Tahun memang tak ada tur konser. Namun, hal ini tetap saja tak memudahkan Taehyung dan Sana untuk sering bertemu. Jadwal mereka seolah terus tumpang-tindih hingga tak ada lagi celah untuk mereka bertemu. Bahkan di saat salah satu dari mereka bisa beristirahat, yang lainnya harus melakukan schedule.
Meski begitu, tahun ini sepertinya tahun yang sangat bagus untuk BTS. Hingga hal ini cukup membuat Sana merasa ragu untuk melanjutkan hubungannya. Ia yakin penggemar Taehyung semakin banyak dan itu cukup membuatnya merasa tak percaya diri. Apalagi shipper Taehyung yang lain juga mulai meluas.
"Kau berniat mengakhiri hubungan yang sudah berjalan sangat lama? Sana-ya, kau mulai tidak percaya diri saat Taehyung semakin dikenal?" Nayeon memang satu-satunya orang yang dekat dengan Sana juga Taehyung. Ia sudah seperti penasehat untuk pasangan itu.
Nayeon duduk di tepi ranjang Sana. "Seharusnya kau senang, Sana. Itu artinya Taehyung benar-benar sukses sekarang. Kau tahu? Taehyung pernah menyembut nama panggilanmu di acara musik 'kan? Bukankah artinya Taehyung tak ingin kau pergi dari sisinya?"
"Eonni, sebelumnya ada rumor soal aku dan Suho sunbae. Lalu muncul rumor antara Taehyung dan seorang wanita. Bukankah secara tidak langsung, semua orang memang mengatakan tidak untuk hubunganku?"
Nayeon memberikan segelas air agar Sana lebih tenang. "Bayangkan saja, selama ini kau sudah seperti pendukung di balik layar untuk Taehyung. Kau akan membuat Taehyung jatuh jika pergi begitu saja."
Sana sadar jika fakta itu benar adanya. Namun, ia terlalu takut untuk melanjutkan. Padahal cincin itu sudah melingkar di jari manisnya. Ia tak meragukan kesetiaan pria itu. Ia hanya ragu untuk melanjutkan semuanya.
Nayeon meraih tangan Sana untuk meyakinkan. "Sana, ini ujian baru untukmu. Kau tahu? Pernikahan tak akan semudah itu. Kau hanya perlu melewati semua ini."
Sana mengacak rambutnya. Ia sungguh bingung, takut, juga bahagia dalam waktu bersamaan. Ia juga merasa curiga jika Taehyung bisa saja mengkhianatinya. Apa yang tak bisa pria Kim itu lakukan saat memiliki banyak uang 'kan?
"Aku juga tidak tahu kenapa perasaanku benar-benar kacau," ujar Sana. Ia kemudian meraih kalender untuk melihat tanggal. Selanjutnya, ia mengembuskan napas sebelum kembali meletakan kalender itu.
"Sana, kau tidak berpikir untuk pergi 'kan?"
Sana mengembuskan napas sebelum memilih untuk menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Nayeon sambil menarik selimut Sana.
"Aku melupakan sesuatu. Astaga, bukankah sebentar lagi akan ada schedule?"
Nayeon terkekeh saat ia tahu apa yang membuat Sana begitu aneh pagi ini. "Kenapa kau mengkhawatirkannya?"
"Suasana hatiku akan sangat buruk. Aku ingin tidur lagi."
Saat ini mereka memang sudah memiliki apartemen sendiri. Namun, apartemen itu tak terletak jauh dari dorm mereka. Itulah kenapa mereka bisa saling bertemu kapan pun. Termasuk yang saat ini tengah Nayeon lakukan.
"Bukankah hari ini kau akan menemui Taehyung?"
"Ayolah, aku sangat malas, Eonni. Kepalaku terasa sangat sakit memikirkan banyak hal," ujar Sana. Ia kembali melupakan obat yang seharusnya ia minum. Ia tak tahu kenapa ia tetap saja ceroboh meski manager-nya sudah mengingatkan. Apalagi Sana akan sangat merepotkan jika sedang mendapat periodenya.
*
*
*Sana hanya terus duduk dengan wajah serius. Ia sibuk memeluk bantal air hangat meski sejak tadi Taehyung menawarkan banyak hal.