Aku mengikat rambutku lalu membuka pintu kamar untuk turun kedapur.
Ini sudah 2 hari sejak kejadian Jimin menghabisiku dan Taehyung yang tiba-tiba berubah menjadi sangat aneh.
Sekarang aku benar-benar slalu diawasi oleh 3 laki-laki itu. Mereka bahkan membuat sensor pada setiap pintu dan jika aku melewatinya, alarm akan berbunyi disetiap penjuru rumah.
Mereka benar-benar gila.
"Kau ingin kemana?" Tanya Jimin saat aku melewatinya diruang tengah.
"Kedapur." Balasku tanpa menatapnya, aku membuka pintu kulkas lalu mengambil beberapa makanan ringan dan minuman berkaleng untuk dibawa ke kekamar.
"Kau memakan semua itu?" Ujarnya lagi saat aku ingin menaiki tangga.
Aku tidak menjawab dan memilih untuk melanjutkan perjalananku keatas, namun tiba-tiba saja ada tangan yang menarikku untuk kembali dan menuju sofa di ruang tengah.
Siapa lagi pelakunya jika bukan Park Jimin sialan itu?
Dia menekan pundakku untuk duduk disofa lalu disusul olehnya yang sekarang berada disisiku, Jimin merebahkan tubuhnya hingga kepalanya berada dipahaku dan kakinya yang ia selonjorkan ke sofa.
"Disini saja, aku juga ingin makanan itu." Ujarnya menatapku.
Aku menghela nafas panjang lalu membuka bungkus makanan ringan itu dengan kesal, tidak ada niatan untuk menolaknya atau memberontak karena aku tahu jika itu akan sia-sia dan membuang tenagaku.
Aku menyenderkan punggungku pada sofa lalu mulai memakan makananku.
Saat aku ingin menyuapi makanan itu ke mulutku, tangan Jimin menahan pergelangan tanganku. "Aku mau, Yena."
"Ambilah sendiri, kulkasmu itu penuh dengan makanan, Jimin."
"Tapi aku mau yang ini...." Laki-laki gila ini mulai mengeluarkan aegyo andalannya. "Yena... aku mau yang kau--"
Aku langsung saja memasukkan potongan keripik itu kedalam mulutnya sebelum ia menyelesaikan ucapannya.
Sangat menjijikkan mendengarkan psikopat ini melakukan aegyo. Meskipun aegyo itu membuatku gemas tapi tetap saja sangat aneh mendengarnya melakukan hal itu.
Mulut Jimin ingin terbuka melayangkan protesnya namun aku langsung memasukkan keripik itu lagi kemulutnya.
"Itu yang terakhir, aku lapar Jim. Kau bisa mengambil sendiri dikulkas." Ujarku penuh penekanan.
Bukannya beranjak dan mengambil makanan dikulkas, Jimin malah memeluk pinggangku dan berbicara tidak jelas diperutku.
Aku mengambil nafas sebanyak mungkin untuk menambah pasokan udara di otakku agar tidak memukul laki-laki aneh ini.
"Noona? Jimin Hyung sedang apa?"
Jungkook tiba-tiba saja muncul dari pintu yang mengarah ke kolam renang dengan Taehyung dibelakangnya.
Aku bisa melihat Taehyung yang menatapku dan Jimin dengan tatapan yang tak bisa kumengerti. Tatapanku dan Taehyung bertemu dan dia langsung memalingkan kepalanya.
Aneh memang, karena biasanya Taehyung yang berada diposisi Jimin sekarang.
Aku kembali menatap Jungkook yang berjalan kearah ruang tengah. "Aku juga tidak tau apa yang Hyung mu ini lakukan." Jawabku lalu beralih menatap Taehyung yang sedang duduk dimeja bar dan meminum sesuatu.
Dia tidak menatapku sama sekali.
"Hyung, kita ada pekerjaan." Ujar Jungkook pada Jimin namun Jimin malah semakin mempererat lilitannya di pinggangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preplexity
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI SHOPEE] Park Jimin, laki-laki yang kukenal dengan ketampanan nya dan sifatnya yang hangat. namun dia mempunyai sisi gelap yang tidak kuketahui.