01. Kunci Motor

3K 162 1
                                    

Hari ini pertama kalinya Arin masuk sekolah setelah liburan kenaikan kelas. Seperti biasa, dia selalu berangkat bersama teman kecilnya.

Tin! Tin! Tinnn...!!!

"Awas...!"

Pengendara sepeda motor berseragam putih abu-abu baru saja hampir menabrak segerombol siswa pejalan kaki saat memasuki gerbang sekolah hingga gerombolan itu terbelah menjadi dua bagian demi menyelamatkan diri sambil memaki si pengendara.

Beberapa dari siswa itu masih berseragam SMP yang artinya mereka adalah peserta didik baru dan pagi ini mereka akan mengikuti kegiatan MOS.

"SAKA!!!"

Teriakan yang memekakkan telinga itu mampu menghentikan sepeda motor berupa Vespa Sprint kepunyaan Saka hingga orang yang berada di belakangnya terdorong ke depan menabrak punggung Saka.

Cowok dengan perawakan rata-rata dan mempunyai wajah standar Indonesia itu kini berdiri melepas helmnya kemudian berlari ke arah sumber suara.

Arin yang ditinggal dalam keadaan mesin motornya masih hidup berteriak memanggil teman kecilnya yang tidak menghiraukannya lagi. Dia benar-benar kesal setengah mati.

"Saka motor Lo beneran gue bakar!" teriak Arin keras bahkan ototnya sampai terlihat.

"Udah lo gas aja, tinggal parkir!" balas Saka berteriak kemudian menghilang di belokan kelas.

Arin berdecak sebal kemudian menarik gas secara asal sambil menutup matanya. Bodoh amat kalau sampai Arin menabark orang yang menghalau jalannya.

"Awas....!"

Brukkkkk

Nah, kan? Sudah diprediksi Arin kalau dia bakalan jatuh, karena dia memang tidak berpengalaman dalam mengendarai motor. Beneran sialan, saat ini Arin menjadi tontonan gratis meskipun sebagian dari anak-anak khawatir akan keadaannya.

"Lo jatoh?"

Arin berusaha berdiri dengan sisa tenaganya. Mungkin ini tidak terlalu sakit saat Arin melihat siapa orang yang berusaha membantu Arin berdiri menolongnya. Dia adalah kapten basket angkatannya yang menjadi bintang lapangan.

"Lo nanya?" sewot Arin berubah galak kalau saja si kapten itu tidak menanyakan sesuatu yang pasti.

Jelas saja Arin merasa tersinggung karena pertanyaan cowok itu seperti sindiran meskipun tak urung remaja berjaket belel itu menolong Arin.

Awalnya sih terasa sakit, tetapi melihat pangeran dadakan kayak gini seketika luka Arin mengudara begitu saja. Hilang entah ke mana. Walaupun sebagiannya lagi, Arin merasa sedikit kesal karena pertanyaan tidak berbobot itu.

"Perlu ke UKS?"

Arin mengangguk, tiba-tiba saja rasa sakitnya terasa. Lumayan kan, dapat perhatian dari cowok most wanted di Angsana High school. Dalam batin Arin bersorak-sorak gembira.

"Pergi sendiri," ucap cowok itu acuh tak acuh, sedangkan Arin sendiri langsung melongo melihat reaksi cowok sialan itu membuang muka hendak berlalu pergi. Seperti diterbangkan tinggi ke langit seribu kemudian dijatuhkan ke dasar samudra. Arin Bener-bener sakit hati.

"Gue gak butuh bantuan lo!" bentak Arin tidak dapat mengontrol diri. Ada, ya! makhluk seburuk itu di AHS? Pokoknya Arin akan membuat daftar orang terlaknat di AHS dan salah satunya si kapten basket sialan itu.

"Tadi udah gue bantuin." Sempat-sempatnya cowok itu berbalik lagi. "Tuh! motornya juga udah gue parkir." Tunjuknya ke arah motor yang terparkir beberapa langkah dari posisi Arin saat ini.

Antara terimakasih atau mau memaki, Arin hanya membuat cakaran di udara seolah-olah cowok itu mangsa yang siap dikerkam.

"Bodo amat," sungut Arin kesal lantas meletakkan helm ke kaca spion lalu berjalan menjauh dari parkiran yang berada di sisi gedung kelas sebelas.

📖📖📖


Langit berjalan keluar kelas sambil menenteng helmnya. Hampir saja Langit telat sehingga dia terburu-buru masuk kelas dan melupakan helmnya yang masih menutupi kepalanya.

Walaupun dia tengsin setengah mati, dia tetap menjaga image-nya dan bersikap sok berwibawa bahwa yang dia lakukan beberapa menit lalu bukanlah hal konyol untuk ditertawakan.

"Goblok! Lo tuh kalau bego, gue jadi heran kalau Lo beneran manusia."

Langit hanya melirik sinis menanggapi Gerka yang terus menertawakannya, sedangkan Gerka semakin mengeraskan tawanya melihat ekspresi Langit layaknya Angry bird yang diserang babi.

"Udah?"

"Dengerin ya," ucap Gerka meredakan tawanya kemudian merangkul Langit. "Kalau Lo mau ngelawak, jangan pakai tindakan. Bukannya lucu lo malah keliatan bego."

Langit mendecak kemudian meletakkan helmnya di atas tangki motornya. Sesuatu menarik perhatiannya ketika melihat kunci dengan gantungan putri duyung masih tertancap di lubang kunci sepeda motor yang bersebelahan dengannya.

Untung saja Gerka sudah pergi ketika pacarnya memanggilnya tadi sehingga Langit bisa mengambil kunci motor milik Saka si kampret sialan itu.

"Langit!"

Dengan gerakan gesit Langit memasukkan kunci motor itu ke dalam sakunya dengan gerakan asal ketika mendengar suara yang memanggilnya.

"Ngapain masih di sini? bentar lagi sambutan ketua OSIS, cepetan Lo ke aula."

Langit mengangguk. Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, dia berjalan ke arah aula sesuai perintah Elna si wakil ketua OSIS.

📖📖📖

Ya betulah Langit... sok cool aslinya juga bego-bego bangsat😂✌

LANGIT [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang