#8 Army

886 145 37
                                    

Taehyung tersenyum saat dia mendapat balasan pesan lainnya. Dia tak menyangka jika saat ini dia benar-benar bisa berinteraksi dengan Sana--meski hanya sebatas berbalas pesan saja.

Taehyung melirik jam yang ada pada pojok kiri atas ponselnya. Saat ini sudah menunjukan pukul 12 malam. Dia benar-benar menyesal karena tak menyadari waktu berjalan begitu cepat.

[Sana-ya, ini sudah malam. Lebih baik kau tidur]
[selamat malam]

Dengan segera Sana membulatkan matanya. Dia merutuki kecerobohannya yang tak melihat jam. Apalagi besok dia perlu bangun pagi karena harus recording variety show.

Sana langsung meletakan ponselnya lalu menyelimuti dirinya dengan selimut. Apapun yang terjadi, dia harus tidur sekarang dan bangun pagi-pagi sekali.

"Tae, kau belum tidur?" tanya Jimin yang tiba-tiba saja terbangun. Dia lantas melihat jam dinding lalu kembali membuat dirinya tertidur. "Kau tidak bisa tidur?"

"Aku selalu sulit tidur," jelas Taehyung yang kemudian berbaring dengan menggunakan tangan kanannya sebagai bantal. Dia lalu tersenyum mengingat bagaimana pembicaraannya mengalir dengan Sana tadi. "Terlebih seseorang membuatku semakin tidak bisa tidur."

Jimin memiringkan tubuhnya dan menopang kepalanya dengan tangan. "Kau menyukai seseorang?"

Taehyung mengangguk. "Eoh, seseorang," jawabnya kemudian tersenyum.

"Fansitemu?"

"Aniyo, tidak mungkin aku menyukai penggemarku. Bagaimana jika saat aku putus dengannya, aku ditinggalkan?" tanya Taehyung yang kemudian memeluk bantalnya. "Seseorang yang tak akan kau duga. Dia benar-benar manis dan menggemaskan."

"Tidak perlu berkelit, katakan saja," desak Jimin namun sepertinya untuk saat ini Taehyung tak ingin memberi tahu sahabatnya itu. Dia tahu itu sedikit menyakitkan, tapi dia hanya tak ingin orang lain tahu sebelum dia benar-benar dengan Sana.

"Aku akan mengatakannya saat aku sudah dekat dengannya."

"Jadi saat ini kau belum dekat dengannya? aku rasa jika dia menolakmu, matanya benar-benar buta," ujar Jimin yang membuat Taehyung terkekeh.

"Aku rasa setiap orang punya standar mereka masing-masing. Aku berharap, aku termasuk tipe idealnya."

*
*
*

Suara alarm membuat mimpi Sana langsung saja berakhir. Dengan cepat dia menyibakan selimutnya lalu berjalan menuju kamar mandi.

Dia mengela napasnya saat melihat rambutnya yang berantakan di cermin. Namun detik kemudian dia tersenyum, mengingat pesan terakhir yang Taehyung kirimkan padanya. Dia merasa jika Taehyung benar-benar pria yang manis. Berbeda dengan Mark yang lebih to the point pada masalah apapun dan cenderung menunjukan rasa sayangnya dengan cara tsundere.

Dia sudah tahu perasaan Mark, itulah kenapa dia terus menjaga jarak dengan pria blasteran Taiwan-Amerika itu. Terlebih sejak Mark selalu muncul saat dia mengalami kesulitan.

"Tunggu, kenapa aku membandingkan mereka berdua?" gumamnya yang kemudian mengacak rambutnya. "Pikiranku kacau sepertinya."

2 visual dari 2 grup yang berbeda itu sepertinya memang sudah sedikit mempengaruhi Sana soal pandangannya mengenai pria. Selama ini dia tak terlalu memperhatikan soal pria. Dia hanya memikirkan bagaimana dia bisa debut secepatnya dan membanggakan kedua orang tuanya.

Sana mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil berjalan menuju ruang tengah. Di sana sudah ada Tzuyu yang tengah menikmati acara TV pagi ini dengan wajah datarnya.

The Secret✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang