Taehyung masih berkutat dengan ponselnya. Ia terlalu asyik bertukar kabar dengan Sana setelah ia selesai berlatih. Ia kemudian melirik jam dinding yang saat ini masih menunjukan pukul 8 malam.
Taehyung menekan nomor Sana untuk meneleponnya. Ia merasa jika malam ini ia sungguh-sungguh harus mengatakan pada Sana jika dirinya bukan menyukai Tzuyu. Ia sudah lelah dijauhi Sana di setiap acara. Itulah kenapa ia ingin mengajak Sana makan malam di luar.
"Apa kau sedang sibuk? Bisa bertemu denganku? Aku akan kirim alamatnya padamu nanti."
"Aku baru saja selesai berlatih."
"Baiklah, ayo bertemu."
Sana terpaku mendengar kata 'ayo bertemu' dari lawan bicaranya. Masalahnya ia takut jika sesuatu terjadi. Apalagi ia pergi sendiri dan menemui Taehyung. Itu hanya akan membuat rumor aneh tersebar.
"Bagaimana jika terjadi sesuatu?"
"Tenang saja. Aku akan pergi bersama manager Hyung. Jadi kita akan tetap aman."
"Tapi--"
"Tidak ada penolakan. Aku ingin mentraktirmu. Anggap ini sebagai bayaran karena kau jadi perantara untuk melaporkan apapun mengenai Tzuyu."
"Baiklah." Sana meletakan ponselnya setelah Taehyung memutus sambungan telepon mereka. Ia dengan cepat mencari baju yang bisa ia gunakan. Bahkan ia sampai mengeluarkan beberapa baju terbaiknya.
Aku ingin Tae Oppa terkesan padaku. Entah kenapa, ini kali pertama aku benar-benar mengejar seseorang.
Sana menatap 3 baju yang sudah ia letakan di atas kasur, membuat Nayeon mengernyit heran. "Kau mau melakukan fashion show?"
"Tidak. Aku...aku...aku hanya sedang memilih baju saja untuk rehearsal nanti," ujar Sana yang membuat Nayeon tersenyum tak percaya. Sebenarnya ia mengetahui rencana Taehyung karena ia-lah yang merencanakan ini.
Nayeon mengernyit saat ponselnya tiba-tiba saja berdering. Namun ia semakin heran saat nama Taehyung yang muncul di layar ponselnya. Dengan segera ia berjalan menuju kamar mandi, berharap jika tak akan ada yang mendengar soal pembicaraannya dengan Taehyung.
"Eoh? Ada apa? Jangan bilang kau mau mempermainkan perasaan Sana. Jika kau tidak menyukainya, lebih baik tidak membuatnya berharap. Dia sering mengatakan jika dia sangat berharap kau mau membuka hati untuknya. Bahkan dia sampai mengatakan jika dia kurang cantik. Kau harus tanggung jawab karena sudah membuat Sana kurang percaya diri dengan dirinya." Nayeon seolah melampiaskan segala kelelahannya pada Taehyung. Bagaimana tidak? Taehyung sungguh meneleponnya di saat yang tidak tepat.
"Kenapa kau langsung marah-marah padaku?"
"Ya karena aku sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja dan kau adalah pria yang sungguh ingin ku marahi."
Mereka dekat setelah pertukaran nomor ponsel di akhir tahun dan Nayeon memberanikan dirinya untuk berteman dengan Taehyung dan juga Jimin karena mereka lahir di tahun yang sama.
"Sebenarnya aku bingung. Apa yang harus ku lakukan? Aku menyesal karena berbohong pada Sana."
"Makanya, jika kau menyukai seseorang, jangan berdalih menyukai temannya. Itu sangat menyakitkan, asal kau tahu saja," ujar Nayeon.
"Lalu apa yang harus ku lakukan? Aku terlalu malu untuk mengatakannya."
"Apa susahnya mengatakan jika kau menyukai Sana? Aku bisa lihat jelas jika kalian berdua saling menyukai tapi kalian berdua memilih diam saja. Membuatku gemas saja."
"Aku ingin mengatakannya tapi aku sudah terlanjur mengatakan jika aku ingin mendekati Tzuyu melalui Sana."
"Maka sekarang kau harus berhenti melakukannya. Bagaimana jika mengajaknya bertemu dan kalian bisa bicara 4 mata?"
*
*
*Sana sudah berada di depan restoran yang Taehyung kirimkan alamatnya. Sebenarnya ia benar-benar takut berdiri di sana sebab dengan penampilannya saja, sudah sangat terlihat jika dirinya bukanlah orang biasa.
Ia menatap kaca besar yang ada di restoran itu, menangkap keberadaan Taehyung yang kini melambaikan tangan ke arahnya. Dengan cepat ia masuk dibanding tetap berdiri di luar seperti ini.
"Aku pikir kau tidak akan datang."
Sana hanya tersenyum untuk menjawab Taehyung. Masalahnya ia benar-benar canggung harus bicara seperti ini padahal biasanya ia memang sering bicara 4 mata dengan Taehyung.
"Lebih baik kau makan dulu." Taehyung mendorong sebuah piring pada Sana. Ini benar-benar seperti candle light dinner romantis dan Sana benar-benar melambung dibuatnya.
Aku benar-benar gugup sekarang.
"Tapi aku sedang diet," ujar Sana yang justru membuat Taehyung menyodorkan daging yang sudah ia potong, kepada Sana.
"Aku tahu. Tapi menurutku kau sudah cantik dengan berat badanmu saat ini. Lagipula managermu tak akan memarahimu."
"Tapi aku sungguh tidak bisa makan semalam ini."
"Daripada kau tidur kelaparan, lebih baik kau sekarang makan. Masalah berat badan, aku rasa itu bukan masalah besar. Kau sudah cantik dengan pipi yang sedikit chubby."
Sana berharap Taehyung tak melihat pipinya yang saat ini mulai memerah. Pernyataan Taehyung sungguh membuat ribuan kupu-kupu seolah sedang berterbangan dalam perutnya.
Meski ragu, Sana mulai memakan potongan daging yang Taehyung sodorkan padanya tadi.
"Kau boleh diet, tapi kau harus tetap menjaga pola makanmu. Tak masalah kau ingin makan apapun, kau bisa berolahraga setelahnya." Taehyung kembali berniat untuk menyuapi Sana. Namun Sana menunjukan pisau dan juga garpu di kedua tangannya.
"Aku bisa makan sendiri."
Taehyung sungguh merutuki dirinya saat ini. Seharusnya memang ia tak menyuapi Sana. Dari yang Nayeon katakan, ia yakin hal ini malah membuat Sana merasa sakit hati. Tapi ia yakin, setelah ia bicara jujur pada Sana, Sana tak akan lagi merasa sakit hati.
Keduanya kini diam, menikmati steak yang Taehyung pesan sebelumnya. Suara pisau ataupun garpu yang beradu dengan piring seolah menjadi alunan musik yang ikut menemani acara makan malam mereka berdua.
"Sana, aku ingin mengatakan sesuatu."
Sana yang masih sibuk memakan steak itu, langsung saja berhenti. "Katakan saja."
Sana yakin jika Taehyung ingin mengatakan ucapan terimakasihnya karena ia sudah membantunya dekat dengan Tzuyu. Bahkan Sana juga sudah memberikan nomor Tzuyu dan kelihatannya, Tzuyu mulai dekat dengan Taehyung karena gadis itu sering memegang ponselnya.
"Kau yakin tak akan terkejut?"
Apa Tae Oppa akan mengatakan jika dia melakukan backstreet dengan Tzuyu?
"Aku sangat yakin. Katakan saja," ujar Sana, berusaha tegar dan tak menangis jika seandainya yang Taehyung ucapkan adalah hal yang ada dalam pikirannya.
"Sebenarnya aku menyukai dirimu. Bukan Tzuyu. Aku memang pengecut karena berbohong dan mengatakan jika aku menyukai Tzuyu. Setiap saat aku selalu memikirkanmu, berharap jika dating-banmu akan segera berakhir. Tapi Sana, itu benar-benar tak pernah mengurangi rasa sukaku padamu. Bahkan aku merasa jika aku mulai menyayangimu."
Sana hanya membatu. Ia bahkan sampai mencubit pelan tangannya dan menampar pipinya, berusaha meyakinkan dirinya jika ini bukanlah mimpi.
Taehyung yang melihat Sana meringis, mulai mengusap pipinya halus. "Kenapa kau menampar dirimu sendiri? Ini bukan sebuah mimpi."
"Aku hanya terlalu terkejut saja."
"Tapi Sana, aku tak akan mengajakmu berkencan. Aku tak ingin karirmu berantakan. Jadi, tunggu sampai dating-banmu berakhir dan aku akan benar-benar mengajakmu berkencan. Ingat! Jangan terima cinta pria manapun sebelum aku."
TBC🖤
19 Oct 2020