\51\

8.4K 1.3K 369
                                    

Aku bisa merasakan panas di pipiku yang amat sangat, masih tidak percaya dengan ternyata Yuri yang menarikku keluar. Sejak kapan ia mengambilku dari Yoongi? Dan apa yang ia katakan? Manipulasi? Apa maksudnya? Jelas-jelas Yoongi berbicara hal yang benar. "Kau tidak mengerti, Yuri. Yoongi itu—"

Plakk

Aku sampai menunduk karena tamparannya yang sangat keras itu, tapi entah kenapa aku tidak ingin marah padanya. Aku merasakan pikiranku terulang kembali saat tangan Yuri mendarat di pipiku.

Pipiku memanas sekarang, aku lalu menatap Yuri dengan tatapan tajamku. Meskipun begitu aku tidak mengatakan apapun dan hanya diam menatapnya dengan tatapan tidak mengerti. "Apa yang kau lakukan?" seruku dengan suara yang serak.

Yuri berkacak pinggang, ia lalu menatapku intens. "Apa saja yang Yoongi katakan padamu? Dia mangatakan jika kau adalah adiknya?" ujarnya yang seketika langsung membuatku mengangguk dengan kencang.

"Ya, tidakkah kau menyadari jika aku dan Yoongi mempunyai fisik yang hampir sama?" balasku lalu aku bisa melihat tatapan tak percaya Yuri. Melihat itu seketika membuatku teringat tentang foto itu. Aku langsung saja mengambil foto yang aku masukkan di kantong pakaianku lalu menunjukkannya padanya. "Lihat ini! ini fotoku sewaktu kecil!"

Yuri langsung saja mengambil foto itu dari tanganku, ia mengamatinya sebentar lalu menghadapkan foto itu tepat di depan wajahku. "Ini hanyalah foto robekan, kau tidak sadar jika terdapat robekan di sisi kanan foto ini?"

Tatapanku otomatis teralihkan pada sisi foto itu dan benar saja, terdapat robekan yang terlihat sangat jelas.

"Jika kau tetap percaya pada Yoongi, aku akan menunjukkan padamu sesuatu yang lebih." Yuri mengambil sesuatu dari dalam saku celana jeansnya. Itu adalah sebuah bingkai kecil dan gadis itu langsung menunjukkannya tepat di depan wajahku. "Lihat ini, kau tidak mempunyai kakak, Yena. Kau hanya mempunyai kembaran!"

Aku membelak, tanganku refleks terulur untuk mengambil bingkai itu. Tatapanku terus menatap ke arah foto itu dimana terdapat dua perempuan yang sedang berpegangan tangan dan berada di taman bermain itu. Ini aku, senyumnya sama sepertiku, dan aku ada dua, ini bukan editan atau apapun semacamnya, tapi memang aku mempunyai seorang kembaran!

"Jungkook mengambilnya di markas Yoongi, jika Yoongi mengatakan ia adalah kakakmu, kau telah di manipulasi olehnya."

Kepalaku mendangak untuk menatap Yuri, aku sangat terkejut dengan semua yang terjadi tiba-tiba hari ini, tapi masih ada sangat banyak keganjalan di hatiku. "Tapi Yoongi mengatakan jika aku bukan dari keluarga Kang, aku juga tidak ingat jika aku mempunyai saudara kembar, Yoongi sangat serius dengan ucapannya, ia bahkan mengatakan jika aku memegang kendali atas perusahaan besar di Korea, karena hal itu Ayahku menculikku dan bekerja sama dengan Jimin untuk mengurungku."

Aku bisa melihat Yuri berdecak kencang, ia lalu mengacak rambutnya frustasi sebelum kembali menatapku dengan tajam. "Akan sangat panjang jika aku menceritakan semuanya padamu dari awal dan aku juga tidak boleh mengatakan ini, tapi karena kau baru saja di manipulasi oleh Yoongi, tidak ada pilihan lain."

Gadis itu megambil napas sejenak. "Kang Yena, dengar ini. Pertama, Yoongi benar, kau bukanlah anak dari keluarga Kang— dengarkan aku sampai selesai dulu!" serunya yang seketika langsung membuatku menutup mulutku kembali. "tapi kau tidak di culik, kau di ambil. Seharusnya kau berterima kasih pada Ayahmu karena menyelamatkanmu dari keluarga Bang, memang benar, seharusnya kau bermarga Bang Yena, dan saudara kembarmu itu bernama Bang Yuna. Kau tidak akan mengingat saudara kembarmu itu karena ia sudah mati beberapa tahun setelah foto itu di ambil."

Seketika aku langsung membekap mulutku karena terkejut.

"Jika kau bertanya kenapa saudaramu itu bisa mati, itu karena dia di manipulasi oleh Yoongi! Keluarga Bang adalah keluarga yang paling kaya di Korea Selatan, dan kakekmu memberikan perusahaannya pada kalian berdua, tapi karena kedua orangtuamu tidak menyetujuinya dan sangat rakus akan perusahaan itu, dia mencoba untuk menghilangkan kalian berdua. Tapi kakekmu, Bang Si Hyuk, mengetahui rencana kedua orangtua aslimu dan akhirnya memilih untuk mengurus kalian berdua karena ia sangat sayang kepada kalian."

Sungguh, ini diluar penalaranku, bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku mempunyai masa lalu yang sangat gelap dan tidak ku ketahui?

"Karena tidak bisa melakukan rencananya, akhirnya orangtuamu memanggil Yoongi, mafia paling berbahaya di Korea. Yoongi berhasil memanipulasi Yuna dan akhirnya saudaramu itu mati di tangannya. Si Hyuk sangat terpukul karena hal itu, akhirnya ia menyuruh keluarga Kang untuk mengambilmu tapi Yoongi sudah lebih dulu memanipulasimu yang membuatmu kehilangan ingatanmu sepenuhnya, tapi Jimin berhasil mengambilmu sebelum Yoongi sempat memanipulasi seluruh tubuhmu."

Mataku seketika memanas saat Yuri menyebut nama Jimin, perasaan bersalah menyeruak keluar pada diriku mengingat apa yang aku katakan pada Jimin beberapa menit yang lalu. Benar, aku baru saja di manipulasi oleh Yoongi. Bukankah seharusnya aku selalu percaya pada Jimin?

Yuri tiba-tiba saja mencengkram kedua pundakku dan menatapku intens. "Seharusnya kau sadar jika Jimin pernah mengatakan padamu jika ia telah mengawasimu sejak lama dan akhirnya membawamu ke markas! Jika kau ingin tahu sebabnya, itu karena Jimin ingin melindungimu dari seluruh pengganggu yang ingin membunuhmu, bukan karena Jimin menculikmu dan ingin mengambil hak mu!"

Tubuhku tergoncang hebat karena Yuri yang menggoyangkan kedua bahuku, mataku memanas bukan main dan perlahan air mataku kembali turun.

"Dan kau lihat sekarang, Jimin lagi-lagi berurusan dengan Yoongi karena kau tidak mau mendengarkan ucapannya, Taehyung dan Jungkook juga sedang melawan Hoseok dan Seokjin di markas ini. Jika sudah seperti ini, apa yang ingin kau lakukan, hah? Kami sudah menyerahkan seluruh tenaga dan pikiran hanya untuk melindungimu, tapi kenapa kau selalu saja membawa kami ke dalam bahaya?! Apa susahnya hanya berdiam diri di markas dan menuruti semua yang di perintahkan?!"

Hatiku langsung mencelos begitu saja saat Yuri mengatakannya, ini adalah pertama kalinya aku melihat Yuri marah. Ia tidak pernah emosi padaku seperti ini sebelumnya. Apa aku memang pembuat seluruh masalah yang sedang terjadi? Apa yang salah padaku? Kenapa aku tidak boleh mendominasi diriku sendiri? Kenapa aku harus menuruti semua yang di katakan orang lain?

Aku menangis, tidak bisa menahan tangisanku lagi saat aku sudah benar-benar mengetahui semuanya. Inilah sebabnya aku menjadi titik pusat permasalahan disini.

"Maafkan aku—" hanya itu yang bisa aku katakan. Kepalaku menunduk, tubuhku mulai bergetar hebat. "Maaf karena selalu membahayakan kalian, aku tidak bermaksud—" aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku karena aku menangis dengan kencang sekarang.

Aku bisa mendengar Yuri menghela napasnya, tangannya yang semula berada di pundakku beralih untuk menarikku ke dalam pelukannya. Ia menepuk punggungku dengan pelan. Tangisanku semakin membesar. Semua yang di katakan Yuri memang benar, aku tidak pernah menuruti mereka, aku hanya bisa menyusahkan dan membuat mereka dalam bahaya.

Saat aku masih berusaha menenangkan tangisanku di pelukan Yuri, tiba-tiba saja dari arah belakang, pintu ruangan terbuka, disana muncul Taehyung dengan napas yang memburu, tangannya berdarah dan pipinya tergores sesuatu. "Jimin kalah, ia habis oleh Yoongi."

Deg,

Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku sekarang, tidak, jangan, aku masih sangat ingin memeluknya. Aku ingin menemui Jimin, aku sangat ingin bersamanya.

"Bawa Yena keluar, markas ini akan di ledakkan, aku dan Jungkook akan berusaha membawa Jimin." setelah Taehyung mengatakan itu, ia langsung menutup pintu dan hilang. Yuri langsung menarik lenganku untuk mengikutinya.

Namun aku langsung menarik kembali lenganku dan menatap Yuri dengan tatapan syokku, aku masih berusaha untuk mencerna apa yang di ucapkan Taehyung. "Yuri, tidak mungkin kan jika Jimin sudah—" suaraku bergetar saat aku mengatakan itu.

Yuri kembali menarik lenganku. "Yena, kau sudah berjanji untuk menurut. Sekarang menurutlah pada Taehyung untuk keluar dari markas." Ujarnya sebelum menarikku keluar dari rumah besar ini.

tbc,

lah kok makin ruwet?🌚🌚🌚🌚

Preplexity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang