43. smile for me

916 74 2
                                    

Selamat membaca kisah Langit

***

"Aneh nggak sih? Cinta pertama Arin itu Saka, yang sekarang Arin sukai Langit, tapi yang pacaran sama Arin Anan? Hidup lo serumit itu Rin?" tanya Gia menoleh ke arah Arin.

Saat ini Arin, Hanin dan Gia sedang mengerjakan tugas sekolah di rumah Hanin. Gia ikut membantu mengerjakan tugas mereka sambil bermain, tapi perempuan itu malah membahas masalah Arin yang menurutnya memang menarik untuk dibahas.

"Nggak usah bahas gue mulu kenapa sih? Hobi banget lo sekali-kali Hanin tuh nganggur," kata Arin menyarankan.

"Males ah ngomongin cewek yang keliatan polos tapi fakegirl," jawab Gia melirik Hanin.

"Lo ngomong gitu tega banget sama gue Gi," kata Hanin kepada Gia. Tidak terima dengan ucapan Gia.

"Gue ngomong sesuai fakta aja," jawab Gia menjulurkan lidahnya.

"Jahat lo nenek lampir!" ledek Hanin.

"Lo ibunya nenek lampir," sahut Gia.

"Ogah punya anak kayak lo!" balas Hanin melempar penghapus dan berhasil mendarat di kepada Gia.

"Aduh! Sakit bego! Kira-kira dong bisa benjol nih kepala." Gia mengaduh kesakitan.

"Biarin! Biar kayak alien benjol, benjol!"

"Heh! Ribut aja lo berdua," lerai Arin. "Ini rumusnya gimana Han? Gue ngerjain sesuai rumus yang lo kasih tapi hasilnya nggak ketemu-ketemu, gimana nih?" Arin memperlihatkan tugasnya kepada Hanin. Cewek itu menerimanya dan memeriksa kerjaan Arin.

"Sesat Rin kalo lo minta diajarin Hanin yang ada nilai lo minus nggak ada yang bener, salah semua!"

"Diem lo Gi," kesal Hanin. "Dasar tamu nggak punya sopan santun."

"BODO!" Gia kemudian merebahkan tubuhnya di atas karpet berbulu. Menatap langit sambil berangan-angan.

"Pergi aja Gi, ganggu!" kesal Hanin.

"Lo ngusir gue?"

"Enggak," jawab Hanin cengengesan. "Nggak berani," kekehnya.

"Udah apa jangan ngobrol terus, nunggu tugasnya kelar dulu baru deh lo ngomong panjang kali lebar kali tinggi kali miring terserah yang penting ini tugas selesai dulu," kata Arin mulai jengah.

"Ya udah mana Rin biar gue aja yang ngerjain. Cuma ngerjain satu soal gitu aja dari tadi nggak selesai-selesai," omel Gia merebut buku tugas dari tangan Arin dan mulai mengerjakan dengan serius. Arin mengamati pekerjaan Gia, sedangkan Hanin sendiri bergumam menyanyi sambil makan beberapa cemilan.

"Eh Rin, sini deh liat. Ini kak Shea buat spanchat lagi jalan sama Kak Leo," beritahu Hanin kepada Arin. Gadis itu menyodorkan ponselnya kepada Arin.

"Mana sini liat." Gia langsung nimbrung. "Gila nih cewek, pantesan aja putus dari Anan kak Langit nggak terus ngejar Shea lagi. Pasti udah tau sifatnya Shea kali makanya Langit nggak tertarik sama dia," kata Gia menyimpulkan.

"Jangan ngomong gitulah Gi, kita tuh nggak tau kebenarannya kayak apa. Jadi jangan suka nyimpulin sesuatu yang keliatannya masih abu-abu," ucap Arin kepada Gia.

"Lo emang keliatan polos apa emang naif sih Rin? Kadang gue nggak ngerti apa yang ada di hati lo dan cara kerja otak lo gimana," ujar Gia.

"Alhamdulillah normal. Lo gak usah peduliin gue Gi, gue nggak masalah sama pilihan gue sendiri."

LANGIT [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang