung?!" panggilnya lagi dan Jungkook hampir saja terkejut karena saat ia berbelok ke lorong berikutnya dan menemukan Taehyung sedang berdiri kaku di hadapan bingkai besar yang bahkan tingginya sampai tiga kali lipat tinggi mereka.
Jungkook membelakkan matanya tidak percaya, ia beranjak untuk berdiri di sebelah Taehyung yang juga masih mendangakkan kepalanya untuk menatap bingkai raksasa itu. "Hyung, itu bukankah—?" Jungkook menengokkan kepalanya untuk menatap Taehyung yang masih menunjukkan wajah syoknya itu. Mulutnya bahkan kembali terbuka dengan lebar. "Tutup mulutmu Hyung. Nanti ada lebah yang masuk." Ujar Jungkook sambil dengan tangannya yang menepuk dagu Taehyung agar mulutnya tertutup.
Taehyung menelan ludahnya susah payah. "Aku tahu sekarang Kook, alasan kenapa Yoongi dan kelompok Seokjin selalu mengincar Yena." Ujar Taehyung dengan jantung yang berdebar. "Yena bukanlah anak kandung dari tuan Kang, ia di adopsi."
Mata Taehyung belum juga lepas dari bingkai besar itu. Foto lawas yang terlihat sudah sangat tua itu menampilkan kedua gadis kembar yang berumur sekitar 13 tahun sedang duduk di pangkuan laki-laki paruh baya yang terlihat sangat berisi itu. Di bawahnya terdapat tulisan nama-nama beserta marga mereka.
'Kebesaran marga Bang'
'Bang Si Hyuk dan kedua cucu kesayangannya— Bang Yena dan Bang Yuna.'...
Dari arah luar rumah kuno itu, Min Yoongi hanya menatap kedua laki-laki itu yang sudah terjebak di dalam markasnya dengan senyum mengerikannya. "Dasar bodoh." Ujarnya lalu menekan tombol yang berada di HP-nya.
Layar HP nya itu menunjukkan waktu selama 10 menit dengan menghitung mundur. Yoongi menatap layar itu dengan tawa kencangnya.
Hitungan itu terus berjalan mundur setiap detiknya.
Karena malas menunggu, Yoongi memilih untuk membuang HP nya dan berjalan menjauh dari markasnya itu. Lagi pula dirinya juga tidak ingin terkena ledakan yang sangat besar nanti yang berasal dari dalam markasnya dalam waktu kurang dari 9 menit itu.
...
"A-apa ini benar-benar Yena Noona? Dia punya kembaran?" tanya Jungkook dengan raut wajah syoknya. Ia lalu menatap Taehyung yang menganggukkan kepalanya.
Sekarang bahkan Taehyung sedang mengagumi foto itu, matanya tidak lepas dari Yena dan saudara kembarnya itu yang masih berumur sekitar 13 tahun. "Jimin tidak pernah bercerita jika Yena mempunyai kembaran, atau memang ia juga tidak tahu?" tanyanya pada diri sendiri lalu perlahan tangannya terulur untuk menyentuh bingkai raksasa itu.
"Hyung jangan di sentuh!" seruan Jungkook yang ia berikan pada Taehyung terlambat, Taehyung sudah lebih dulu menekan bingkai itu dan hal yang tidak mereka duga sebelumnya, bingkai itu terbuka seolah pintu yang baru saja di dorong dengan gerakan lambat.
Kedua mata Jungkook dan Taehyung membelak, menunggu bingkai yang ternyata otomatis itu terbuka dengan sendirinya dengan suara decitan yang memenuhi setiap sudut ruangan rumah ini.
Saat bingkai itu terbuka dengan sempurna, Taehyung dan Jungkook tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutan mereka lagi saat melihat sahabat mereka, Jimin, yang berada di dalam sana terduduk kaku tidak sadarkan diri dengan ikatan tali dan darah yang berada di seluruh tubuhnya dan juga benda yang Taehyung dan juga Jungkook sangat tahu. Peledak yang sama persis dengan yang berada di tas mereka dan sedang mereka bawa itu berada di bawah kaki Jimin.
tbc,
jimmm🥺🥺🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Preplexity
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI SHOPEE] Park Jimin, laki-laki yang kukenal dengan ketampanan nya dan sifatnya yang hangat. namun dia mempunyai sisi gelap yang tidak kuketahui.