#21 A Hug

752 122 25
                                    

Rindu memang selalu menyiksa. Dengan hadirnya yang tak diharapkan kemudian berdiam diri dalam hati hingga akhirnya berujung temu. Namun siapa sangka? Tak semua rindu akan terbayar dengan sebuah pertemuan. Ada rindu yang justru semakin menjadi setelah adanya pertemuan.

Seperti yang dirasakan Taehyung saat ini. Beberapa hari hari ia tak saling bertukar kabar dengan Sana, ia sungguh merindukan kehadiran gadis itu dalam hari-harinya. Ia bersyukur karena hari ini ia akan dipertemukan dengan Sana.

"Lucu, bukan?" Yoongi memutar malas bola matanya saat Taehyung tiba-tiba saja bicara, membuatnya yang baru saja akan terlelap harus terpaksa kembali membuka matanya.

"Tae, jika kau ingin bicara dengan bahasa puitis, aku sungguh akan merasa kesal padamu."

Taehyung mengerucutkan bibirnya. Ia lantas beranjak, memutuskan untuk menghampiri Jimin yang kini tengah sibuk memainkan ponselnya.

"Ada apa?" tanya Jimin, membuat Taehyung kemudian berbaring dengan menggunakan paha Jimin sebagai bantalnya. "Sebenernya ada apa denganmu?"

"Jimin, apa dia mau bertemu denganku? Kau tahu? Beberapa hari ini aku dan dia jarang berkirim pesan." Taehyung memang sering menggunakan kata 'dia' untuk membicarakan Sana. Selain karena lebih aman, ia juga tak ingin jika member lainnya tahu siapa yang ia incar sekarang.

"Pasti mau. Siapa yang tidak ingin menemuimu?"

Taehyung tahu banyak penggemar mengatakan jika ia memang tampan. Tapi saat mendekati Sana ia merasa kurang percaya diri. Apalagi karena Mark juga mendekati Sana, membuatnya semakin tak yakin.

Ia bersyukur karena masih ada Jimin yang selalu mendukungnya sehingga ia tak pernah berpikir untuk menyerah.

"Ah iya, aku dengar kita akan melakukan interview bersama Twice."

Taehyung langsung terduduk dengan wajah terkejutnya. "Jinjja?"

Jimin mengangguk. "Ya, dan aku pastikan kau duduk berdekatan dengannya."

Taehyung tersenyum kemudian memeluk Jimin. Ia sungguh bersyukur memiliki teman seperti Jimin.

"Tae, aku tak bisa bernapas."



Lain halnya dengan reaksi Sana saat tahu jika Twice dan BTS akan melakukan interview bersama. Ia tak menunjukan reaksi seolah ia memang bahagia.

Nayeon menghampiri Sana. Ia sangat tahu apa yang saat ini Sana rasakan sebab akhir-akhir ini ia menjadi teman curhat dari Sana.

"Sana, kau pasti bisa, hwaiting!"

Sana tersenyum kemudian mengangguk. Ia sebenarnya berniat untuk menjadi temannya Taehyung saja. Tak peduli jika pria itu menyukai Tzuyu. Ia yakin semakin lama ia bersama Taehyung, semakin besar kemungkinan Taehyung akan menyukainya--seperti yang Nayeon yakinkan.

*
*
*

Seperti biasanya, para idol akan melakukan rehearsal untuk acara yang akan berlangsung nanti malam itu. Termasuk dengan beberapa interview yang akan dilakukan di sana.

Taehyung nampak mencuri pandang ke arah Sana yang berdiri tak jauh dengannya. Yap, sesuai janji Jimin, pria Park itu membuat Taehyung berdiri berdekatan dengan Sana.

Awalnya Taehyung dan Sana memang hanya terhalang oleh Jimin. Namun Sana kemudian meminta Tzuyu untuk berdiri di sampingnya untuk membuat Tzuyu lebih dekat dengan Taehyung--seperti permintaan Taehyung.

Sepertinya aku salah karena memakai nama Tzuyu. Sekarang Sana malah meminta Tzuyu untuk berdiri di sana.

Sana memang meminta Tzuyu berdiri di sebelahnya. Tapi raut wajahnya sungguh menggambarkan jika ia tak suka jika Tzuyu berdiri di sana.

Sana, kenapa kau malah melakukannya?

"Baiklah, ayo kita mulai."

Rehearsal interview itu kini dimulai. Mereka melakukannya sesuai script yang diberikan staf. Awalnya memang mengikuti script yang ada. Namun Taehyung sepertinya beberapa kali lupa hingga membuat Twice yang awalnya merasa canggung kini sudah mulai terbiasa.

"Dia memang selalu seperti itu," ujar Jimin, membuat Twice hanya tersenyum saja memaklumi.

"Kita teman, tidak perlu canggung," ujar Taehyung diiringi dengan senyumannya.

Tatapan Taehyung bertemu dengan tatapan Sana. Ia kemudian tersenyum, membuat gadis itu akhirnya mengalihkan pandangannya.

Aigo, aku semakin gemas saja.

"Perbincangannya sudah, bukan? sekarang kita harus melalukan rehearsalnya lagi."

Mereka kembali melakukan rehearsal interview itu. Setelahnya, mereka kembali ke ruang tunggu masing-masing untuk bersiap melakukan rehearsal penampilan mereka.

Namun Taehyung sepertinya mencuri kesempatan dengan menarik tangan Sana yang kebetulan berjalan paling belakang. Ia sangat tahu jika ini adalah hal terlarang. Tapi ia memilih untuk tak mempedulikan soal itu.

"Aku sudah melakukannya dengan baik 'kan?"

Taehyung sungguh tak ingin mendengar pertanyaan itu. Apalagi dengan tatapan Sana yang terlihat berusaha untuk tegar. Bahkan Taehyung bisa melihat air mata mulai menggenang di kantung matanya.

"Sana-ya, kau baik-baik saja?"

Tak ada jawaban yang Taehyung dapatkan. Sana langsung memeluknya kemudian menangis, membuat Taehyung mulai panik dan memastikan jika tak ada orang yang melihat mereka berdua.

"Kenapa kau menangis, hm? Apa seseorang membuatmu bersedih? Atau Mark Hyung kembali mendekatimu?"

"Aniyo."

"Lalu apa yang terjadi padamu?"

Bisakah aku mengatakan hal sejujurnya jika aku sangat merindukanmu, Oppa?

Taehyung mengusap halus surai sebahu milik Sana. Sebenarnya ia merasa sangat takut jika seseorang melihat mereka berdua sedang seperti ini.

"Sana, aku bisa menangis jika melihat kau menangis seperti ini."

*
*
*

Acara akhir tahun itu saat ini dimulai. Dengan pembawaan lagu one candle itu, acara itu resmi dimulai. Taehyung memilih berdiri berdekatan dengan Sana meskipun ia tak berdiri tepat di belakang Sana. Namun menurutnya itu sudah cukup karena ia tetap bisa melihat Sana.

Satu persatu idol tampil menampilkan penampilan terbaik mereka. Baik dengan kolaborasi maupun bersama grup mereka masing-masing.

Kini tiba saatnya BTS dan juga Twice melakukan interview mereka secara bersama-sama. Jika sebelumnya kedua grup itu cukup canggung untuk berdiri berdampingan, maka kali ini lain lagi. Mereka nampak lebih santai. Apalagi setelah diusut, Nayeon, Jeongyeon, Namjoon, dan Yoongi merupakan alumni di sekolah yang sama. Jadi mereka bisa lebih dekat sekarang.

Interview itu dimulai. Sepertinya Taehyung mencoba menghibur Sana yang sebelumnya menangis sambil memeluknya dengan terus bertingkah lucu. Benar saja, caranya itu cukup membuat Sana tersenyum.

Sana, apapun alasanmu menangis, aku harap kau tak akan menangis lagi.

Meski singkat, Taehyung merasa jika pelukan tadi membuat semangatnya sungguh bertumbuh. Ia merasa jika rindunya sungguh terobati dengan kehangatan dekapan Sana. Apalagi ia juga bisa dengan jelas mencium aroma tubuh Sana yang sungguh membuatnya merasa tenang.

Berkebalikan dengan Sana yang menganggap jika pelukannya tadi adalah kesalahan fatal. Ia yakin Taehyung bisa merasakan dengan jelas detak jantungnya yang berdetak tak karuan.

Ah Sana kenapa kau melakukannya? rutuk Sana dal hatinya. Ia sungguh tak mengerti kenapa tiba-tiba saja tubuhnya seolah memintanya untuk memeluk tubuh pria itu. Tapi satu hal yang menjadi pertanyaan dalam pikiran Sana adalah kenapa ia bisa mendengar jelas detak jantung Taehyung yang tak beraturan? Namun belum juga rasa bahagia itu menyelimuti hatinya, ia sudah diingatkan jika Taehyung menyukai Tzuyu dan detak jantung itu sudah pasti karena sebelumnya Taehyung berdiri berdekatan dengan Tzuyu.



TBC🖤

28 Sep 2020

The Secret✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang