#56 LDR

533 89 19
                                    

Terbangun dengan berbagai komentar buruk, tentu merupakan hal yang siapapun hindari. Sebenarnya semua baik-baik saja pada awalnya. Namun, Sana tak mengerti kenapa tiba-tiba saja semua orang membicarakannya.

Hanya karena satu postingan, Sana mulai hangat diperbincangkan. Tak sedikit orang yang memojokannya hingga ia tak tahu lagi harus berbuat apa.

Satu hal yang saat ini membuat Taehyung merasa cemas adalah karena ia sedang tak berada di Korea. Ia juga bingung harus berbuat apa sebab ia sangat yakin Sana sedang sangat stres sekarang. Terlebih saat ini waktu mereka benar-benar berbeda.

Taehyung mencoba untuk menghubungi Sana. Namun, nomornya justru tak aktif. "Astaga, apa dia baik-baik saja?"

Awalnya Taehyung berniat untuk mengungkap hubungannya. Namun, baru saja hal sepele, Sana sudah mendapat banyak komentar jahat. Ia tak bisa bayangkan jika semua orang tahu tentang hubungannya. Sana mungkin tak akan bisa hidup tenang. Apalagi saat ini penggemar Taehyung terus saja bertambah.

Taehyung kembali menghubungi Sana. Namun, hasilnya tetap nihil. Hingga ia memilih untuk menghubungi Nayeon. Ia tak peduli meski dirinya harus begadang padahal besok ia harus berlatih. Baginya, Sana jauh lebih penting untuk sekarang. Ia tak mau sesuatu yang buruk terjadi pada Sana.

"Nayeon, apa Sana baik-baik saja?" tanyanya saat teleponnya mulai tersambung.

"Dia terus menangis. Dia benar-benar ketakutan dan yang lebih parah lagi, dia mengunci pintu kamar."

Taehyung semakin kalut saja. Dia sungguh takut Sana melakukan hal yang berbahaya. Apalagi komentar jahat itu sungguh tak pantas untuk dikatakan pada Sana yang manis. "Bisa aku bicara padanya?"

"Bagaimana bisa? Kita sudah lelah membujuknya untuk keluar dari kamar. Tetap saja dia tak membukanya."

Taehyung terdiam, berusaha untuk mencari cara agar Sana mau membuka pintu kamarnya. Hingga ia mendengar Nayeon mengatakan jika dirinya sedang menelepon.

"Sana, ayo buka pintunya. Jangan membuat semua orang khawatir," ujar Taehyung saat Nayeon mengaktifkan speaker di ponselnya. Ia sepertinya tak peduli meski suara itu akan terdengar oleh yang lainnya. Lagipula tak ada yang mereka sembunyikan.

"Sattang, kau pasti lapar. Ayo buka pintunya," ujar Taehyung lagi, berharap kali ini Sana akan membuka pintu kamarnya. Namun, tetap saja ia tak mendengar suara pintu terbuka.

"Nayeon, aku harus bicar denganmu. Tolong matikan speaker-nya."

"Baiklah." Nayeon segera mematikan speaker-nya kemudian berjalan menjauh. "Katakan."

"Aku tidak akan pulang cepat. Tolong jaga Sana. Aku takut sesuatu yang buruk terjadi padanya. Katakan juga, aku akan segera menemuinya jika aku pulang ke Korea. Aku janji akan langsung menemuinya."

"Baiklah, aku akan menyampaikannya."

Taehyung segera memutus sambungan telepon mereka. Meski hatinya masih sangat kalut, ia yakin Nayeon pasti menjaga Sana dengan baik.

"Kau belum tidur?"

Taehyung terkejut saat Yoongi dengan rambut berantakannya keluar dari kamar mandi. Ia sebenarnya tak tahu kapan persisnya pria itu pergi ke kamar mandi.

"Kau seharusnya tidur."

"Aku baru akan tidur sekarang. Selamat malam, Hyung." Taehyung meletakan ponselnya sebelum akhirnya tidur. Meski sebenarnya, ia masih belum mengantuk karena memikirkan Sana.

*
*
*

Beberapa hari ini Taehyung sibuk dengan konsernya. Begitupun dengan Sana yang masih disibukkan dengan agenda promosinya. Untung saja ia mulai membaik. Terlebih setelah Nayeon terus mengatakan jika semua orang menyayangi Sana.

Nayeon sebenarnya cukup terkejut saat Sana hampir mengakhiri hidupnya sendiri. Untung saja ia bisa meyakinkan Sana jika kesalahannya itu tak terlalu fatal.

Taehyung meraih ponselnya. Meski ia merasa lelah, ia sangat penasaran dengan kondisi Sana. Apalagi akhir-akhir ini ia selalu melihat video di mana Sana terlihat menahan air matanya saat melakukan encore. Bukankah seharusnya Sana merasa senang?

Taehyung tersenyum saat panggilan videonya sudah terhubung pada Sana. "Aigo, Sattang-ku sudah membaik sekarang?"

"Eo. Apa kau sedang beristirahat?"

Taehyung mengangguk kemudian meraih bantal untuk menopang dagunya. "Sana, aku sangat merindukanmu."

"Aku juga."

"Mungkin kita baru bisa bertemu bulan Agustus atau September. Aku benar-benar punya jadwal yang padat," jelas Taehyung. Ia sungguh ingin bertemu satu hari saja dengan Sana. Namun, hari-harinya sudah diisi oleh jadwal konser serta jadwal-jadwal lainnya. Ia jadi curiga apakah agensi memang mengetahui hubungannya dengan Sana? Mungkin inilah alasannya kenapa mereka disibukkan banyak hal.

"Aku akan mempersiapkan comeback-ku di bulan Agustus dan September. Apa kita tidak akan bisa bertemu?"

"Mungkin jika kau libur, kita bisa bertemu," ujar Taehyung diakhiri dengan senyumnya. "Yang paling penting adalah jangan sampai sakit, hm? Kau harus makan."

"Oppa, bukankah di sana sekarang malam hari?"

"Eo, tapi tenang saja, aku tidak bisa tidur. Makanya aku meneleponmu. Aku sangat merindukanmu sampai tidak bisa tidur."

Sana terkekeh mendengar pernyataan dari Taehyung. "Oppa sangat menggemaskan."

Taehyung mencari sesuatu dalam saku celananya. Ia kemudian tersenyum sambil menunjukannya pada Sana. "Aku membelinya untuk kita berdua."

"Itu sangat bagus."

"Aku yang akan memakaikannya padamu saat kita bertemu nanti."

Pembicaraan mereka terus berlanjut. Mereka saling bercerita soal apa yang terjadi dalam hari-hari sibuk mereka. Hingga akhirnya mereka sama-sama tertidur tanpa memutus panggilan itu. Manis, bukan? Namun, mereka tak bisa sebebas pasangan manapun karena status mereka. Mungkin jika hubungan mereka sampai bocor, hal tak terduga pasti saja akan terjadi.

*
*
*

Sana tersenyum saat mendapati Taehyung masih tertidur sambil memeluk jaket milik Sana. Ia sebenarnya tak ingat jika jaket itu pernah tertinggal di apartemen Taehyung. Namun, karena modelnya yang merupakan unisex, tak ada yang curiga sama sekali soal jaket itu.

"Tidurlah lebih lama, Oppa. Aku harus bersiap," ujar Sana kemudian mengambil tangkapan layar sebelum mengakhiri panggilan video tersebut. Menurutnya Taehyung sangat menggemaskan saat tertidur. Apalagi sambil memeluk jaket bulu cokelat miliknya.

"Aku harus meminta jaket itu kembali," gumamnya sembari meletakan ponselnya. Ia berjalan, meraih handuk biru miliknya. Namun, ia berhenti saat Nayeon sudah menatapnya dengan tatapan selidik.

"Tumben kau tidur siang."

Ah, sepertinya ia terlalu asyik bercerita dengan Taehyung hingga ia tertidur. Untung saja ia segera terbangun untuk kemudian pergi ke agensi. Mungkin jika tidak, ia akan sangat terlambat.

Jihyo baru saja datang dengan pakaian rapinya. Ia membanting tubuhnya di atas ranjang hingga membuat atensi Nayeon serta Sana tertuju padanya.

"Kau baru saja pulang berkencan? Astaga, kau terlalu berani dengan berkencan siang hari."

"Aku tak punya pilihan. Aku sangat merindukannya," ujar Jihyo, membuat Nayeon menatapnya agar Jihyo bisa mengondisikan mulutnya. Saat ini suasana hati Sana sungguh mudah terpengaruh.

"Kau membuat Sana kembali sedih. Jamgan katakan apapun soal kencan. Dia sangat sedih karena Taehyung masih ada di luar Korea," ujarnya saat Sana sudah masuk ke dalam kamar mandi.



TBC🖤

23 Feb 2021

The Secret✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang