"Dia hanya teman, Oppa. Hanya teman." Sana menekan kata-katanya. Sungguh, ia sangat kesal karena Taehyung malah mencibirnya saat ia berusaha menjelaskan segalanya.
"Sampai lupa padaku?"
"Aku tidak lupa. Hanya saja aku tidak tahu kau ada di sana."
"Aku sebesar ini saja kau tidak melihatku? Aigo, keterlaluan sekali."
"Aku sudah menjelaskannya 'kan? Kenapa Oppa marah-marah? Aku tidak sepenuhnya salah."
"Terserah." Taehyung memilih untuk pergi, membuat Sana hanya bisa mengepalkan tangannya untuk menahan teriakan yang mungkin saja ia keluarkan. Ia sungguh tak mengerti kenapa pria Kim itu malah seperti ini saat mereka kembali bertemu. Bukankah seharusnya mereka berbincang untuk melepas rindu satu sama lain? Namun yang mereka berdua lakukan justru bertengkar.
Sana mengusap kasar wajahnya. Ia sungguh tak sengaja. Namun, pria Kim itu bertingkah seolah masalah ini begitu besar.
"Bulan ini pasti akan sangat padat. Begitupun dengan bulan depan. Astaga, kenapa sesulit ini hanya untuk berkencan? Aku yakin dia marah-marah karena ini," gumam Sana yang memilih tetap berada di sana, menunggu sekitar beberapa menit lagi agar tak dicurigai.
Jika Sana punya waktu satu hari penuh, mungkin ia akan langsung menemui Taehyung dan menhabiskan waktu bersama pria Kim itu. Apalagi selama mereka berpacaran, mereka belum pernah makan malam bersama atau berkencan. Yang mereka berdua lakukan hanyalah bertukar pesan singkat dan menelepon saja.
Sana mengernyit saat Taehyung kembali dengan mencebikan bibirnya. "Kenapa Oppa kembali?"
Bukan jawaban, melainkan pelukan hangat yang diberikan pria Kim itu. Sana hanya tersenyum dan tanpa ragu membalas pelukan itu. Ia sungguh merindukan wangi maskulin milik Taehyung. Apalagi sudah sangat lama mereka tak saling bertemu.
"Maaf. Aku seharusnya tidak marah seperti tadi."
"Tidak apa-apa. Aku bisa mengerti."
"Apa besok kau ada jadwal?" tanya Taehyung setelah melepas pelukannya. Awalnya ia tersenyum. Namun, saat Sana mengangguk, wajahnya menjadi sedih.
Wajar saja, ia sudah merencanakan kencan romantis bersama Sana. Namun, hal itu harus terhalang oleh kesibukan Sana. Apalagi Sana baru saja comeback dan ia tak akan mungkin memaksakan keinginannya agar Sana bisa beristirahat.
"Jam 1 siang aku akan menghadiri acara radio. Sepulang acara ini sampai jam 11 sepertinya aku masih bisa menghabiskan waktu bersamamu."
"Kau baru selesai tur konser 'kan? Tidak, aku tidak akan mungkin mengajakmu berkencan saat kau sangat membutuhkan waktu istirahat. Hari ini acaranya akan sampai malam."
"Tidak apa-apa, aku bisa mengatur semuanya." Sana mencubit kedua pipi Taehyung, membuat pria Kim itu memasang wajah kesalnya.
"Jangan mencubitku. Aku seorang pria. Menggemaskan tidak ada di kamusku."
"Jinjja?" Sana terkekeh mendengar pernyataan Taehyung. Apalagi pria Kim itu mengatakannya dengan wajah sangat serius. "Bukankah kau sering melakukan aegyo?"
"Itu untuk membahagiakan Army saja."
Dia sangat menggemaskan dan siapapun tidak akan bisa menampiknya 'kan?
*
*
*Acara penghargaan itu dimulai. Twice dengan sangat kebetulan mendapat tempat duduk bersebelahan dengan BTS. Memang tak terlalu dekat. Namun, kedua grup itu hanya terpisah oleh sebuah tangga. Hal itu tentunya akan memudahkan Taehyung melirik Sana.