Terhitung nyaris setahun lebih aku tak melihat wajahmu setelah luka yang sempat aku peroleh karena berjuang guna meraih dirimu waktu itu.
Tangisan sia-sia yang dulunya aku perlihatkan, kini telah berganti dengan sebuah tawa lepas.
Awalnya kupikir akan lebih baik kalau ketidakbahagiaan datang padamu, namun setelah semua berlalu aku menyadari bahwa aku mengharapkan kau juga bahagia setiap waktu. Tanpa drama di mana kau datang memohon padaku untuk kembali, pastinya.
Lantas, aku menyadari bahwa luka yang dulu tak seharusnya selalu kujadikan sebagai tolok ukur untuk kehati-hatianku di masa kini. Ah, tidak apa-apa. Memang beginilah resiko kalau berani bermain-main dengan cinta.
Bengkulu, January 7th 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta, Kita Semua Bodoh dan Buta
Short StorySebuah coretan tentang kita dari sudut pandang yang berbeda, perihal lembaran kisah yang pernah terkoyak oleh kebodohan dan hancur oleh hujan air mata. Mungkin kau tak akan suka cerita ini, aku pun tak berharap kau akan membaca apa yang ada di kepal...