48. Far Away

710 74 8
                                    

Selamat membaca kisah Langit

PASTIKAN LANGIT SUDAH MASUK READING LIST FAVORIT KALIAN!!!

BAB 48| Far Away

"Dengan siapapun kamu di sana. Semoga kamu selalu bahagia—" Langit Argiosi.

****
A

rin cukup tau diri untuk tidak menggangu hidup Langit lagi. Setidaknya itu yang bisa Arin lakukan untuk sisa harga dirinya yang masih ada. Setidaknya Arin cukup mengerti; bahwa berharap tak selamanya memiliki akhir seperti apa yang kita inginkan. Setidaknya Arin masih baik-baik saja walau itu akan sulit untuknya.

"Lo ngapain di sini?"

Saka datang membawa sebotol air mineral dan menyerahkannya kepada Arin. Cewek itu mendongak lalu menerimanya. Saka duduk di sebelah Arin. Menatap pemandangan di depannya dari rooftop sekolah. Tempat yang sering Arin kunjungi saat dia butuh sendiri. Namun, kali ini Saka datang karena tidak betah dengan sikap diam Arin. Cowok itu tidak akan membiarkan Arin sendiri lagi.

"Masih mikirin Langit?" tanya Saka.

"Deket nggak bisa. Berharap nggak boleh. Sekarang gue mikirin dia aja juga nggak berhak?" balik tanya Arin setengah membentak.

"Gue cuma nanya," bela Saka. Merasa tersinggung dengan reaksi Arin.

"Terus lo berharap gue jawab apa?!"

"Kok, lo marah sih? Gue kan cuma nanya. Gue salah?"

"Gue pengen sendiri," balas Arin tak mau menatap depan.

"Gue tau, lo nggak pernah butuh gue. Selamanya juga bakal gitu kan? Kalimat lo itu cukup bikin gue sadar kalo kesempatan nggak akan pernah ada buat gue. Seenggaknya gue juga tau diri. Berharap lo emang pernah suka sama gue itu mustahil."

"Kenapa sekarang jadi lo yang marah?" tanya Arin bingung.

"Lo terlalu fokus berjuang dapetin hatinya, Rin. Kapan lo akan tau kalau gue juga berjuang di belakang lo?"

"Hah?! Maksud lo apaan sih, Ka? Nggak lucu tau nggak?!" Arin mengerutkan kedua alisnya.

"Lucu? Perasaan gue emang sebercanda itu ya buat lo?"

"Ya lo aneh," jawab Arin ikut berdiri saat Saka berdiri di depan Arin.

"Iya, cuma orang aneh kayak gue yang berharap lo bakal ngerti tanpa perlu gue ngasih penjelasan."

"Gue nggak bisa nebak isi hati orang. Kalo lo pengen gue ngerti, ya lo ngomong. Kenapa sekarang lo jadi aneh gini, sih?!"

"Ada hubungan apa lo sama Anan?"

"Hah?! Anan? Tadi aja lo nanyain gue tentang Langit, kenapa sekarang jadi bahas Anan?"

"Karena lo sukanya sama Langit tapi kenapa lo pelukannya sama Anan?"

"KARENA LO NGGAK PERNAH ADA SAAT GUE BUTUH. PUAS?! Bukannya gue nggak pernah butuh lo, Ka, tapi sikap lo yang kadang bikin gue bingung. Nggak ngerti lagi gue sama lo."

"Jadi di sini gue yang salah? Sekarang lo yang ngerasa jadi korban?" Saka tidak terima atas ucapan Arin.

Cewek itu menganga tidak percaya akan pertanyaan Saka kepadanya. Arin menatap lurus ke manik mata Saka begitu lama hanya untuk mempelajari situasi apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka. Arin tak pernah merasa seperti ini sebelumnya kepada Saka. Sikapnya kali ini benar-benar tak bisa membuat Arin mengerti sampai-sampai Arin kehilangan kata-kata untuk membalasnya. Rasanya Arin mau menyangkal pun akan percuma. Saka bersama ego tingginya.

LANGIT [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang