Seluruh sendi tubuh Jungkook terasa kaku begitu saja saat selesai menatap surat elektronik itu. Beberapa detik kemudian layar komputernya kembali menggelap dan memunculkan angka-angka random dan garis-garis berwarna seperti biasanya.
Benda berbentuk bola besar berwarna abu-abu yang sebelumnya ada empat di layar komputernya dan berada di atas garis-garis berwarna itu, sekarang hanya tinggal dua saja, satu berada di bawah lantainya dan satu lagi berhenti dan menetap tidak berubah di jarak yang cukup jauh dari tempatnya sekarang.
Ia begitu penasaran dan curiga dengan siapa saja yang berhasil masuk ke dalam jalan rahasianya yang di bangun oleh dirinya, Jimin dan juga Taehyung.
Jungkook mengambil kembali kedua pistolnya yang berada di atas meja komputernya lalu ia menengokkan kepalanya pada lantai yang berada di sebelah sofa ruangan itu. Di bawah lantai itu akan ada pintu yang menuju ke jalan rahasia di bawah.
Perlahan kakinya mulai melangkah mendekat pada lantai yang berada di sisi sofa. Wajah Jungkook mengeras, ia bisa merasakan emosinya sendiri yang akan meledak setelah membaca pesan singkat dari Hoseok itu.
Jika di bawah lantai ini adalah salah satu dari musuhnya, Jungkook benar-benar akan langsung menghabisinya. Tidak peduli siapa yang akan ia hadapi setelah ini, ia akan benar-benar menghabisinya dan meluapkan seluruh emosinya karena pesan itu.
Jantung Jungkook berdetak dengan kencang saat ketukan itu kembali terdengar. Namun suara yang ia dengar dari bawah sana langsung membuat langkahnya tertahan. "Jungkook, Jeon Jungkook buka ini! Aku Taehyung!"
Jungkook membelakkan matanya lalu segera meletakkan kedua pistolnya itu pada meja sofa dan langsung berlari pada lantai di bawahnya. Ia menyentuh lama satu jengkal lantai itu dan layar dari lantai berbentuk kotak itu menyala, menampilkan dasaran sidik jari yang harus ia tekan pada sidik jarinya sendiri.
Perlahan lantai itu mulai menggeser terbuka setelah Jungkook menarik jarinya dari layar transparan yang berada di lantai itu.
Jungkook beranjak berdiri dan menunggu lantai itu untuk terbuka dengan sempurna. Ia mengambil kembali pistolnya, berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang berada di luar dugaannya. Tapi laki-laki itu tetap berharap jika itu adalah Taehyung, harapan Jungkook sangat besar karena ia benar-benar mengenali suara Hyung nya itu.
Baru saat lantai itu terbuka dengan sempurna dan tangga berwarna putih yang menjulur dengan otomatis itu menurun dengan canggih, Jungkook baru bisa melihat Taehyung yang menaiki tangga dengan lemah dan seluruh tubuhnya di penuhi oleh darah.
...
Hoseok tersenyum dengan puas setelah ia mematikan layar komputernya itu. Ia merenggangkan tubuhnya dengan perasaan bahagianya yang menyeruak keluar. Sekali lagi, ia berhasil untuk menemukan situs dari musuhnya itu dan meretas komputernya.
Suatu kebanggaan bagi dirinya sendiri karena hal ini adalah keahliannya, meskipun ada sedikit kendala dan sangat susah untuk meretas komputer milik Jungkook itu, tapi akhirnya ia bisa melakukannya.
Padahal sudah hampir tiga tahun Hoseok mencoba untuk meretas situs milik Jungkook, tapi ia selalu tidak bisa melakukannya dan entah kenapa hari ini Jungkook sepertinya sedang ceroboh karena ia membuka sedikit celah untuknya.
Senyum Hoseok semakin mengembang saat mengingat perjuangannya selama ini. Meskipun begitu ia masih sedikit terheran karena Jungkook benar-benar sangat ceroboh hari ini, ia bahkan meninggalkan komputernya beberapa waktu tanpa pengaman apapun yang membuatnya bisa meretasnya lewat celah yang sangat sempit.
Hoseok berusaha untuk tidak memikirkan hal itu dan terus mengapreasi dirinya sendiri.
Saat ia masih sibuk untuk memikirkan rencananya berikutnya, tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka. Seokjin masuk dengan wajahnya yang pucat. "Kau harus menemui Namjoon sekarang! Ia terluka parah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Preplexity
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI SHOPEE] Park Jimin, laki-laki yang kukenal dengan ketampanan nya dan sifatnya yang hangat. namun dia mempunyai sisi gelap yang tidak kuketahui.