"BERHENTI MEMBUATKU MARAH! APA KALIAN TIDAK PUNYA PEKERJAAN HINGGA TERUS MENGIKUTIKU?" Taehyung sudah tak terkendali lagi. Ia berniat untuk menemui Sana. Namun, sasaeng banyak tingkah itu sungguh membuat dirinya muak. Sudah cukup sampai di sini ia bersabar, ia tak mau mereka menyakiti Sana.
"Oppa, kau mau aku melaporkan ini? Membuat sebuah berita hingga kau tak akan mampu bahkan untuk melihat dunia?"
Taehyung melipat kedua tangannya. Ia tak goyah sama sekali. Lagipula agensi pasti mengatasi semuanya nanti. "Berhenti mencampuri urusanku. Ah ya, kau mau tahu siapa orang yang saat ini dekat denganku 'kan? Sana. Kau mau membocorkannya? Silahkan, aku sungguh tak peduli. Satu hal yang pasti, jika kau menyentuh Sana satu inchi saja, aku tak akan tinggal diam."
"Kau sungguh memilihnya dibanding penggemarmu?"
Taehyung tertawa paksa saat mendengar pertanyaan itu. "Lalu urusannya denganmu apa?"
Taehyung memang sudah sangat gemas pada ulah para sasaeng. Ia ingin hidup bebas setidaknya sebentar saja saat mendapat kesempatan untuk rehat. Namun, ia justru harus terus waspada hanya karena para sasaeng. Ia bahkan sampai berpikir. Haruskah ia berubah agar tak ada yang berani padanya lagi? Ia sungguh lelah dan memilih untuk menggunakan sikap dinginnya saat harus menghadapi para sasaeng.
"Jangan pernah berani muncul di hadapanku atau mengikutiku lagi." Taehyung segera masuk ke mobilnya. Ia menutup pintu dengan amarah yang sungguh hampir meledak. Ancaman sasaeng sungguh membuatnya muak.
Taehyung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia bersyukur karena tak ada yang tahu soal mobilnya sedikitpun kecuali para sasaeng. Itulah kenapa ia tak pernah mendapat masalah meski harus pergi untuk menjemput Sana.
Namun, Taehyung mulai melajukan kecepatan mobilnya dengan normal saat ia takut sesuatu justru terjadi pada dirinya. Akan sangat merepotkan jika ia melakukan kesalahan saat berkendara.
Taehyung melihat ke kanan serta kiri setelah tiba di parkiran menuju dorm Twice. Setelahnya, ia membuka seat belt-nya dan mengenakan pakaian serba tertutupnya untuk menemui Sana. Namun, saat ia akan turun, Sana justru sudah berlari menuju mobilnya.
"Oppa, kau menunggu lama?" tanya Sana, membuat Taehyung tersenyum lalu menggeleng.
Suara Sana sepertinya sudah sangat cukup untuk membuat suasana hati Taehyung kembali membaik. Hari ini Taehyung ingin mengajak Sana pergi. Entahlah, ia juga tak punya tujuan karena sasaeng tadi.
"Oppa, bagaimana dengan rambutku?"
"Kau tetap cantik. Ah ya, kenapa kau memotong rambut?"
"Aku? Hanya sedikit saja," jawab Sana kemudian memberikan kotak makanan pada Taehyung. "Kau pasti belum sarapan 'kan? Ini masih terlalu pagi."
Biasanya mereka memang akan bangun jam 10 pagi. Namun, karena rencana kencan mereka, Taehyung bangun jam 4 lalu pergi untuk menjemput Sana.
Hari ini seharusnya mereka berlatih untuk acara akhir tahun. Namun, rasa rindu yang sudah mereka tahan hampir satu tahun, membuat mereka memilih untuk pergi berkencan saja. Lagipula acara akhir tahun masih lama.
Mereka kini saling tatap alih-alih berangkat untuk memulai kencan mereka. Sepertinya berhubungan jarak jauh dalam waktu yang lama, membuat keduanya mulai menggila.
"Oppa, kau tidak memotong rambutmu?"
Taehyung tersenyum kemudian menggeleng. "Eotte? Aku terlihat lebih tampan, bukan?"
Sana terkekeh saat mendengar bagaimana Taehyung sangat percaya diri untuk memuji dirinya sendiri. Namun, ia akui jika Taehyung terlihat sangat tampan meski rambutnya dibiarkan memanjang.