#24 Taehyung With His Feeling

644 120 8
                                    

Hampir setengah bulan Sana dan Taehyung tak saling bertukar kabar. Jangankan bertukar kabar. Mereka bahkan seolah tak mempedulikan ponsel mereka lagi.

Wajar saja, persiapan comeback ditambah dengan persiapan penampilan mereka untuk acara penghargaan awal tahun, membuat mereka hanya peduli pada waktu istirahat mereka.

Hari ini mereka akan kembali dipertemukan karena mereka memiliki jadwal yang sama. Tentunya hal ini cukup membuat Taehyung merasa bahagia. Bahkan ia nampak antusias dibanding yang lainnya.

"Ini masih pagi, Taehyung." Jimin menggosok matanya yang masih terasa sepat. Ia terpaksa bangun karena Taehyung terus saja mengguncang tubuhnya. Hingga aroma parfum yang selalu Taehyung pakai, membuat Jimin benar-benar membuka matanya.

"Kau sudah mandi?"

Taehyung mengangguk. "Eoh. Hari ini kita akan syuting ISAC, bukan? Aku sudah bangun daritadi."

Taehyung beringsut turun dari ranjang. Ia lantas berjalan ke jendela, membuka tirai kemudian memasang wajah kecewanya karena matahari masih saja bersembunyi. "Kenapa matahari masih belum muncul?"

Jimin memutar bola matanya jengah. Ia kemudian melirik jam dinding di kamar mereka dan benar saja, saat ini masih menunjukan pukul 5 pagi. "Tae, kau tidak tidur?"

"Aku tidur. Tapi hanya sebentar." Taehyung menunjukan deretan giginya tanpa dosa.

"Ish, kau menyebalkan!" Jimin kembali memejamkan matanya. Menurutnya, istirahat yang cukup akan membantunya memenangkan lomba nanti.

"Ish, Jimin. Aku bosan sendirian."

"Lebih baik kau beres-beres atau bermain game jika perlu," saran Jimin dengan suara husky-nya. Ya, pria Park itu memang kembali tidur.

Taehyung beranjak dari kamarnya. Ia yakin saat ini masih belum ada yang terbangun. Jadi ia memutuskan untuk mencari makanan ringan saja untuk menemaninya menonton televisi.

"Taehyung? Kau sudah bangun?"

Taehyung memegang dadanya. Ia terkejut karena tiba-tiba saja mendengar suara Seokjin. "Hyung mengagetkanku."

"Lagipula ini jarang sekali. Biasanya kau tidak akan bangun jika tidak dibangunkan."

Taehyung mengerucutkan bibirnya kemudian menuangkan air mineral ke dalam gelas sebelum akhirnya meminumnya. "Hyung, sebenarnya aku juga baru tidur sebentar. Lalu aku bangun lagi."

"Kenapa tidak tidur lagi?"

"Karena aku tidak bisa tidur lagi. Ck, padahal aku sudah lelah dengan banyak latihan dan mataku tidak mau diajak kompromi. Aku juga tidak mungkin untuk meminum obat tidur." Taehyung meletakan gelasnya kemudian berbalik. "Apa aku bisa tidur di ISAC nanti?"

"Apa kau gugup karena kau akan membacakan ikrar nanti? Aigo, kau sampai tidak bisa tidur? Apa karena kau akan membacakannya dengan Tzuyu?"

Taehyung memutar mata jengah saat Seokjin salah tebak. "Bukan karena itu."

"Lalu karena apa? Aku dengar kau memang suka pada Tzuyu."

Aku suka pada Sana, bukan Tzuyu. Taehyung ingin sekali mengatakannya. Tapi karena ia masih ingin menyembunyikan semuanya. Ia lebih baik tetap diam dan seolah memang yang dipikirkan orang-orang memang benar.

Taehyung memilih untuk duduk di ruang tengah. Ia meraih ponselnya yang semalam sudah ia isi dayanya. Ia berniat untuk mengirimkan pesan singkat pada Sana. Tapi ia takut jika hal itu justru mengganggu tidur Sana, mengingat saat ini masih terlalu pagi.

Taehyung memutuskan untuk mencari foto terbaru Sana untuk koleksinya. Ah ya, secara diam-diam Taehyung membuat akun sosial media pribadinya. Ini memang hal ilegal yang ia lakukan. Tapi selama ia tak ketahuan, bukankah tak akan ada masalah?

Taehyung mencari keberadaan akun fansite Sana. Biasanya akun-akun tersebut akan menambahkan foto-foto Sana di akunnya. Taehyung tersenyum saat mendapat foto-foto menggemaskan milik Sana. Hingga satu pikiran tiba-tiba saja muncul, membuat senyumannya tergantikan oleh wajah kesal.

Apa pemilik fansite ini seorang pria? Pasti seorang pria. Yang Taehyung tahu, penggemar Sana didominasi oleh pria. Bukan hanya Sana. Tapi juga semua member Twice. Jika seperti ini ia malah merasa kesal karena membayangkan bagaimana fansite itu mendapatkan foto Sana.

Aku juga akan memotret Sana nanti.

Seokjin mengernyit, mendapati Taehyung yang memasang wajah kesalnya dengan ponsel yang masih setia di tangannya. "Apa sasaeng menelponmu?"

"Tidak, aku kesal pada fansite ini. Aku juga bisa membuat fansite seperti ini dan aku akan memajang banyak sekali foto Sana." Secara tak sadar, Taehyung menyebut nama Sana. Bahkan ia langsung memukul pelan mulutnya yang nakal itu.

Taehyung, kenapa kau malah menyebutkannya?

"Sana? Maksudmu Sana Twice?"

Matilah kau, Taehyung! Taehyung tergagap sambil mencari alasan lain. Namun ia merasa heran karena bibirnya justru kelu dan otaknya justru berhenti bekerja. "Sana? Apa aku menyebutkannya? Aku rasa aku tidak menyebutkannya."

"Aku yakin tadi mendengarnya. Telingaku masih bekerja dengan baik, Taehyung," gemas Seokjin yang kemudian duduk di samping Taehyung.

"Tidak, aku tadi mengatakan Noona bukan Sana."

*
*
*

Sana sudah tiba di Goyang gymnasium, lokasi di mana lomba olahraga antar idol itu akan digelar. Ia berjalan bersama Dahyun di paling belakang sambil sesekali membungkukan tubuh saat berpapasan dengan idol lainnya.

"Dahyun-ah, apa kau benar-benar menyiapkan kejutan?"

"Tentu saja. Aku sudah berlatih dan aku yakin itu akan sangat luar biasa."

"Heol, kau sangat percaya diri."

Dari kejauhan Taehyung melihat hal ini. Ia menyandarkan pipinya pada pintu ruang tunggunya dan tersenyum. Ia tak mengerti kenapa dirinya benar-benar tergila-gila pada Sana. Padahal jika diingat-ingat, banyak idol wanita yang dijodohkan dengannya. Tapi tetap saja ia lebih tertarik pada Sana.

"Taehyung." Tepukan pelan Namjoon pada bahunya, membuat Taehyung benar-benar terkejut. "Aku hanya menepuk pelan bahumu. Kenapa kau sangat terkejut?"

"Aku hanya sedang--"

"Memperhatikan idol wanita? Matamu itu sepertinya perlu menggunakan kacamata."











Sana tersenyum saat mendapati pesan singkat yang Taehyung kirimkan. Ia sebenarnya sangat merindukan pria Kim itu. Tapi karena jadwal awal tahun yang justru lebih padat, membuatnya tak bisa hanya untuk memeriksa pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

"Mendapat semangat?" bisik Nayeon. Ia tak ingin jika ada masalah sebab ia sudah berjanji pada Sana untuk menyembunyikan soal ini dari yang lainnya.

"Eonni, jangan menggodaku seperti itu."

"Pastikan untuk berdiri tak berjauhan darinya agar kau bisa menatapnya sepuasnya." Menggoda Sana sepertinya sudah menjadi agenda wajib Nayeon. Apalagi karena menurutnya, Sana benar-benar lucu karena rasa malu-malunya tiap kali dirinya membicarakan soal Taehyung. "Jika kau mau, aku bisa membuat kalian lebih dekat."

"Tidak perlu."

"Aku satu line dengannya. Jadi aku rasa akan lebih mudah untuk menjadi temannya. Lagipula aku punya semua nomor member BTS. Jadi menurutku tak ada yang sulit," bisik Nayeon, diakhiri dengan kekehannya.

"Eonni mengincar salah satu dari mereka?" curiga Sana sambil menaik-turunkan alisnya.

"Tentu saja tidak. Untuk sekarang aku hanya ingin berteman. Mempunyai banyak teman akan sangat menyenangkan. Jadi aku hanya akan berteman dengan mereka. Sama seperti pertemananmu dengan Chan, Yuto dan Mark. Tidak ada salahnya berteman dengan idol pria."


TBC🖤

12 Oct 2020

The Secret✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang