Taehyung berdiri di dekat dorm Twice. Ia senantiasa memainkan kakinya untuk sekedar menggambar sesuatu di atas salju. Ya, saat ini Taehyung berniat untuk menemui Sana di sela-sela kesibukannya. Ia tak peduli meski saat ini ia merasa lelah setelah menyelesaikan schedule-nya. Ia hanya ingin menemui Sana sebelum pergi untuk world tour-nya.
"Oh? Kau sudah datang?" tanya Taehyung, membuat gadis itu mengangguk.
Taehyung segera menarik tangan Sana untuk mencari tempat paling aman. Untung saja ia menemukan salah satu restoran kecil yang masih dibuka.
Taehyung heran saat Sana tiba-tiba menghentikan langkah. Ia juga melepas genggaman tangan Taehyung begitu saja. "Waeyo? Apa ada masalah?"
Taehyung merasa heran saat tiba-tiba saja Sana memeluknya lalu terisak. Pria itu memilih mengedarkan pandangan sebelum akhirnya meminta Sana untuk masuk ke dalam restoran itu. Ia tak mau jika mereka berdua sampai sakit hanya karena kedinginan.
"Ahjuma, boleh minta air hangat?" tanya Taehyung, membuat pemilik restoran itu segera mengangguk. Setelah memesan, ia kemudian merendahkan tubuh di hadapan Sana yang saat ini masih menangis. "Sana, kau baik-baik saja? Kenapa kau menangis seperti ini?"
"Ayo putus."
Pernyataan itu sungguh membuat Taehyung merasa lemas. Ia rasa hubungannya dengan Sana selalu baik-baik saja. Namun, Sana tiba-tiba saja meminta putus.
"Waeyo? Kau sedang marah padaku? Apa karena aku jarang menghubungimu lagi? Atau seseorang mengancammu?"
"Aku lelah, Oppa. Kenapa mereka mendukungmu dengan orang lain sedangkan hubunganku tidak sama sekali. Mereka terus mengancam akan menyakitimu."
Taehyung tersenyum kemudian meraih tangan Sana. "Sana-ya, hanya karena itu saja?"
"Dan beberapa idol yang menyukaimu juga mulai menerorku."
Taehyung menyeka air mata Sana kemudian duduk di sampingnya. "Sana, aku akan baik-baik saja, sungguh. Tidak perlu khawatirkan apapun."
"Bagaimana jika mereka sungguh-sungguh? Mereka sasaeng-mu."
Taehyung memasukan kedua tangannya ke dalam saku lalu bersadar pada kursi yang ia duduki. "Aku sudah terbiasa menghadapi mereka. Bahkan mereka sering membuatku risih dengan duduk di hadapanku saat di pesawat. Tenanglah, agensi pasti melakukan sesuatu."
Satu hal yang Sana khawatirkan saat ini adalah ancaman mengenai karir. Mereka sedang sama-sama berada di puncak. Ia tak ingin jika semuanya rusak hanya karena ulah sasaeng. Apalagi saat ini hubungannya dengan Taehyung mulai diketahui oleh idol lain maupun staf.
"Ini air hangatnya."
"Kamsahamnida," ujar Sana serta Taehyung secara bersamaan. Namun, Taehyung memilih untuk tak meminumnya dan memberikannya pada Sana.
"Minumlah, ini akan menghangatkan tubuhmu."
"Kenapa Oppa tidak menyetujui soal permintaanku untuk putus?"
Taehyung tersenyum lalu membenahi rambut panjang Sana. "Apa aku harus menyerah saat aku sudah berusaha dengan keras? Kau tahu? Untuk mendekatimu saja sangat sulit. Aku sampai pura-pura menyukai orang lain untuk dekat denganmu. Lagipula, menurutku tak ada lagi orang yang mungkin menerimaku tanpa melihat popularitasku. Anggap saja kau sudah menemaniku dari awal."
Sana juga sebenarnya tak punya alasan kuat untuk mengakhiri hubungannya dengan Taehyung selain teror-teror yang ia dapat. Padahal ia sangat khawatir seseorang benar-benar menyakiti Taehyung.
"Aku akan melindungimu. Aku janji mulai saat ini, aku tidak akan bereaksi secara berlebihan padamu. Aku hanya akan diam-diam memperhatikanmu. Mungkin dengan begitu mereka menganggap kita sudah berakhir."
Sana menyandarkan kepalanya pada bahu Taehyung kemudian merangkul lengan pria itu. "Oppa, apa ini akan berhasil?"
"Semua pasangan idol juga seperti itu. Mereka pura-pura tak mengenal di depan kamera, tapi di belakang kamera, mereka berkencan. Mungkin ini kesalahanku karena selalu bereaksi secara berlebih sampai ketahuan."
Taehyung memang sering mengatakan jika ia mencintai penggemarnya. Namun, ia juga seorang pria biasa yang ingin memiliki seseorang yang spesial untuknya. Penggemar memang sangat penting untuknya. Namun, ia juga membutuhkan seseorang yang siap mendengar keluh kesahnya setiap saat.
"Sana, sepertinya kita tidak akan bisa bertemu selama 2 bulan."
"Aku rasa begitu. Jadwalku semakin padat setelah dating-ban itu selesai. Mungkin agensi tidak ingin aku dan member lainnya berkencan. Pikirkan saja bagaimana caranya berkencan saat jadwal selalu padat."
"Aku juga yakin schedule kita berdua akan saling tumpang-tindih. Aku harap kita akan tetap saling bertemu. Jangan meminta putus lagi. Aku benar-benar tidak akan setuju soal itu."
Sana kembali duduk dengan tegak. "Hati manusia akan berubah-ubah 'kan?"
"Aku bukan manusia," jawab Taehyung dengan wajah polosnya, membuat Sana terkekeh.
"Lalu siapa jika bukan manusia?"
"Alien dari planet Mars."
*
*
*[Aku akan naik pesawat]
[Lain kali kita juga harus ke Jepang bersama kkk]
[Haruskah aku mengunjungi rumahmu?]
[Ah, sepertinya tidak. Aku tidak bisa bahasa Jepang]Sana hanya terkekeh membaca satu persatu pesan yang masuk. Sungguh, Taehyung memang selalu menggemaskan jika sudah mengirimkan pesan beruntun seperti itu. Sana bahkan bisa bayangkan wajah Taehyung jika mengucapkannya secara langsung.
Nayeon duduk di samping Sana kemudian menyenggol lengannya. "Oh ... Pasangan yang romantis."
Godaan Nayeon tentu membuat Sana segera meletakan ponselnya. Meski semua member sudah tahu soal hubungannya dengan Taehyung, tetap saja Sana selalu merasa malu jika ada yang menggodanya.
Namun, tatapan salah satu member pada Sana seolah mengisyaratkan jika ia mulai jatuh cinta pada Taehyung. Meski tak ada yang menyadarinya, Jihyo bisa dengan mudah menyimpulkan jika salah satu membernya menyukai kekasih Sana itu.
Memang mereka jarang bertemu dengan Taehyung. Namun, sepertinya sikap manis yang selalu Taehyung tunjukan pada Sana, membuat member tersebut mulai menaruh hati pada Taehyung.
"Ah ya, kita harus latihan, bukan?"
"Benar juga. Aku belum bangunkan Dahyun." Sana beranjak, meninggalkan ponselnya di atas meja. Namun, baru saja ia melangkah, ia kembali untuk ponselnya.
Jihyo menarik tangan Jeongyeon untuk ikut dengannya. Ia perlu bicara 4 mata dengan Jeongyeon. Bahkan ia sampai menutup pintu kamarnya.
"Eonni, apa dugaanku salah?"
"Maksudmu?"
"Soal Taehyung sunbae," ujarnya yang tentu membuat Jeongyeon terdiam. Namun, detik berikutnya ia justru terkekeh.
"Mana mungkin aku menyukainya. Dia pacarnya Sana," ujar Jeongyeon.
"Aku baru menyadari soal tingkahmu yang cukup berubah akhir-akhir ini. Aku juga sering melihatmu melarang Sana untuk pergi. Apa Eonni ...."
"Jangan berpikiran buruk tentangku. Kau sungguh menuduhku tanpa alasan, Jihyo. Sudahlah, aku harus sarapan dulu." Jeongyeon berniat keluar kamar. Namun, ia berhenti begitu saja lalu berbalik. "Dan rapikan kamarmu. Sungguh berantakan."
Jihyo bukan menuduh. Ia punya banyak alasan untuk bertanya demikian. Apalagi tatapan Jeongyeon selalu lain jika Sana membicarakan soal Taehyung. Bahkan tadi ia bisa dengan jelas tatapan kesal Jeongyeon saat Nayeon menggoda Sana. Ia yakin, Jeongyeon mungkin saja menyukai Taehyung meski tak pernah bertemu dan bicara secara langsung.
"Ini mungkin akan jadi masalah besar. Aku harus mencari cara," gumam Jihyo.
TBC🖤
15 Feb 2021
Seperti biasa, part satunya lagi aku up di hari lain👀