Taehyung memutar malas kedua bola matanya. Ia memang menerima permintaan Sana. Namun, wajah kesal itu terus terlihat. Bagaimana tidak? Baru beberapa jam yang lalu ia mengajak Sana untuk menikah, saat ini gadis itu justru meminta Taehyung untuk memotretnya dengan pria lain.
Sana terkekeh kemudian mencubit pipi Taehyung. "Waeyo? Kau juga ingin berfoto denganku? Baiklah."
Awalnya Taehyung berniat untuk menghabiskan waktunya bersama Sana. Terlebih lagi mereka akan terpisah untuk sesaat. Namun, mereka tetap bertemu di acara penghargaan awal tahun nanti.
"Tidak, aku sudah punya banyak foto denganmu," jawab Taehyung tanpa mengurangi rasa kesalnya. Bahkan Sana sampai tertawa sambil memukul pelan lengan pria itu. Namun, pria itu tetap memasang wajah seriusnya.
"Baiklah, baiklah, maafkan aku."
Taehyung masih menatap Sana dengan tatapan kesalnya. Bahkan hal ini membuat Sana kembali tertawa.
"Sampai kapan Oppa memasang wajah serius seperti itu?" tanya Sana. Namun, Taehyung tetap saja memasang wajah seriusnya. Hingga Sana melakukan aegyo, barulah pria Kim itu tersenyum. "Ayo, kita harus pulang."
"Aku masih ingin bersamamu."
"Saat libur aku janji kita bisa bertemu."
"Kapan?"
"Memangnya aku tahu soal jadwalku?" tanya Sana dengan nada kesal. "Akan kukabari nanti."
Terpisah antara jarak dan waktu. Itulah yang selama ini Taehyung benci. Ia ingin sekali memiliki banyak waktu luang hanya untuk menghabiskan waktu bersama. Ia punya banyak rencana untuk dilakukan bersama Sana. Termasuk jalan-jalan ke Eropa bersama.
"Sampai jumpa lagi. Tahun ini ulang tahun kita berdua harus terpisah. Aku janji tahun depan kita pasti bisa merayakannya bersama," ujar Taehyung. Namun, hal ini membuat Sana menghela napas. Ia yakin akhir tahun justru akan membuat mereka terpisah. Terlebih Sana akan sibuk dengan schedule Jepangnya.
"Aku harap kita berdua bisa merayakannya bersama. Kita harus pulang. Sampai jumpa."
*
*
*Hari ini Sana harus melakukan rekaman untuk acara pergantian tahun nanti. Ini dilakukan karena Twice harus pergi ke Jepang. Sana sebenarnya ingin sekali merayakan ulang tahunnya bersama Taehyung. Hanya saja, waktu tak mengizinkannya. Bahkan besok ia harus berangkat agak pagi. Andai pemberangkatannya malam hari, Sana mungkin bisa merayakan ulang tahunnya terlebih dahulu.
Lain halnya dengan Sana, Taehyung justru sangat bahagia sebab ia bisa menyiapkan sebuah kejutan yang pasti tak akan Sana duga. Ia meminta Ayah, Ibu, serta Adik-adiknya untuk membuat sebuah video. Ia ingin membuat ulang tahun Sana kali ini tak terlupakan meski mereka harus merayakannya secara terpisah.
"Kau sedang menyiapkan sesuatu?"
Taehyung mengangguk saat ada Jimin. "Aku menyiapkan kejutan untuk Sana. Ah ya, kapan kau datang?"
"Namjoon Hyung memintaku untuk memanggilmu."
"Tunggu sebentar, aku harus membuat video dulu untuk Sana."
Jimin menggelengkan kepalanya. Sungguh, Taehyung benar-benar sudah tak bisa lepas dari Sana. Pria Kim itu malah semakin lengket pada gadis asal Jepang itu.
Jimin mengerti. Sahabatnya itu pernah tersakiti. Hingga Sana hadir dan seolah memperbaiki semuanya. Jimin benar-benar menjadi saksi saat Taehyung menangis. Hari itu Jimin ingin sekali memaki gadis yang menyakiti Taehyung. Hanya saja, ia tak mau membuat masalah.
Jimin tersenyum mendapati foto-foto kebersamaan Taehyung dan Sana di kamar pria Kim itu. Ia hanya berharap Sana akan selalu bersama Taehyung apa pun yang terjadi. Ia tak pernah melihat Taehyung sebahagia ini.