Setelah seluruh idol menampilkan penampilan menakjubkan mereka, kini saatnya mereka menyapa penggemar mereka secara langsung. Hal ini tentunya, membuat para idol berada satu panggung dan tak menuntut kemungkinan jika interaksi diantara mereka terjadi.
Sana berusaha keras untuk tak melakukannya. Dia bahkan berusaha keras untuk tak melakukan eye contact dengan boygroup karena dia tahu hal itu pasti akan membuat banyak orang menjodohkannya dengan idol yang tak sengaja melakukan eye contact dengannya.
Sana melambaikan tangannya sembari berjalan mengikuti membernya yang lain. Dia terus menyapa penggemarnya dan tak mempedulikan hal lainnya.
Hingga saat dia berjalan kembali ke panggung utama, Taehyung sedang melalukan hal aneh bersama Eric. Namun dengan cepat dia mengalihkan pandangannya dan memutuskan untuk tetap berjalan lurus.
Aku berharap kau mau me-noticeku, Sana. Batin Taehyung sambil melirik Sana yang nampaknya tak terlalu tertarik meskipun dia sudah melakukan dance yang cukup heboh di sana.
*
*
*Sana sebenarnya ingin berlama-lama di sana. Tapi sayangnya hari ini dia harus segera pulang kembali ke Korea dan disuguhi berbagai schedule yang sudah sangat penuh untuk bulan ini.
Tling!
Suara ponselnya menghentikan acara berkemas Sana. Dia lalu mengerutkan dahinya saat tiba-tiba saja orang yang mengirimnya pesan malah menelponnya. Untung saja dia bisa dengan cepat meraih headsetnya sehingga akan aman jika dia mengangkat telpon tersebut.
"Sana-ya, waeee?" Sana cukup terkejut dengan rengekan yang dia dengar dari seberang sana. Sebenarnya ini pertama kalinya dia menerima telpon dari seorang Kim Taehyung karena biasanya dia hanya akan membalas pesan darinya.
"Ada apa, sunbae?" tanya Sana sambil melipat bajunya. Dia lantas mengedarkan pandangannya lalu bernapas lega saat ternyata Nayeon sedang ada di kamar mandi sekarang.
"Kau masih saja memanggilku sunbae."
Sana hanya terkekeh saat ini. "Memangnya sejak kapan sunbae meminta panggilan yang lain?"
"Aku sudah bilang padamu untuk memanggilku oppa. Kau lupa? aku ingat jika aku mengirimkan pesan itu tepat setelah surat-surat yang ku tulis di makanan ataupun minumanmu."
"Ah baiklah."
Sebenarnya Sana begitu canggung jika harus memanggil Taehyung dengan sebutan oppa. Terlebih karena dia belum terlalu lama mengenal Taehyung. Bahkan jika mereka bertemu, Sana cenderung menghindari Taehyung.
"Kenapa kau terus menghindariku?"
"Aku malas membuat shipper baru."
"Tapi kau membiarkan shipper Marksana. Aku tak sengaja mencarinya dan itu benar-benar banyak."
"Lalu?" Sana bernapas lega setelah melipat bajunya yang terakhir. Dia lantas menutup kopernya lalu duduk di tepian ranjang.
Nayeon yang baru saja selesai mandi bertanya pada Sana soal siapa yang saat ini sedang menelponnya tanpa suara. Namun Nayeon hanya mendapat jawaban gelengan dari Sana.
"Sana-ya, kenapa kau diam?"
"Tidak apa-apa."
"Kalau begitu tutup saja telponnya. Aku perlu bersiap untuk pulang sekarang. Kau juga 'kan?"
"Aku sudah menyelesaikan semuanya."
"Syukurlah, kalau begitu, aku tutup telponnya."