\23\ : Pelacak

19.1K 1.9K 388
                                    

Aku menggeram, berusaha melepaskan ikatan yang berada di tanganku. "Lepaskan aku!" teriakku menggerakkan kursi yang dipakai untuk mengikatku ini.

Tanganku terikat kebelakang dengan ikatan yang kuyakini tidak mungkin dapat ku lepas ini.

"Berhenti untuk menatapku seperti itu bajingan gila!" seruku dengan kencang pada laki-laki yang berada di depanku ini.

Pasalnya dia terus saja menatapku dengan senyum mengerikan yang berada di wajahnya itu. Sesekali kepalanya menggeleng-geleng menyusuri setiap sudut wajahnya.

Tetap saja itu adalah hal yang membuatku merinding meskipun wajahnya sangat-sangat tampan.

"Kau bilang apa tadi? Bajingan gila?" balasnya masih dengan senyum yang terlihat sangat  jelas.

Aku berdecak kencang lalu melotot kearahnya, "Kau memang bajingan gila! Psikopat! Bastard!" napasku tersendat karena terus berteriak.

Seokjin tertawa kencang. "Yaampun ternyata kau lucu sekali ya," ia berdiri lalu berjalan kearahku dan mengangkat daguku hingga kepalaku mendangak. "Ingin bermain denganku?"

Aku menggelengkan kepalaku berusaha untuk melepaskan tangannya yang berada di daguku, "Cih, bermain saja sana dengan Jennifer!" balasku asal, tapi aku bisa melihat raut wajah Seokjin yang berubah.

"Jennifer? Jadi ada perempuan lain disana?" ujarnya dengan mata yang berbinar.

Hah! Benar saja dugaanku, ternyata dia adalah penggila wanita. Lihat saja sampai dia bertemu dengan Jennifer, mungkin kera betina itu yang akan lebih dulu menyerangnya.

Aku berdehem pelan, "Tentu saja ada, jika aku adalah wanita Jimin, Jennifer itu adalah wanitanya Jungkook." ada rasa bangga saat aku mengatakan aku adalah wanita Jimin.

Pikiranku langsung terarah pada Jimin namun aku cepat-cepat menepisnya agar percakapanku dengan Seokjin lancar.

"Aku tidak pernah mengetahuinya jika ada perempuan lain di markas mereka." Ujarnya terdengar sangat penasaran.

Kepalaku menggeleng-geleng dramatis, "Kalau begitu berarti kau belum pro untuk memata-matai markas mereka. Jennifer itu... duh—" aku membuat nada terkagum. "Ugh dia itu perempuan terseksi yang pernah kuliat, wajahnya yang blesteran benar-benar membuat Jungkook tergila-gila."

Seokjin sepertinya benar-benar terpancing dengan omonganku,

Aku menahan tawaku, membayangan Jennifer itu adalah kera blesteran yang bukannya memeliki tubuh seksi malah mempunyai tubuh yang besar dan kekar sama seperti pemiliknya.

Lima detik Seokjin hanya diam dan aku bisa melihatnya menelan ludahnya seperti benar-benar membayangkan hal kotor di kepalanya.

Tapi detik berikutnya, ia menggelengkan kepalanya dengan kencang lalu ber-puh pelan. "Masa bodo, aku tidak terlalu menyukai wanita barat. Lagi pula tipeku itu sepertimu, jadi—" seketika aku merasa ngeri di seluruh tubuhku. "Bagaimana jika aku menginginkan tubuhmu itu saja?"

Aku bergidik. "Tidak, bagaimana jika aku tidak mau?!" balasku mulai emosi.

Seokjin hanya mengangkat bahunya seolah tidak peduli, "Aku memang bukan tipe mafia yang menyukai kekerasan seksual seperti lainnya, lagi pula paling kau juga akan terhanyut pada pesonaku sebentar lagi." Dia menyeringai. "Dan kau lah yang akan memohon padaku untuk ku sentuh."

Aku benar-benar tidak tahu kenapa ada laki-laki yang begitu percaya diri sekali seperti ini, apa dia pikir ketampanannya itu akan membuat semua wanita tertunduk padanya? Hah! Yang benar saja!

Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka membuat Seokjin mengalihkan perhatiannya,

"Hyung! Apa kau benar-benar—" omongan laki-laki itu terputus karena mata kami yang saling bertatapan.

Preplexity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang