\3\

28.9K 2.3K 393
                                    

YenaPOV

Aku memicingkan mataku saat sinar matahari masuk kedalam kamar menyilaukan wajahku.

Saat aku ingin beranjak duduk, aku merasakan sakit yang luar biasa pada bagian bawahku.

Aku merintih pelan membuat Jimin yang berada disampingku membuka matanya lalu beranjak duduk.

Langsung saja aku menutup kepalaku memakai selimut, tidak berani menatapnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya berusaha membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhku.

Kenapa ini? Ada apa denganku? Kenapa aku harus menutup diri darinya?

Seketika aku langsung membuka selimut yang menutupi kepalaku lalu beranjak duduk dengan selimut yang aku tekan kedadaku untuk menutupi bagian atas tubuhku.

Tangan kananku langsung memukul dadanya bertubi-tubi.

"Park Jimin sialan! Bajingan! Bastard! Pervert! Kau laki-laki paling—" tiba-tiba tanganku yang memukul dadanya dicekal lalu ia menarikku mendekat padanya dan sedetik kemudian dia menciumku dalam.

Aku semakin memukul dadanya kencang, Jimin membawaku kembali tiduran hingga dia berada diatasku sekarang.

Saat aku mulai kehabisan nafas, dia menarik kepalanya lalu tersenyum hingga kedua matanya membentuk sabit.

Sialan, dia lucu sekali.

"Kau cari mati huh? Apa yang semalam kurang? Ingin lagi?"

"YA!"

Jimin kembali tersenyum lalu menciumku sekilas, "Morning kiss." Ujarnya lalu beranjak kembali kesisiku, merengkuh pinggangku menempel pada tubuhnya yang tidak terbalut apapun.

Aku mendorong dadanya mencoba untuk menjauh namun dia malah semakin mendekapku.

Aku diam, semakin aku bergerak semakin bagian bawahku terasa perih dan sakit.

"Tidurlah, ini masih terlalu pagi." Ucapnya menekan kepalaku kedadanya yang berotot.

"Berapa banyak wanita yang sudah kau culik?" Tanyaku asal.

"Hanya kau."

Aku memutar bola mataku, mana mungkin aku pecaya dengan kebohongannya itu.

"Berapa banyak nyawa yang sudah kau bunuh?"
"Hanya 297 nyawa."
"Lalu apa aku akan jadi nyawa yang ke 298?"
"Jika kau ingin, aku akan melakukannya."
"YA!"

Aku mendongak berteriak padanya, apa apaan itu? Apa semalam aku diperkosa oleh pembunuh sialan ini?

Padahal itu yang pertama untukku, Jimin bohong saat mengatakan akan bermain lembut. Dia benar-benar brutal.

Dasar pervert sialan!

"Berhentilah berteriak atau aku akan benar-benar membunuhmu." Balasnya tajam membuatku kembali bersembunyi didadanya.

Aku tidak akan takut jika teman kantorku yang mengancam dengan ancaman itu. Tapi jika psikopat ini yang mengancamku, aku akan benar-benar takut.

Jimin kembali mendekapku.

"Berapa banyak wanita yang sudah kau tiduri?"
"Hanya kau."
"Aku bertanya serius Jim."
"Aku menjawabmu dengan serius, Kang Yena."

Aku mendengus, "Bohong."

"Hanya kau, pertama kaliku adalah semalam, dengan kau, dengan Kang Yena. Kau puas?"

Aku mendengus, "Aku tidak akan luluh dengan gombalanmu."

Kudengah Jimin menggeram pelan, "Kau benar-benar ingin kubunuh ya?"

Aku langsung saja menutup wajahku saat dia ingin beranjak, "Baiklah, baiklah aku tidur." Sautku cepat.

Preplexity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang