Bab 45| Hope
Selamat membaca kisah Langit
°°°
"Kak, jatuh cinta sama seseorang itu salah nggak sih?" tanya Arin kepada Langit.
Hujan turun sejak pulang sekolah tadi. Langit yang biasanya menunggu sekolah sepi terlebih dahulu harus terjebak hujan bersama Arin. Keduanya sedang duduk di kursi yang tersedia di depan kelas menatap derasnya hujan. Langit yang sejak tadi terdiam menghela napas lalu melempar pandangan ke arah Arin. Menatap perempuan itu sebentar lalu berpikir sejenak untuk menjawabnya.
"Enggak, setiap orang berhak mencintai dan setiap orang berhak untuk dicintai. Jatuh cinta sama seseorang itu nggak salah," jelas Langit.
Arin ternganga mendengar rentetan ucapan Langit. Seperti tidak menyangka jika cowok itu memiliki banyak kosa kata yang diucapkan kepadanya. Benarkah ini yang berbicara Langit Argiosi? Cowok cuek yang selalu bersikap dingin kepadanya. Meski Arin merasa senang, kini raut wajah Arin berubah datar dan kosong.
"Tapi kenapa Kak Langit selalu melarang aku buat jatuh cinta sama Kak Langit?" tanya Arin merasa sedih.
"Gue nggak larang lo jatuh cinta sama gue, semua terserah lo. Gue cuma larang lo berharap sama gue, itu aja."
"IYA TAPI KENAPA?" Suaranya bercampur dengan hujan deras yang ikut menyuarakan isi hatinya. Selama ini Arin hanya diam. Dia hanya menerima meski hatinya menolak. Arin terlalu jatuh begitu dalam. Justru perasaan itu muncul saat Langit mengatakan bahwa dia tak perlu berharap padanya. Arin ingin tau dengan jelas sejelas-jelasnya apa maksud Langit.
"Lo mau tau kenapa?" tanya Langit kepada Arin. "Jawabannya ada pada di diri lo sendiri."
"Maksud Kak Langit?"
Arin bingung dengan apa yang dimaksud Langit. Dia sungguh tidak tahu dan ingin tau maksud Langit yang sebenarnya. Arin cukup kesal saat berbicara dengan cowok itu tak pernah gamblang untuk mengatakannya.
"Nggak ada," jawab Langit menyembunyikan.
"Beneran aku nggak tau maksud Kak Langit itu apa. Waktu itu Kak Langit cuma bilang kalo aku bakal terluka nantinya. Maksudnya gimana sih, Kak? Aku sama sekali nggak ngerti."
"Itu lo tau jawabannya."
"Seriusan aku nggak paham," ujar Arin masih bingung.
"Kalo lo berharap sama gue, lo belum tentu bahagia nantinya. Harapan itu cuma egois Rin, lo akan memperjuangkan apa yang namanya harapan. Seenggaknya gue nggak mau lo memperjuangkan harapan yang akhirnya hanya sia-sia," ucap Langit menatap sepasang mata Arin. Menyelami matanya begitu dalam hingga Arin mengerti dengan maksud Langit. Arin mengangguk bersama senyum palsunya.
"Gue ngerti, tapi kenapa lo harus peduli sama gue? Terluka atau enggaknya gue, tercapainya atau enggaknya harapan gue, setidaknya gue berhak memperjuangkan harapan gue sendiri."
"Terserah lo!" pasrah Langit tidak mau berdebat lagi.
Arin memang keras kepala menurutnya. Langit tak akan memaksanya lagi jika itu sama halnya dengan apa yang diharapkan Arin. Sia-sia. Langit hanya perlu melihat seberapa lama Arin bertahan nanti. Hujan mulai reda, tapi Arin mengatakan sesuatu yang mampu membuat Langit tetap bertahan dan mengurungkan niatnya untuk pergi.
"Coba lo lebih jujur sama diri sendiri. Lo nggak usah peduliin orang lain seperti yang lo lakuin ke gue saat ini, lo bisa?"
Langit diam tidak menjawab.
"Kalo gue emang orang yang nggak terlalu penting di kehidupan lo, nggak mungkin lo sampai segitunya mikirin perasaan gue bakal gimana nantinya. Lo emang cuek Lang, tapi kadang terlalu peduli," ucap Arin.
Langit masih diam membiarkan Arin berbicara sesuai apa yang dia inginkan. Langit akan menjadi pendengarnya untuk kali ini.
"Sama halnya Anan yang terlalu peduli sama lo meski caranya beda," lanjut Arin membuat Langit mengernyit karena Arin membicarakan Anan.
"Anan nembak Kak Shea meski Anan tau lo lagi deket sama dia dan akhirnya Anan diterima. Sebenarnya Anan cuman buktiin ke lo kalo Kak Shea itu nggak bener-bener sayang sama lo. Waktu itu gue pernah dengar kalo Kak Shea beneran ada perasaan sama lo. Tapi kemudian, kemarin Kak Shea jadian sama Kak Leo itu udah buktiin kalo Kak Shea emang nggak pernah tulus sayang sama lo," ujar Arin.
Arin juga baru mengetahui itu waktu Arin putus dengan Anan. Cowok itu berbicara panjang lebar saat mengantarnya pulang setelah mengantar Hilda di rumah cowok itu. Arin baru mengetahui sisi lain dari seorang Anan meski kadang cowok itu tetap menyebalkan di matanya.
Apa yang dilakukan Anan itu semua ada alasannya.
"Gue tau, termasuk Anan ngajak lo jadian."
Nah, untuk soal ini Arin tidak tahu menahu dan masih penasaran sampai sekarang. Pasalnya Arin sama sekali tidak ada kaitannya dengan Langit. Jadi untuk apa Anan memperalat dirinya?
"Gue cuma dipaksa," elak Arin. "Awalnya gue mikir kalo Anan bisa putus dari Kak Shea lo bisa berjuang kembali dapetin hatinya. Ternyata lo malah pasif dan cuma diem aja," sambungnya. Langit terkekeh mendengarnya.
"Ternyata lo juga sama. Terlalu peduli sama orang lain sampai nggak mikirin diri lo sendiri," ucap Langit sukses membuat Arin ternganga dan diam setelahnya.
"Gue nggak bisa berjuang dapetin hati lo. Gue cuma berharap gue bisa berjuang buat kebahagiaan lo."
"Bodoh," komentar Langit membuat Arin cemberut dengan mata berkaca-kaca. Hal itu tidak membuat Langit iba justru cowok itu tersenyum tulus kepada Arin.
"Kenapa Anan minta jadian sama gue? Apa itu juga ada hubungannya sama lo?" tanya Arin ingin tau.
Langit diam tidak menjawab. Mulutnya terkunci rapat-rapat. Tatapan matanya lurus menatap Arin. Udara seusai hujan reda terasa dingin, pasti perempuan itu juga sedang kedinginan. Langit segera melepas jaketnya dan memberikannya pada Arin.
"Jaketnya lo pake gue mau pulang," kata Langit mengindari ucapan Arin.
"Lo pasti tau jawabannya kan?" tanya Arin tidak menyerah.
Langit yang sudah berdiri dan hendak pergi terpaksa mengurungkan niatnya dan berbalik badan menghadap ke arah Arin.
"Gue nggak tau caranya mulai Rin, gue terlalu takut dengan akhir. Meski sekarang gue bisa liat dengan jelas gimana akhirnya, tapi gue masih nggak yakin."
Setelah mengatakan itu Langit berlalu pergi meninggalkan Arin yang masih terbengong meresapi setiap kata yang dilontarkan Langit. Arin masih tidak paham dengan maksudnya. Langit tidak pernah mengatakannya secara jelas.
📖📖📖
VOTE DAN KOMENNYA SANGAT MEMBANTU. MOHON BERI DUKUNGANNYA.
GIMANA NIH UNTUK PART INI?
MENURUT KALIAN GIMANA?
MASIH LANJUT?
KOMEEEN NEXT DOOONGG ...!!!! BIAR TAU SIAPA AJA YANG MAU CERITA INI NEXT
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA INI SAMPAI PART INI.
SEE YOU NEXT PART
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT [OPEN PRE-ORDER]
Teen Fiction"KOK, SEMALEM GUE MIMPI SAYANG SAMA LO, YA?" ~Arin "Jangan berharap, atau lo malah terluka nantinya." ~Langit Dia Langit. Langit terlalu jauh digapai Arin. Sikapnya yang dingin membuat Arin harus mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mengatakan b...
![LANGIT [OPEN PRE-ORDER]](https://img.wattpad.com/cover/196466627-64-k403761.jpg)