#11 Sorry

734 135 16
                                    

"Sana, pd-nim memanggilmu." Pernyataan sang manager hampir saja tersedak oleh minumannya sendiri. Dia baru saja selesai latihan dan dengan tiba-tiba sang pemilik agensi yang menaunginya itu tiba-tiba saja memanggilnya.

Jantungnya berdegup kala suara langkahnya menggema di lobby yang mengarah ke ruangan JYP pd-nim. Sesekali dia juga membungkukan tubuhnya saat berpapasan dengan trainee yang kebetulan tengah berlalu lalang di sana.

"Noona?" Sana menghentikan langkahnya saat suara seseorang yang sangat familiar menyapanya. "Kenapa terburu-buru?"

"Pd-nim tiba-tiba saja memanggilku. Jadi aku harus segera ke sana." Sebenarnya Sana juga tak ingin mengakhiri pembicaraan dengan salah satu trainee yang memang sudah sangat dekat dengannya. Tapi dia juga tak mungkin membuat JYP pd-nim menunggu.

Sana menghentikan langkahnya saat Mark berjalan begitu cepat melewatinya. Satu hal yang ada dipikirannya saat ini 'apa Mark juga ikut dipanggil?' Mengingat bagaimana pria asal LA itu melesat begitu saja tanpa mempedulikannya.

Jantung Sana semakin berdegup kencang saat tangannya meraih knop pintu ruangan pemilik JYP itu. Jika Mark juga ikut dipanggil, dia yakin apa yang akan dibicarakan oleh Pd-nimnya itu.

"Aku tak akan banyak bicara. Hanya saja, kalian tahu, bukan? apa yang sudah tertulis dalam kontrak kalian berdua?" tanya JYP tanpa menatap langsung pada kedua idol yang ada di hadapannya saat ini. Dia seolah disibukan dengan berkas yang ada di hadapannya.

Sana dan Mark hanya bertatapan sekilas sebelum akhirnya mereka sama-sama menatap sang pd-nim.

"Ini tidak seperti yang anda duga," ujar Mark yang lebih dulu bicara. Selama ini yang Sana tahu, Mark bukanlah tipe orang yang mudah untuk bicara. Bahkan terkesan jarang bicara kecuali pada orang-orang yang memang sudah masuk ke dalam daftar teman dekatnya.

"Lalu seperti apa?" JYP kini menatap intens mereka berdua hingga membuat Sana begitu gugup. Ini sungguh kali pertamanya disidang setelah debutnya.

"Kami hanya berteman, sama seperti aku berteman dengan yang lainnya."

Sana tahu pernyataan ini seharusnya dia setujui. Tapi hatinya seolah mengaung di dalam sana, menolak apa yang baru saja dikatakan oleh pria yang kini berdiri di sampingnya.

"Semenjak masalah Mina dan Bambam, grup kalian terus menerima komentar negatif. Aku tidak ingin kejadian itu kembali terulang sebab kalian masih sama-sama memulai karir kalian. Aturan ada untuk ditaati, bukan? itu juga demi kebaikan kalian. Jika memang kalian ingin berkencan, lebih baik tunggu hingga karir kalian mencapai 3 tahun."

Sana hanya menatap ke arah lantai. Dia tak berani mengangkat pandangannya sebab dia sungguh merasa bersalah. Dia tahu, tak seharusnya dia menjalani kedekatan yang lebih dari seorang teman. Sana mengatakannya lebih dari seorang teman karena kedekatan mereka berdua memang sudah tak wajar jika dikatakan hanya sebatas teman.

"Ah ya, aku perlu bicara dengan Sana," ujar JYP yang membuat Mark mengangguk lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

"Sana-ya, kau jauh-jauh datang dari Jepang untuk mimpimu, bukan?" tanya JYP yang membuat Sana dengan segera mengangguk. "Aku harap kau tidak mengambil langkah yang salah. Aku tidak ingin mimpimu terhenti di tengah jalan."

"Baik, pd-nim, aku akan bersungguh-sungguh melakukan apa yang sudah ku dapatkan saat ini," ujar Sana yang diiringi senyumannya.

"Kau bisa berteman dengan siapapun, itu benar-benar tak masalah. Tapi komunikasi yang intens bisa saja membuatmu jatuh cinta?" jelas JYP tak yakin. "Cinta bisa saja membuatmu tidak fokus. Aku harap kau bisa menahan semua itu setidaknya sampai tahun 2018."

"Ne, pd-nim."

Sana langsung saja meninggalkan ruangan JYP. Kata-kata yang dia dengar seolah menjadi tamparan halus soal kedekatannya dengan dua pria akhir-akhir ini. Ya, sepertinya tak seharusnya dia menjalani komunikasi secara intens sebab sekuat apapun hatinya, dia tetaplah seorang wanita yang akan mudah jatuh cinta hanya dengan hal-hal yang sederhana.

"Tidak perlu memikirkannya, kau hanya perlu fokus pada karirmu," ujar Mark yang membuat Sana terkejut. Dia sungguh tak tahu jika Mark menunggu di depan ruangan JYP.

Sana tersenyum lalu mengangguk.

"Aku akan menjaga jarak. Aku mungkin akan menunggu?" ujar Mark dengan nada tak yakinnya.

"Apa itu harus?" tanya Sana dengan nada bercanda. Namun Mark justru memasang raut wajah seriusnya.

"Aku sungguh akan menunggu. Hanya tinggal 3 tahun, bukan?"

Sana hanya terdiam. Itu artinya Mark memang menyimpan perasaan padanya. "Oppa bercanda?"

"Kau menganggapku bercanda?" tanya Mark dengan nada serius. "Aku sungguh serius."








Sementara di lain tempat, Taehyung nampak tak kehabisan energinya. Dia tak bisa diam hingga membuat yang lainnya hanya bisa menggelengkan kepala mereka. Setelah selesai latihan, Taehyung terus menari sambil bersenandung setiap saat seolah tak merasa lelah.

"Tae, bisa kau duduk dan diam? melihatmu aku semakin merasa lelah," ujar Yoongi yang tentunya membuat Taehyung mengerucutkan bibirnya. Dengan segera dia duduk di samping Yoongi lalu memeluknya sambil meletakan kedua kakinya di pangkuan Yoongi.

"Jangan bertingkah, kau tidak lucu," dingin Yoongi yang kemudian menurunkan kakinya dan melepaskan pelukannya.

Taehyung beranjak menuju kamarnya, dia merasa jika dia sudah merindukan Sana sebab selama beberapa hari dia tak mengirimkan pesan ataupun menghubungi gadis asal Jepang itu.








"Sana, kau mengganti nomormu?" tanya Jihyo saat melihat Sana sedang sibuk memasukan sim card baru ke dalam ponselnya lalu mematahkan sim card lamanya. "Waeyo? apa ada orang yang mengganggumu?"

"Aniyo, aku hanya ingin mengganti nomorku saja."

Sana masih menyembunyikan soal pertemuannya dengan JYP tadi dan juga kedekatannya dengan Mark. Untuk Taehyung, dia merasa jika dia belum cukup dekat dengan pria itu.

Aku rasa saatnya aku fokus.

*
*
*

Hari ini merupakan hari pertama Twice melakukan promosi album terbaru mereka. Saat ini mereka sudah bersiap dengan outfit yang mereka gunakan untuk comeback stage mereka.

Meski sudah berjalan hampir satu tahun, Sana masih tak menyangka jika dirinya benar-benar sudah menjadi seorang idol. Bahkan ini mengingatkannya pada masa trainee dan survival shownya.

"Memikirkan apa?" tanya Dahyun yang membuat Sana hanya tersenyum lalu menggeleng. "Eonni sepertinya sedang melamun."

"Hanya sedikit," ujar Sana yang diiringi dengan kekehannya. "Aku masih tak percaya jika aku menjadi Sana yang sekarang."

"Aku juga sama."





Taehyung terus menatap ponselnya. Dia masih tak mengerti kenapa Sana masih belum membalas pesannya. Bahkan nomor itu seperti tak lagi digunakan oleh Sana.

Dia bukan hanya menerka. Dia sudah mencoba untuk menghubungi Sana tapi nomornya terus saja tidak aktif.

Taehyung meletakan ponselnya lalu memutuskan untuk pergi ke toilet. Dia yakin jika dia bisa bertemu dengan Sana. Setidaknya dia harus tahu soal alasan Sana mengganti nomor ponselnya. Namun seketika langkahnya terhenti saat sesuatu tiba-tiba saja muncul dalam pikirannya.

Apa agensi tahu soal pesan-pesan yang selalu ku kirimkan pada Sana?



TBC🖤

17 Aug 2020

The Secret✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang