SELAMAT MEMBACA KISAH LANGIT
Vote + komennya sangat membantu.
Mohon beri dukungan dan pastikan cerita Langit sudah masuk reading list favorit kalian :-)
****
Langit tidak sadar sejak kapan Arin menjauh dari kehidupannya, mungkin sejak Langit selalu mendesaknya pergi. Langit tidak tahu sejak kapan Arin mulai menyukainya, mungkin saat ini Langit penasaran bahwa perasaan Arin masih tertambat padanya atau tidak. Benar-benar hanya satu masalah itu yang ada di pikiran Langit. Hanya satu orang itu yang berhasil membuat Langit tak seperti biasanya dan orang itu adalah Arin.
"Dia udah bahagia kali," ucap Langit berpikir.
"Siapa?" sahut Gerka menoleh ke arah Langit saat melihat sahabatnya itu tampak melamun memikirkan sesuatu.
"Arin," jawab Langit.
"Dia udah bahagia kali. Sama lo adanya cuma makan hati terus, kek gue," ceplos Gerka meratapi nasibnya yang selalu diabaikan Langit.
"Bagus dong, kan itu tujuan gue nyuruh Arin buat pergi. Arin nggak mungkin bahagia sama gue kan, Ger, meskipun gue berusaha keras buat bahagiain dia." Ada nada sedih yang terselip dalam ucapannya.
"Pesimis lo! Lo aja belum berjuang goblok! Jadi lo itu beneran suka sama Arin atau enggak?!" Gerka merespon dengan lambat layaknya siput.
"Cinta," jawab Langit kemudian sambil melamun dengan tatapan kosong.
"Ajak pacaran gih, pasti Arin bakal seneng cintanya nggak bertepuk sebelah tangan lagi dan lo akan berhasil bahagiain dia."
"Orang yang Arin cinta akan kalah dengan orang yang bikin Arin nyaman."
"Anan maksud lo?"
"Mungkin."
"Ya elah! Saingan lo saudara lo sendiri?" tanya Gerka lalu tertawa puas mengejeknya.
"Udahlah, cukup Hilda aja gue kehilangan dia. Gue nggak mau kalau suatu saat gue dimiliki Arin, gue akan kehilangan dia juga. Gue belum siap."
"Tapi secara nggak langsung lo kehilangan Arin karena lo udah biarin dia pergi."
"Nggak pa-pa. Saat ini gue emang belum pantes buat Arin," jawab Langit menarik sebuah senyuman palsu.
"Kenapa lo malah ngomongnya ke gue? Ya lo ngomong ke Arin lah, Arin nggak akan tau kalau lo ngomong ke gue. Ngomong ke Arin gih, siapa tau masih ada kesempatan buat lo."
"Enggak akan ada. Insting cewek tuh kuat, anggap aja Arin dengar dan ngertiin gue."
"Dih! Sadboy lo, ngenes. Entar gue yang bilangin deh, kalo lo nggak berani. Dasar pengecut!" seru Gerka saat Langit tiba-tiba pergi dari hadapannya. Entah pergi ke mana.
📖📖📖
Sejak kepergian Hilda itu Arin sudah tidak tau kabar baiknya Langit. Ujian sudah terlewati, lulusan sebentar lagi. Arin sudah tidak melihat kedatangan Langit lagi di sekolah. Jujur Arin rindu. Bagaimanapun, sekeras apapun Arin berusaha melupakan Langit, Arin tetap tidak akan bisa. Itu akan sulit untuknya.
"Gi, kak Langit sakit. Tadi gue dapet kabar dari kak Gerka," curhat Arin kepada Gia saat istirahat berlangsung.
"Pulang sekolah temui gih, jenguk dia," sahut Gia mengunyah makanannya.
"Kalo gue diusir gimana?" tanya Arin takut.
"Coba aja dulu."
"Tapi gue takut kalo kak Langit nggak menerima keberadaan gue, Gi." Raut wajah Arin berubah lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT [OPEN PRE-ORDER]
Teen Fiction"KOK, SEMALEM GUE MIMPI SAYANG SAMA LO, YA?" ~Arin "Jangan berharap, atau lo malah terluka nantinya." ~Langit Dia Langit. Langit terlalu jauh digapai Arin. Sikapnya yang dingin membuat Arin harus mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mengatakan b...
![LANGIT [OPEN PRE-ORDER]](https://img.wattpad.com/cover/196466627-64-k403761.jpg)