50. Kehilangan

742 62 5
                                    

Bab 50| Kehilangan

Selamat membaca kisah Langit!!!

SELAMAT MEMBACA KISAH LANGIT
PASTIKAN LANGIT SUDAH MASUK READING LIST FAVORIT KALIAN.
JANGAN LUPA VOTE DULU CERITA LANGIT DARI AWAL SAMPAI BAGIAN INI.

****

Hal apa yang paling Langit sesali selama hidupnya? Hal yang paling Langit sesali adalah dia tidak berusaha melakukan sesuatu yang harusnya dia lakukan. Sesuatu yang dia pikirkan berulang-ulang tapi tidak pernah terealisasikan. Bahkan, dia tidak sadar bahwa perlahan waktunya hilang dan dia tidak dapat merubah keadaannya sedikitpun.

"ANJING! fungsi HP lo buat apa goblok?!"

Terdengar umpatan kasar penuh emosi itu terselip nada bergetar menahan isak tangis di dalamnya. Langit yang baru saja keluar dari ruangan ujian dan mengambil ponselnya dari dalam tas tersentak kaget saat Saka datang dan membanting ponselnya secara tiba-tiba. Penampilan Saka tampak berantakan dan kacau, ditambah lagi ada bercakan darah di bajunya semakin membuat Langit bingung bukan kepalang.

"Ada masalah apa lo sama gue?" sahut Langit bernada dingin mencoba bersikap tenang.

Saka mengeraskan rahangnya menandakan bahwa emosi yang bergejolak di dalam tubuhnya seakan membisikkan dia untuk segera menghabisi satu manusia di depannya itu secara membabi-buta. Saka marah pada dirinya, benar-benar marah dan tidak tau lagi dengan siapa dia harus melampiaskannya saat Saka diingatkan kembali oleh kejadian beberapa menit lalu saat dia melihat orang yang dia sayang mencoba mengakhiri hidupnya tepat di depan matanya.

"Kakak macam apa lo yang adiknya sakit ngemis-ngemis buat pengen ketemu, tapi lo cuma diem. KAKAK MACAM APA LO YANG NGGAK TAU KALO ADIKNYA NYOBA BUAT BUNUH DIRI DAN SEKARANG LAGI SEKARAT!!!"

"Gue nggak ngerti apa yang lo omongin," balas Langit tidak percaya dan berusaha tetap tenang.

"KENAPA LO MASIH HIDUP DI SINI ANJING?!"

Satu kalimat itu mampu menampar Langit dengan telak. Seakan kenyataannya menegaskan bahwa Langit memang tidak ada gunanya hidup di bumi ini. Dia tidak diterima keberadaannya di sini.

"Lang, baru aja gue dapat kabar dari bokap gue. Katanya adik lo udah nggak ada," beritahu Leo menghampiri Langit dengan perasaan penuh rasa penyesalan mengingat apa yang dilakukan Leo kepada Hilda akhir-akhir ini.

"Lo berdua aneh," balas Langit tidak terlalu menanggapi.

Langit bergerak mengambil ponselnya yang jatuh tergeletak di atas lantai. Untung saja ponselnya masih dalam keadaan utuh. Langit membuka kunci layar ponselnya seketika Langit terdiam membaca puluhan notifikasi yang masuk di salah satu aplikasi pesannya dan beberapa panggilan masuk tak terjawab.

Hilda
Kak, kenapa chat Hilda cuma dibaca aja?

Hilda
Kak, Hilda kangen.

Hilda
Aku udah di depan kostan kak Langit. Beneran nggak mau nemuin Hilda lagi, nih, kak? Bentar aja kok. Keluar ya....

Hilda
Kak, Hilda sakit dan ngga ada yang nemenin Hilda. Mau makan rasanya hambar.

Hilda
Kak Langit semangat ujiannya ya. Semoga hasilnya memuaskan.

Hilda
Pengen cerita tapi nggak tau mau cerita ke siapa:'(

Hilda
Semoga Kak Langit selalu bahagia.

Hilda
Hilda capek kak....

LANGIT [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang