Tetap menjaga jarak bahkan setelah mereka resmi berkencan, tentu saja membuat Taehyung tetap saja merasa sedih. Bahkan di malam pergantian tahun, ia tak berani untuk menemui Sana di backstage karena Sana terlihat sangat lelah.
Taehyung meraih ponselnya. Ia tersenyum saat mendapati wajah Sana yang terpampang jelas di lockscreen ponselnya. "Sana-ya, kenapa semuanya terasa sangat sulit?"
"Aigo, kau bicara dengan ponselmu lagi? Apa aku tidak cukup untuk menjadi lawan bicaramu?"
"Jimin, aku rasa berkencan adalah ide buruk," ujar Taehyung sambil memainkan kakinya yang tergantung. "Itu hanya membuatku selalu berpikiran jauh."
"Ey, berkencan dengan profesi kita memang sangat rumit. Kau tidak bisa bertemu dengannya sesuka hatimu, mengajaknya jalan-jalan dengan bebas, atau mengatakan pada dunia jika kau sangat mencintainya." Jimin melirik Taehyung. "Tapi kau tahu? Terkadang itu sangat menyenangkan. Apalagi saat ada seseorang yang memanggilmu dengan panggilan yang imut. Hanya saja, resikonya terlalu besar."
Taehyung menghela napasnya. Sungguh, baru 2 hari hubungannya berjalan dan ia tak menemukan kata 'berjalan mulus' di dalamnya. Memang mereka kembali di pertemukan di acara musik pergantian tahun. Namun tetap saja ia tak bisa berbincang dengan Sana.
"Aku tidak bisa minum-minum dan aku juga tidak bisa tidur sekarang." Taehyung menghela napasnya lagi. Ia lalu berbaring, membuat Jimin juga mengikutinya. "Haruskah aku memilih diantara penggemar dan Sana?"
"Memangnya kau bisa?"
"Tidak," jawab Taehyung diakhiri dengan kekehannya. "Aku hanya asal bicara saja."
"Aku yakin Sana pasti punya sedikit waktu untuk bertemu denganmu."
"Aku harap begitu." Taehyung memang memgingkari janjinya. Ia merasa gatal jika tidak menceritakan segalanya pada Jimin. Itulah kenapa Taehyung memutuskan untuk membocorkan hubungannya pada Jimin.
Jujur, jika bisa, Taehyung ingin mendatangi dorm Twice. Namun ia tak punya keberanian sebesar Jungkook yang terkadang melakukan hal-hal nekad.
"Untuk sekarang, lebih baik kau fokus pada karirmu, suatu hari nanti kau bisa membeli apartemen dan mobil agar kalian bisa lebih mudah berkencan."
"Dan saat itu terjadi, aku dan Sana pasti sangat sibuk. Ah, kenapa waktu terasa sangat sempit?" Taehyung mengacak rambutnya frustasi. Jika terus seperti ini, ia takut pria lain mengambil hati Sana. Apalagi idol pria yang berasal dari agensi yang sama dengan Sana. Mereka dapat dipastikan lebih dekat dengan Sana.
Sana masih belum memejamkan matanya. Ia terus menatap ponselnya, berharap akan ada notifikasi pesan dari Taehyung masuk. Ia sebenarnya ragu untuk mengirimkan pesan lebih dulu. Bagaimana jika Taehyung sudah tidur sekarang? Atau mungkin kekasihnya itu sedang sibuk? Sana sungguh tak berani untuk mengirimkan pesan singkat saja.
"Ck, apa Oppa sibuk?"
*
*
*[Selamat pagi, Sana❤️]
Dari balik selimut, Sana tersenyum sambil membaca pesan singkat yang ia terima saat membuka matanya. Ia pikir Taehyung tak akan menghubunginya. Ia merasa sama saja saat tak berkencan dan berkencan.
Sana memilih fitur voice note. Ia malas mengetik dan ia harap, Taehyung juga akan mengirimkan voice note padanya. Ia merindukan suara Taehyung.
"Saranghae." Dengan suara imut yang sudah melekat dalam dirinya, Sana terkekeh sambil mengirimkan voice note itu pada Taehyung. Ia harap Taehyung tak merasa illfeel dengan suaranya itu.