#49 I'll be There For You

513 101 12
                                    

Sana terkejut saat seseorang tiba-tiba saja menggenggam tangannya. Ia benar-benar takut saat senyuman itu ditampakan oleh seorang pria.

"Sana, kau ingat aku?"

Seketika ingatan soal malam sebelum debut mulai berputar dalam ingatannya. Malam di mana ia yang masih tak tahu apa-apa, benar-benar menemui sponsor yang dikatakan oleh agensi. Ia bersyukur karena saat itu ia bisa kabur. Mungkin jika tidak, semuanya benar-benar akan berantakan.

"Lepaskan aku." Sana mulai berkeringat. Ia tak mengerti kenapa pria itu bisa tahu schedule-nya. Mungkin dengan uang, pria itu akan mudah menemukan Sana. Apalagi saat ini Sana sudah mulai dikenal.

"Aku mohon, jangan lakukan apapun."

"Sana, kenapa kau menangis? Aku tidak suka sayangku menangis."

Sana membuang muka agar pria itu tak menyentuh wajahnya. Sungguh, ia ingin sekali berteriak saat ini. Namun, ia tahu jika pria itu bisa saja menyuap orang-orang agar tak pergi ke sana.

"Aku mohon." Sana mulai menangis sekarang. Ia benar-benar bingung harus meminta tolong pada siapa. Apalagi sejak tadi tak ada yang lewat ke sana.

"Bukankah seharusnya aku memberikanmu hadiah?"

"Aku tidak membutuhkannya."

Suara erangan kesakitan membuat Sana segera menoleh. Ia menjatuhkan tubuhnya ke lantai saat merasa kakinya melemas. Ia hanya bisa menyaksikan bagaimana Taehyung melawan pria itu tanpa ampun.

"Aku akan kembali. Jangan berpikir ini akan berakhir," ancam pria itu, membuat Taehyung terus menatap pria itu dengan marah. Setelah pria itu pergi, ia lantas menghampiri Sana. Ia menangkup wajah gadis itu dengan napas tersenggalnya. Ia tak punya kemampuan apapun soal bela diri. Ia bahkan hanya bermodalkan keberanian untuk membantu Sana.

"Gwaenchana, gwaenchana. Aku ada di sini." Taehyung tahu, Sana pasti sangat ketakutan tadi. Apalagi ia sering mendapat pesan-pesan singkat dari beberapa sponsor agensi untuk menemui mereka. 

"Aku akan belajar bela diri. Aku harus melindungi Sana bagaimanapun caranya," gumamnya dala hati. Ia masih sibuk menenangkan Sana yang tak kunjung menghentikan tangisannya.  

"Sana-ya, hari ini ulang tahunmu 'kan? Boleh aku bernyanyi untukmu?" Taehyung melirik Sana yang kini masih terisak sambil mencengkram erat jas yang dipakainya. Ia kemudian tersenyum lalu mencium pucuk kepala Sana. "Baiklah, aku akan bernyanyi untuk hadiah ulang tahunmu."

Taehyung mulai bernyanyi dengan suara khasnya, menggema di ruangan kosong yang berada tak jauh dari kamar mandi. Sesekali ia melirik Sana, berharap gadis itu akan menghentikan tangisannya. 

Taehyung melepas jas yang ia gunakan lalu ia pakaikan pada Sana. Ia perlu bicara pada coordi Twice agar tak memberikan pakaian sependek itu pada Sana.

"Kau bisa berjalan?" tanya Taehyung sambil membantu Sana untuk berdiri. Namun, Sana nampaknya tak bisa berjalan sekarang, membuat Taehyung menawarkan punggungnya.

"Oppa yakin?"

"Kau meragukanku?" Sebenarnya Taehyung juga tak yakin. Namun, daripada Sana tak bisa berjalan karena lemas, ia sebagai pria harus menawarkan punggungnya 'kan?

Sana menahan senyumnya lalu naik ke punggung Taehyung. "Aku cukup berat."

"Tidak sama sekali. Aku akan mengantarmu." Taehyung tak peduli pada anggapan staf yang kebetulan melihat mereka berdua. Lagipula Sana sedang butuh bantuannya. Ia tak mungkin membiarkan Sana sendirian hanya untuk meminta bantuan.

*
*
*

Taehyung terus merengek pada manager-nya untuk mencari krim pereda nyeri. Setelah ia berhasil membantu Sana, kini tubuhnya malah terasa pegal. Namun, stafnya yang jahil malah mengatakan jika krim itu tidak ada.

"Wah, aku pikir Taehyung memang berubah jadi pria sejati," goda Namjoon sambil memainkan ponselnya. 

"Ayolah, jangan main-main, aku benar-benar membutuhkannya."

Seokjin terkekeh sambil membaca naskah MC-nya. Sudah dapat dipastikan jika member tertua itulah yang menjadi dalang dari semua kejahilan ini. Hingga akhirnya ia menyudahi ini semua dengan memberikan krim itu. "Apa Sana memang berat?"

"Tidak. Aku hanya merasa pegal karena jarak kamar mandi dan ruang tunggu Twice cukup jauh," jawab Taehyung kemudian mem-pout-kan bibirnya. 

"Ah ya, apa Sana baik-baik saja?" tanya Hoseok yang kemudian duduk di samping Taehyung.

"Dia sudah merasa lebih baik sekarang. Bahkan dia sudah tersenyum saat menertawakanku tadi," ujarnya. Ia benar-benar menunggu Sana tersenyum lagi. Ia bahkan berjanji akan memperkarakan masalah ini agar Sana tak diganggu lagi. 

"Aku benar-benar terkejut saat tahu soal kondisinya. Apa sponsor memang selalu seperti itu?"





Sesuai yang Taehyung katakan, para member Twice berusaha untuk menghibur Sana. Bahkan mereka sampai memberikan makanan yang Taehyung titipkan meski pada akhirnya Sana tak ingin memakannya. Memang, Sana akan tersenyum saat kamera menyorotnya. Namun, setelah kamera tak menyorotnya, Sana akan mulai memasang wajah datarnya.

"Sana, kau mau kue?" tanya Nayeon. Namun, Sana memilih untuk menolaknya dan mendengarkan musik. Hal ini tentu saja membuat Nayen langsung melapor pada Taehyung jika Sana tak kunjung makan. Bahkan saat makanan tiba, Sana memilih untuk tak memakannya.





Taehyung semakin khawatir sekarang. Jika Sana tidak makan, Sana mungkin akan sakit nantinya. Apalagi acaranya akan berlangsung sampai malam nanti. Bagaimana mungkin ia membiarkan Sana tak makan sampai nanti malam.

Hingga akhirnya ia ingat jika Sana sangat menyukai ramyeon. Mungkin dengan itu, Sana mau makan. 

"Hyung, bisa tolong belikan ramyeon?" tanya Taehyung, membuat stafnya merasa bingung. "Tolong cari yang pedas."

"Sejak kapan kau suka pedas?" tanya Jimin sambil menoleh. "Kau bahkan akan menangis jika makan makanan yang pedas. Bagaimana bisa kau beli ramyeon yang pedas?"

Taehyung mengedipkan sebelah matanya, membuat Jimin segera mengerti apa yang sahabatnya maksud. Tentu saja ia bisa langsung mengerti karena Taehyung benar-benar memperhatikan Sana.

"Aku pikir kau yang akan makan."

*
*
*

Sana heran saat sang manager memberikan satu cup ramyeon kesukaannya. "Aku tidak memintanya."

"Makan saja." Manager-nya memberikan sebuah surat padanya, membuat Sana semakin bingung saja.

Sana, aku dengar kau belum makan apapun. Kau sangat suka ramyeon 'kan? jadi aku membelikannya untukmu. Kau harus makan.

Sana tersenyum lalu menyimpan surat itu ke dalam saku jaketnya. Ia sedang tidak bernapsu untuk makan. Namun, karena Taehyung sudah memberikan ramyeon kesukaannya, ia benar-benar tak bisa menolaknya. Lagipula ia juga merasa perutnya sudah sakit. Jadi, ia perlu memakan sesuatu.

Semua staf dan member merasa lega saat Sana benar-benar memakan ramyeon itu. Setidaknya Sana tak membiarkan perutnya kosong selama acara ini. 

Suasana hati Sana mulai membaik sekarang. Mungkin jika Taehyung menemaninya makan, suasana hati Sana akan sangat membaik. Namun, Taehyung tak bisa melakukannya karena harus tetap berada di ruang tunggunya. Meski begitu, Sana tetap senang karena Taehyung yang membelikan ramyeon itu.

"Makan yang banyak, kau harus menghabiskannya."

"Oppa?" Sana hampir saja tersedak saat mendengar suara Taehyung. Ia menoleh dan baru menyadari jika orang yang sejak tadi di sampingnya adalah Taehyung. Mungkin karena penyamarannya, Sana tak menyadari kehadiran Taehyung.

TBC🖤

1 Feb 2021

The Secret✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang