Taehyung tersenyum sambil menatap Sana yang saat ini tertidur pulas dengan meletakan kepala di pangkuannya. Ia tahu, Sana pasti sangat lelah. Apalagi setelah acara itu ia juga pergi ke apartemen Taehyung untuk mengadakan pesta ulang tahun Taehyung.
"Sana-ya, besok pagi kau harus pergi 'kan?" gumam Taehyung sambil mengusap puuk kepala Sana. Ia bahkan sampai meminta Yeontan untuk tak menggonggong meski ia tahu jika anjing sedang sangat kelaparan sekarang.
Suara ponsel Sana membuat Taehyung langsung meraihnya. Ia membulatkan mata saat mendapati sebuah pesan singkat yang dikirim dari nomor tak dikenal. Hal ini tentunya membuat Taehyung bingung. Apalagi pesan tersebut bernada ancaman.
"Apa ini dari pria lain? Atau sasaeng fans-ku?" gumamnya sambil menerka siapa yang ada di balik pesan bernada ancaman itu. Hingga akhirnya ia tak tahan untuk tak bicara langsung padanya.
"Yeobseyo? Bisa berhenti mengganggu Sana? Dia bahkan tak mengganggumu. Kau ingin kulaporkan?"
"Kau ingat padaku?"
Suara itu membuat Taehyung menegakkan duduknya. Ia benar-benar terkejut dengan suara familiar dari gadis yang pernah ia perjuangkan itu. Matanya mulai berkaca-kaca serta lidahnya mulai kelu. "Bisa kau berhenti mengganggu kehidupanku? Kau tak lebih dari seseorang yang licik. Aku memang penah mencintaimu, tapi dengan mengganggu orang yang saat ini bersamaku, tidak akan membuatku kembali padamu."
Taehyung segera memutus telepn itu. Ia hampir saja membanting ponsel milik Sana. Untung saja ia masih bisa menahan emosinya. Mungkin jika tidak, ponsel Sana sudah benar-benar terlempar.
Sana mulai membuka matanya. Ia mengernyit saat mendapati Taehyung seperti menahan emosinya. "Apa sesuatu terjadi?"
"Sana, jika seseorang menghubungimu untuk memintamu menjauhiku, jangan pernah menanggapinya, eo?"
Tangan gemetar Taehyung tentu saja menjadi sinyal jika pria itu sangat takut sekarang. Namun, Sana berusaha tenang dengan senyum manisnya. Ia meraih pipi Taehyung lalu mengusapnya perlahan.
"Apa itu mantan Oppa?"
"Aku tidak punya mantan. Dia pergi sebelum menjadi pacarku. Kau tahu? Dia hanya peduli pada uang saja. Bukankah dia tidak punya malu dengan kembali?"
Sana tersenyum lalu meletakan dagunya di bahu Taehyung. "Eung, dia sangat tidak tahu malu. Tenang saja, aku ahli dalam menganggap segalanya tidak penting."
Taehyung tersenyum lalu mengulurkan kelingkingnya. "Kau harus janji kelingking untuk tidak pergi."
"Apa sebegitu takutnya Oppa jika aku pergi?" Sana tersenyum lalu menyambut kelingking itu. "Lagipula, untuk apa aku pergi? Kecuali jika Oppa berselingkuh. Aku benar-benar tidak akan memaafkan Oppa. Aku bahkan akan memblokir nomor Oppa."
"Astaga, kau sangat kejam padaku."
"Ah iya, apa Oppa tidak tidur? Bukankah seharusnya Oppa tidur?"
"Aku tidak mengantuk," jawabnya dengan santai. Ia kemudian melirik jam dinding dan cukup terkejut sebab sekarang sudah menunjukan pukul 4 pagi. "Kau harus secepatnya bersiap. Aku harus mengantarmu 'kan?"
"Oppa, apa aku boleh pinjam baju lagi?" tanya Sana ragu. Ia tahu itu adalah hal yang buruk. Namun, ia tak bisa pulang dengan pakaian yang sudah bau alkohol. Semalam ia sungguh tak terkendali meski Taehyung tidak suka minum-minum. Taehyung bahkan tak menyangka jika Sana sebegitu niat dengan membawa sebotol soju bersamanya.