Taehyung tersenyum setelah melihat bagaimana Sana merayakan ulang tahunnya bersama member Twice lainnya dan juga staf. Ia ingin sekali bisa bergabung. Namun saat ini rasanya akan terlampau sulit jika ia bergabung. Ditambah dengan Sana yang sempat diminta untuk menjauhi dirinya.
"Apa ini memang takdir? Ulang tahun kalian berdua sangat berdekatan," ujar Jimin, membuat Taehyung hanya tersenyum malu.
"Mungkin."
"Aku rasa iya. Woah, luar biasa."
Satu wishing-list Taehyung kini bertambah. Bukan hanya ingin berkencan dengan Sana. Namun ia berharap bisa menghabiskan waktu di hari ulang tahun Sana lalu merayakan ulang tahunnya pada tengah malam. Itu memang hal mustahil. Terlebih karena ulang tahun Sana maupun ulang tahunnya pasti bertepatan dengan acara musik akhir tahun. Namun tak ada yang tak mungkin, bukan? Taehyung harap suatu hari nanti ia bisa melakukan wishing-list-nya itu.
Sana tersenyum menatap kotak hadiah berwarna ungu yang Taehyung berikan padanya. Ia cukup menyukai hadiah yang Taehyung berikan--sepasang baju tidur dan juga gelang. Ia tak mengerti kenapa pria Kim itu selalu memberikan hadiah padanya. Namun ia merasa menyesal karena ia tak menyiapkan hadiah apapun untuk pria itu. Ia terlalu sibuk hingga ia lupa untuk melakukannya.
"Eonni, kenapa kau melamun?" tanya Dahyun, membuat Sana dengan segera menggeleng.
"Ah iya, aku perlu bersiap." Sana beranjak dari duduknya. Ia mengambil kertas MC miliknya untuk kemudian sedikit berlatih sebelum ia benar-benar menjadi MC nanti.
Ini memang bukan yang pertama kali. Namun ia tetap merasa gugup untuk melakukan tugasnya.
"Hwaiting!!!"
Sana tersenyum saat mendengar semua membernya menyemangati dirinya.
Ia melangkah dengan perlahan, melewati beberapa staf dan juga idol yang masih berlalu lalang. Ia sungguh terkejut saat berpapasan dengan Taehyung. Namun pria Kim itu memilih untuk tak melakukan apa-apa. Ia hanya tersenyum dan memberikan sedikit gestur untuk menyemangati Taehyung.
Aku tahu kau sangat profesional sebagai Sana Twice. Itulah kenapa aku memilih untuk tak bicara padamu. Taehyung perlahan mengikuti kepribadian Sana. Meski sesekali ia juga lupa dan justru mencuri pandang yang terlalu ketara saat di acara-acara penghargaan.
"Tumben kau hanya diam." Jimin nampaknya merasa gatal jika tak menggoda sahabatnya itu. Wajar saja, ia sama gemasnya dengan Nayeon yang menginginkan Sana dan Taehyung untuk segera punya hubungan yang lebih jauh dari sekedar teman.
"Dia sedang jadi Sana Twice, bukan Minatozaki Sana."
"Apa bedanya?"
"Kau belum tahu saja karena aku tidak akan memberitahumu apa perbedaannya," ujar Taehyung dengan wajah yang pastinya membuat Jimin sebal. "Tapi, Jimin. Menurutmu Sana akan menjawab ya atau tidak?"
"Ya atau tidak untuk apa?"
"Untuk pernyataanku di surat yang kuberikan padanya."
"Mungkin iya. Woah, jangan bilang ka--" Dengan segera Taehyung mebutup mulut Jimin sebelum sahabatnya itu mengatakan hal yang seharusnya tak dikatakan.
"Jangan membicarakannya, Jimin."
*
*
*Taehyung cukup kecewa karena tak bisa berdiri berdekatan saat pembukaan tadi. Padahal ia sangat berharap bisa berdiri setidaknya sangat dekat dengan Sana. Meski begitu, ia berusaha memasang wajah senangnya alih-alih wajah kecewa.
"Apa aku perlu memotretnya?" tanya Jimin yang nampaknya sangat mengerti soal kekecewaan Taehyung. Ia lantas mengeluarkan ponselnya lalu memotret Seokjin. Setelahnya, ia juga memotret Sana yang saat ini tengah menjadi MC acara tersebut.