#37 You Make Me Happy

672 109 48
                                    

"Kau yang membuat Sana dimarahi waktu itu?"

"Bukankah seharusnya seperti itu? Dia sudah melanggar kontraknya."

Percakapan 2 pria dari grup yang sama itu, membuat Sana memundurkan langkah. Bukankah itu terdengar seperti pria itulah yang membuatnya dinasehati oleh JYP saat itu?

Ia terus mendengar percakapan mereka berdua. Untungnya, kehadiran Sana tak disadari sama sekali. Mungkin karena Sana menggunakan jaket dan memilih menghadap ke belakang di dalam lift.

"Aku sungguh tak percaya jika dia berkencan."

Jadi Mark Oppa yang melakukannya? Sana bersyukur karena ponselnya yang tertinggal dalam mobil, ia jadi tahu soal pelaku utama yang melaporkan dirinya pada JYP. Ia ingin sekali bicara. Namun rasa kecewanya, membuat dirinya bungkam.

Ia membiarkan Mark dan Yugyeom melangkah lebih dulu. Ia memilih tetap di dalam lift agar Mark tak terkejut. Lagipula rapatnya masih setengah jam lagi dan ia masih punya waktu banyak untuk tetap berada dalam lift.

"Sana? Kau tidak ikut rapat?" tanya seorang staf, saat pintu lift itu terbuka, menampakan Sana yang masih berdiri di dalam sana.

"Ah, itu? Aku bermain ponsel hingga lupa tadi." Sana berbohong. Ya, tak mungkin ia mengatakan jika ia sengaja tetap diam di dalam lift. Setelah ini, ia bertekad untuk bicara langsung pada Mark.





Taehyung tengah menikmati waktunya sebab saat ini ia belum diminta menghadiri latihan ataupun rapat. Itulah kenapa saat ini ia masih bermain game bersama Jungkook.

"Kenapa kau menggunakan baju rapi untuk bermain game?" tanya Jungkook, membuat Taehyung memutar malas kedua bola matanya. "Bahkan kau sangat wangi."

"Itu urusanku."

"Ck, kenapa Hyung sangat sensitif dari tadi pagi?"

Taehyung memasang senyum paksanya sebelum akhirnya kembali memasang wajah dinginnya. Ia hanya merasa kesal karena meski ia berkencan, ia tak bisa menemui Sana seenaknya. Ia tak bisa bayangkan akan serindu apa dirinya jika ia harus world tour nanti.

"Dia sedang kesal, Kookie. Itulah kenapa dia terus marah-marah," ujar Jimin, membuat Taehyung berdecak kesal.

"Kau menyebalkan!"

"Lihat?" tanya Jimin, membuat Jungkook terkekeh. Sungguh, perubahan wajah Taehyung dari kesal ke senyum itu patut diacungi jempol.

"Hyung, seharusnya kau main drama lagi."

"Merusak suasana hatiku saja. Aku ingin main game tapi kau banyak bertanya. Biar kujawab, aku akan berkencan. Jadi aku bersiap dari sekarang," jelas Taehyung tanpa rasa menyesal sedikitpun. Ia lantas bermain game, membuat Jungkook hanya menatap Jimin dengan canggung. "Ayo main lagi."

Jungkook pikir Taehyung benar-benar marah. Ternyata sama sekali tidak. Taehyung memang tak pernah bisa benar-benar marah.

"Baiklah."

*
*
*

Sana berdiri di dekat tangga darurat. Dengan segera ia menarik tangan Mark untuk ikut dengannya.

Dengan mata yang berkaca-kaca, tentunya hal ini cukup membuat Mark bingung. Ia hanya terdiam, menunggu Sana mulai bicara.

"Kenapa kau melakukan ini padaku?" Sana mulai tak terkendali saat ini. Ia mengguncang tubuh Mark sambil menangis. Bahkan tangisannya menggema di tangga darurat. "Kenapa?"

"Maksudmu?"

Sana menyeka air matanya, berusaha melawan rasa kecewanya yang besar pada pria yang selama ini ia anggap sebagai Kakaknya sendiri. "Kau yang melaporkanku 'kan? Itulah yang membuatku harus menjauhi Tae Oppa. Kenapa kau lakukan itu?"

The Secret✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang