#40 Tak Bisa Memaksakan Hati

602 101 11
                                    

Berbulan-bulan berlalu. Selama itu, Sana dan juga Taehyung tak saling bertukar kabar. Bukan tanpa alasan, mereka melakukannya karena sama-sama disibukkan oleh schedule mereka. Dari mulai konser hingga comeback yang sungguh membuat Taehyung jengah. Ia bahkan hanya sempat menanyakan kabar Sana. Selebihnya tidak bisa sebab ia juga butuh istirahat.

Deringan ponselnya, membuat Sana segera meraih benda pipih kesayangannya itu. Ia sudah menunggu kapan pria Kim itu akan menghubunginya lagi. Namun, yang ia dapat justru telepon dari nomor tak dikenal.

"Sana, tolong bicara pada Taehyung."

Sana mengernyit, mencoba mengenali suara siapa yang sedang bicara dengannya.

"Ini aku, Jimin. Aku tahu nomormu dari ponselnya Taehyung. Dia sedang sedih karena tidak bisa tampil maksimal."

"Ada apa dengannya?"

"Aku rasa dia sakit. Itulah kenapa suaranya tidak bisa maksimal. Dia juga terlihat frustasi karena tak bisa mencapai nada tinggi."

"Berikan ponselnya padanya."

Jimin meminta manager untuk berhenti merekam Taehyung. Ia ingin memberikan sedikit waktu agar Taehyung bisa lebih tenang. Terlebih setelah Taehyung terus menangis saat konser hanya karena ia tak bisa bernyanyi dengan sangat baik.

Sebelumnya Ayah Taehyung juga memberikan support-nya. Namun, Taehyung tetap saja bersedih dan terus saja menangis.

Jimin menghampiri Taehyung, memberikan ponselnya yang masih terhubung dengan Sana. "Bicaralah dengannya, mungkin kau bisa merasa lebih tenang."

"Waeyo? Kau menangis? Aigo, sejak kapan Kim Taehyung menangis?"

Taehyung sedikit tertawa sambil menyeka air matanya. Entahlah, ia hanya tak mau mengecewakan banyak orang. Itulah kenapa ia sangat frustasi karena suaranya yang masih belum pulih.

"Aku hanya merasa bersalah."

"Aniyo, kau sudah berlatih dengan baik 'kan? Lagipula sakit bukan pilihan."

"Aku hanya merasa bersalah saja. Seharusnya aku menjaga kesehatanku."

Namjoon cukup heran sebab Taehyung terlihat lebih tenang sekarang. Meskipun pria Kim itu tetap menangis sambil bicara pada seseorang melalui ponsel.

"Sana yang meneleponnya," bisik Seokjin, membuat Namjoon membulatkan bibirnya lalu mengangguk.

Kembali ke Taehyung. Pria Kim itu kini sudah tersenyum kembali. Tak seperti sebelumnya yang terus saja menangis. Bahkan Taehyung juga mulai tertawa.

"Oppa, sebenarnya aku harus berlatih."

"Lalu kenapa tidak menutup teleponnya?"

"Aku sedang sangat merindukan Oppa. Tenang saja, pelatihnya belum tiba. Jadi aku masih bicara denganmu."

"Ayo bertemu setelah aku kembali. Aku akan bawakan cokelat untukmu."

"Jinjja?"

"Eo. Kapan aku berbohong? Aku tidak bisa membelikan yang lain. Aku tidak mau membuat banyak orang curiga. Untuk saat ini aku tidak mau ada orang tahu soal kita berdua. Aku ingin sasaeng mengganggu." Taehyung tahu ia sangat pengecut. Namun, ia tak punya pilihan lain selain merahasiakan hubungannya dengan Sana. Ia punya banyak penggemar dan ia sangat yakin jika penggemarnya akan menyerang Sana. Apalagi kencan masih menjadi hal yang tabu untuk idol.

"Baiklah, apapun itu aku pasti senang."

"Oke, aku akan membelikannya."







The Secret✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang